Unsur - 12

69 27 5
                                    

Sama seperti makhluk lain di bumi, kamu tidak bisa hidup dengan berpura-pura bisa menangani semua hal sendirian.

-Unsur~Bab Dua Belas-

Dita berjalan sendirian di koridor lantai satu setelah izin kembali duluan tadi. Walaupun sebenarnya dia juga ingin berdiam lebih lama di perpustakaan bersama yang lain. Tapi keberadaan Ares di sana membuatnya berpikir ulang.

Dita sepenuhnya sadar bahwa luka pada wajah dan tubuh lelaki itu terlihat semakin parah. Iya, Dita sangat khawatir dan ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi Ares sendiri seakan tidak memiliki inisiatif menjelaskan alasannya tidak datang malam itu.

Perempuan berponi itu masih belum bisa memaafkan Ares. Melihat wajahnya saja masih membuatnya kecewa. Meski nyatanya, dia juga tidak nyaman terus mendiamkan rekan se-timnya tersebut.

"Dita? Kok kamu di sini? Harusnya kamu bimbingan di perpustakaan kan? " tanya Mrs. Elisa, wakil kepala sekolah tatkala berpapasan dengannya.

"Ah iya Mrs, saya izin kembali duluan tadi sama mereka."

"Loh kenapa? Kamu lagi enggak enak badan ya?"

Spontan Dita menggeleng sambil menggerakkan tangannya mengisyaratkan kata tidak. Tidak ingin membuat gurunya itu khawatir. "Saya sudah selesai duluan tadi mengerjakan soalnya, jadi saya mau kembali ke kelas saja daripada enggak ngapa-ngapain di sana."

Mrs. Elisa manggut-manggut mendengar penjelasan anak muridnya. Kemudian guru berkacamata itu minta tolong pada Dita untuk membantunya. Dita mengiyakan, lalu mengekor di belakang Mrs. Elisa sambil membawakan berkas-berkasnya.

"Ini berkas apa Mrs?" tanya Dita berbasa-basi.

"Oh, itu yang kamu pegang data-data buat pendaftaran olimpiade kalian, ada punya kamu juga disitu kalau kamu mau lihat."

Keduanya sampai di ruangan Mrs. Elisa tidak lama kemudian. Dita meletakkan berkas-berkas tersebut seperti yang diperintahkan. Mrs. Elisa lalu menyuruhnya menunggu sebentar.

Sambil menunggu, Dita menuruti rasa penasarannya akan berkas yang tadi dia bawa. Gadis itu mulai membukanya setelah diberi ijin. Sementara Mrs. Elisa masih sibuk dengan urusannya.

Awalnya dia memang hendak melihat miliknya saja. Tapi ya sudahlah sekalian saja kepoin punya yang lain. Ada beberapa info penting, termasuk pertimbangan pemilihan mereka sebagai anggota tim olimpiade.

"Jadi Ares juga anak akselerasi?" gumamnya pelan begitu melihat profil milik Ares.

Pegangan tangannya pada berkas itu terlepas saat matanya menangkap sebuah informasi yang amat mengejutkan dalam salah satu lembar. Dita mengerjapkan matanya berkali-kali, memastikan dia tidak salah lihat. Lembar profil itu, adalah milik Farhan. Ada yang salah di sana.

"Dita?"

Si pemilik nama buru-buru menutup kembali berkas yang dibacanya. Lalu menerima map lain yang diberikan oleh Mrs. Elisa. Berusaha bersikap biasa saja.

"Tolong kasih ini ke Aurel kelas MIPA 2 ya? Kamu boleh kembali ke kelas, terima kasih."

***

Dita mengambil duduk di tempat biasa ia menunggu. Ia sudah menelepon jemputannya barusan dan katanya sudah di jalan. Perempuan itu menunggu sambil meminum susu stroberinya.

Matanya menjelajah ke sekitar. Banyak yang berjalan beriringan bersama kawannya. Telinga Dita juga mendengar beberapa percakapan hangat tentang kemana teman-temannya akan main.

Dia kira hanya dia yang sendirian di sana. Tapi rupanya salah saat dia melihat siswi lain yang berjalan sendiri dengan ekspresi datar. Aurel, teman sekelasnya, yang lalu terus diikuti tatapan Dita sampai gadis itu tidak lagi nampak olehnya.

Unsur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang