Delon dan Justine melirik kearah seragam yang dikenakan oleh Livia dan Ana. Memang benar, Livia dan Ana menggunakan seragam lengan pendek berbalut almamater dengan rok berwarna abu abu.
Seragamnya gitu yah,, seragamnya bukan visualnya yah^^
"Eh iya yah, sorry Liv, soalnya kita gak tau. Biasanya kan juga kalian pakek celana ke sekolah jadi kita pikir kalian pake celana juga" Tukas Delon meminta maaf pada Livia dan Ana.
"Huft, yaudahlah lepas almamater kalian" Titah Livia pada Delon dan Justine.
Justine dan Delon saling melirik. Mereka menatap seakan bertanya, 'Untuk apa'. Seperti itulah.
"Gak usah saling lirik gitu. Gue suruh kalian buka itu supaya gue sama Ana bisa pake pas naik ke motor. Biar rok kita gak terbang terbang keterpa angin" Jelas Livia memutar bola mata malas.
Delon dan Justine pun mengangguk dan melepaskan almamater kebanggaan sekolah mereka, untuk di gunakan oleh tuan putri mereka.
Livia menggunakan almamater milik Delon, sedangkan Ana mengenakan almamater milik Justine. Setelah itu Ana dan Livia pun di bonceng oleh Delon dan Justine ke markas mereka.
Mereka memasuki sebuah rumah atau tepatnya seperti sebuah mansion mewah, dengan interior eropa klasik. Dengan tulisan WINGS berlogo dua sayap yang berbeda warna, yang tercetak jelas di dinding bagian depan mansion itu.
Mansion itu adalah markas dari geng Wings. Gangster yang di bangun oleh Livia dengan jerih payahnya sendiri.
Mulai dari titik nol, hingga kini gengster itu menjadi salah satu geng yang paling di segani di dunia. Sebab geng itu cabangnya sudah meluas, dan bukan hanya di Indonesia saja.
Geng itu memiliki sekitar 700 anggota di setiap cabangnya. Dan dari semuanya, jika di jumlah kisaran 5.600 anggota. Di tambah dengan tim inti yang berjumlah 15 orang.
Anggota inti dari geng ini adalah orang kepercayaan dan orang yang dekat dengan Livia sendiri.
Anggota inti yang ada di Indonesia hanya ada 3 orang saja, dan sisanya mengurus cabang cabang geng itu di luar negri.
Ana, Erza dan Teo adalah anggota inti yang berada di Indonesia.
"Eh Tio, Erza. Kalian kok ada di sini? Gak sekolah kalian? Bolos lagi iya? Ini lagi apaan, kenapa ruangan kita aromanya jadi penuh bau asap rokok sama minuman beralkohol gini!" Bentak Livia pada Erza, dan Tio.
"I,, itu Liv" Gumam Erza mencoba berbicara.
"Itu apa?! Gue gak mau tau, pokoknya hilangin bau ini semua dalam sepuluh detik. Kalau gak gue hukum kalian" Tukas Livia seraya meninggalkan ruangan itu.
Livia cukup sensitif dengan bau bau seperti asap rokok berlebihan dan minuman beralkohol. Karna itu, ia melarang dengan sangat keras anggota gengnya untuk melakukan kegiatan seperti itu dalam mansion atau markas mereka.
Livia membiarkan mereka merokok dan meminum minuman beralkohol, tapi hanya sampai batas wajar. Jika anggotanya sudah melebihi batas mereka, maka Livia juga akan marah.
Erza dan Tio menatap Ana dengan tatapan memohon, agar dirinya mau membantu mereka membujuk Livia agar memaafkan mereka. Namun Ana hanya menatap dengan tatapan tidak berprasaan pada mereka berdua, kemudian meninggalkan mereka.
Ana tau, kalau kali ini Erza dan Tio lah yang bersalah memang. Jadi dia tidak bisa membantu apa-apa, sebab memang sejak dulu Livia sudah memberitahukan tentang aturan ini. Dan dengan bodohnya Erza dan Tio malah melanggarnya.
"Urus sendiri" Ujar Ana seraya meninggalkan Erza dan Tio.
☆☆☆☆
Jumlah kata, 521 kata
Tanggal publis 05 Juni
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Novel [TAMAT]
Teen Fiction[TAMAT] FOLLOW SEBELUM BACA! Aulia, gadis yang sangat tertekan oleh keluarganya. Keluarga Aulia, selalu menuntut dirinya untuk menjadi yang terbaik, dalam hal apapun. Selalu menjadi yang pertama, adalah moto hidup dari Aulia karna keluarganya. Pad...