33,,Apartemen°

12.8K 1.4K 26
                                    

"Kok dia yang makasih sih. Kan harusnya gue yang minta maaf" Gumam Aulia dengan kening berkerut.

"Ah tau deh serah. Dari pada nambah beban pikiran, mending gue balik terus bobo, mana tau besok pas bangun, di tubuh prince bangunya" Lanjutnya.

Aulia pun kembali memasuki mobilnya, dan menjalankan mobilnya meninggalkan jalan itu, dan menuju ke apartnya, yang terletak cukup jauh dari bar yang tadi ia datangi.

Tiitt
Pintu apart Aulia terbuka setelah ia memasukkan kode apartemennya.

"Huuh, capek banget. Gak nyangka sih gue si Basti bisa sejahat itu sama gue, padahal gue cinta sama dia. Padahal dia udah lamar gue, padahal dia udah janji gak bakal nyakitin gue, padahal-" Celetukan Aulia terpotong.

"Udah Aulia, lo gak usah inget itu semua lagi. Mending lo bales aja tuh di Bastian biar dia kapok plus nyesel" Hasut Jin Aulia, yang tiba-tiba muncul.

"Ihh,, jangan dengerin dia Aulia, kamu ikhlasin aja Bastard itu, tapi jangan di bales. Kalau kamu bales dia, apa bedanya coba dia yang bajingan itu sama kamu?" Larang Malaikat Aulia, tiba-tiba muncul juga.

"Emm,, bener juga kata lo Jin, gue mau dia nyesel pake banget. Tapi yang lo bilang juga bener Kat, apa bedanya coba gue sama dia kalau gue juga bales dia" Monolog Aulia pada dirinya sendiri.

"Nah makanya dengerin gue/aku aja" Tukas kedua makhluk itu bersamaan.

Aulia menghembuskan napasnya lelah, "Udahlah, kalian balik ke tempat kalian aja. Soal ini biar gue yang pikirin sendiri" Celetuk Aulia seraya mengibas ibaskan tangannya ke udara untuk menghilangkan pikiran itu.

Aulia menidurkan dirinya di atas kasur Queen sizenya. Pikiran Aulia berkelana sekarang, entah tentang mengapa Bastian menghianatinya, entah bagaimana nanti ia menjelaskan segalanya ke orang tuanya. Dan orang aneh yang tadi hampir ia tabrak di jalan itu.

"Ya lord, hidup gue gini amat. Sial!" Tukas Aulia seraya melemparkan bantal berbentuk kelinci berwarna pink, namun memiliki badan bugar itu ke arah TV kamarnya.

Aulia pun mulai memejamkan matanya, kantuk nya sudah tidak bisa ia tahan lagi.

Keesokan harinya, Aulia terbangun. Dan ia terkejut, sebab ia terbangun di tubuh seorang pangeran serigala.

Gak deh, Aulia terkejut sebab jam dinding di rumahnya sudah menunjukkan pukul 07.00.

Dan ia belum melakukan peregangan subuh, belum lagi pukul 07.25 akan ada pemotretan untuk sebuah majalah baru.

"YA TUHAN! GUE KESIANGAN!" Teriakan Aulia menggema di seluruh apartement nya.

Tanpa aba-aba, Aulia meninggalkan kasur kesayangannya dan melemparkan handphone yang sempat ia nyalakan tadi, tentunya di atas tempat tidur kok, sayang kalau langsung ke lantai. Ntar rusak, hp Aulia kan mahal, hp nya hp sultan, harganya juga sultan.

Aulia menyambar handuk kemudian berlalu ke kamar mandinya. 10 menit Aulia berkutat di dalam sana, ia pun keluar dengan menggunakan sebuah style elegant yang sangat sesuai dengan tema pemotretan nya hari ini.

Aulia menyambar kunci motornya dan segera melakukannya menuju ke gedung tempat dimana ia pemotretan nanti.

Mengapa bukan mobil yang Aulia gunakan? Jawabannya mudah, jika menggunakan mobil, bisa saja sekarang terjadi macet di jalan. Dan waktunya tinggal 15 menit. Tapi kalau pakek motor, kan bisa aja Aulia nyalip kendaraan lain nanti.

Untung saja apart Aulia terletak tidak terlalu jauh dari gedung tempat dimana pemotretan nya kali ini, jadi hanya butuh 10 menit saja, Aulia pun sampai di sana.

Dan benar saja, manager Aulia sudah menunggu di pintu ruangan Aulia dengan melipat kedua lengannya di atas dada, dan menatap Aulia dengan tatapan garang.

Pasti sebentar lagi Aulia akan di marahi oleh Bunda Ake (dibaca Eke).

"AULIA! AKHIRNYA KAMU DATENG JUGA!" Sapa Bunda Ake dengan teriakan melingking khasnya.

☆☆☆

Jumlah kata, 576 kata
Tanggal publis 15 Juni

Damn Novel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang