38,,Pernikahan°

11.6K 1.1K 15
                                    

"Semoga apa yang kamu bilang bener Bastian, karna kalau itu gak bener. Aku bener-bener bakal ninggalin kamu" Batin Aulia menatap kearah jalan raya yang padat.

Selesai dengan percakapan itu, mereka pun kembali bersama, Bastian mengantarkan Aulia ke gedung studio dimana Aulia akan melakukan pemotretan.

»»——⍟——««

Hari ini, Aulia dan Bastian akan melakukan acara pernikahan mereka. Namun perasaan Aulia sedari pagi terasa tidak enak.

Seperti ada sebuah perasaan gelisah bercampur khawatir yang melanda nya.

Gadis cantik, yang tak lain adalah Aulia, itu sedang terduduk manis di depan meja rias besar yang terletak di dalam kamar mewah bercat putih, lengkap dengan hiasan bunga mawar putih di setiap sudutnya.

Mengapa mawar putih bukannya merah? Jawabannya, karna Aulia lebih suka mawar putih dari pada mawar merah.

"Mah,, perasaan Aulia gak enak Mah. Kayak ada yang janggal" Ungkap Aulia pada Berlian, Mamah Aulia.

Berlian mengusap usap pelan pucuk kepala Aulia, berusaha menenangkan sang putri.

"Tenang aja sayang, gak akan terjadi apa apa. Itu cuman perasaan kamu aja, karna kamu gugup" Jelas Berlian pada Aulia.

Aulia mengangguk mengerti, namun walau seperti itupun, hatinya tetap tidak ingin di ajak kompromi.

Beberapa saat berlalu, dan Aulia pun di panggil untuk menuju altar, untuk mengucapkan janji dan sumpah pernikahan bersama Bastian.

Aulia berjalan dengan anggun menuju altar yang di sana sudah terdapat Bastian, yang berdiri setia menunggu nya di atas altar itu.

Aulia merasa begitu gugup, namun ia menutupi semua kegugupan nya dengan tersenyum anggun pada orang orang.

Saat pendeta meminta Bastian mengucapkan janji pernikahan, Bastian pun mengucapkan janji-janji dan sumpah pernikahannya pada Aulia.

Namun saat Aulia ingin mengucapkan janji juga, tiba tiba saja, suara tembakan terdengar jelas di pendengaran mereka.

DORR
Suara tembakan itu melaju pesat dan membuat seluruh penghuni yang di dalam gedung altar itu menjadi panik.

Peluru dari tembakan itu tepat mengarah pada Aulia, namun Aulia berhasil menghindarinya berkat tarikan dari Bastian.

Firasat Aulia dari awal benar, ada yang janggal dengan pesta ini, dan benar saja , ternyata di acara ini memang terdapat seorang penyusup, yang sepertinya salah satu musuh Aulia dalam dunia gelap.

"Semuanya cepet keluar dari gedung ini!" Teriak Aulia pada para tamu yang sedari tadi hanya berlarian tidak jelas saja di dalam sana, dan bukannya berusaha untuk mengamankan diri.

Mereka semua pun menurut dan berlari keluar dengan segera dari gedung itu.

Saat Aulia hendak keluar juga, sebuah peluru lagi melaju dengan sangat cepat menuju Aulia. Sepertinya itu bukan peluru dari pistol sembarangan orang, tapi peluru dari senapan seseorang dari jauh.

Kali ini Aulia dapat menghindarinya lagi, namun tidak lama datang lagi dua buah peluru secara bersamaan, dan kali ini Aulia tidak dapat menghindari kedua peluru itu secara bersamaan.

Hingga akhirnya Aulia hanya pasrah dengan keadaan dan nasibnya sekarang.

Aulia memejamkan matanya dengan erat. Namun hingga beberapa detik, ia sama sekali tidak merasakan sakit apapun pada tubuhnya.

Aulia memberanikan dirinya dan membuka matanya yang sedari tadi terpejam rapat.

Mata Aulia membola melihat hal yang sekarng ada di depannya. Aulia melihat sosok pria yang sebentar lagi menjadi suaminya berada tepat di depan tubuhnya dan melindungi dirinya, dengan mengorbankan tubuhnya sendiri.

Bastian melindungi Aulia dari lesatan peluru itu, dengan menggunakan tubuhnya sendiri.

Tubuh Bastian ambruk pada detik berikutnya. Dan menimpa tubuh Aulia, kini gaun putih yang Aulia kenakan sudah ternodai oleh warna merah dari darah Bastian.

Itula sebabnya Aulia tidak menyukai warna merah, sebab mengingatkan Aulia akan suatu kejadian kelam yang sampai sekarang sangat sulit untuk ia lupakan.

☆☆☆

Haii, ada yang nungguin author up gak?

Jumlah kata, 571 kata
Tanggal publis 18 Juni

Damn Novel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang