Unsur - 42

49 17 17
                                    

Kamu perlu lelah agar mengetahui betapa rebahan itu berharga

-Unsur~Bab Empat Puluh Dua-

Dita rasa wajar jika akan ada kecanggungan setelah pernyataan perasaannya yang tidak disengaja. Akan wajar juga jika mereka mungkin tidak berbincang untuk sementara waktu. Apalagi setelah ujian praktek selesai, mereka diberi waktu untuk menikmati status anak SMA mereka tanpa wajib pergi ke sekolah, alias libur sampai pelaksanaan wisuda nanti.

Kemarin pengumuman kelulusan sudah mereka dapatkan dengan akses dari rumah masing-masing. Seperti dugaannya, Aurel mendapat peringkat tertinggi pararel dari seluruh murid di angkatan mereka. Sementara ia dapat kedua dan Ares ada di peringkat kelima.

Ada yang aneh saat kemarin, Ares tidak update apa-apa padahal Dita mengekspektasikan setidaknya sekadar ucapan selamat. Lalu ia baru sadar bahwa selama tiga hari tiga malam, Ares tidak berstatus online sama sekali. Dita juga pernah tidak sengaja memencet tombol panggilan, tapi tidak ada respon balasan dari anak itu.

Tidak masalah jika Ares tidak menghubunginya dulu-ya masalah juga si sebenarnya. Tapi jika Ares tidak bermedia sosial sama sekali, pasti ada sesuatu yang terjadi.

Sudah hampir sejam ia hanya mondar-mandir dalam kamarnya. Sesekali keluar turun ke dapur untuk mengambil minum. Rumahnya sepi, tidak ada Mama maupun Gerald yang bisa diajaknya bicara.

-

Kak Hardi

Kak|
Mau nanya|

-

Gadis itu semakin frustasi karena setelah sepuluh menit pesannya tidak dibaca. Hal yang sama terjadi ketika ia mengirim pesan kepada Rheza. Jelas, ada yang tidak beres.

Mengapa ia tidak mengirim pesan kepada Ares langsung? Ia gengsi. Dirinya yang di ghosting, meski merasa cemas, dia tidak mau memulai interaksi lebih dulu. Lagipula, ia yakin bahwa pesannya tidak akan dibalas.

Tidak lama pintu kamarnya diketuk. Menampakkan salah satu asisten rumah tangganya setelah Dita mempersilahkan masuk. Perempuan paruh baya yang biasanya bertugas membersihkan rumah tersebut berkata bahwa ada yang mencari nona majikannya. Lantas permisi undur diri setelah Dita mengucapkan terima kasih.

Dengan bersemangat ia mengganti piyamanya dengan floral dress panjang, baju pertama yang ia lihat saat membuka lemari. Setelah merapikan rambut dengan membuatnya menjadi kuncir kuda. Dia bergegas turun menuju lantai bawah.

"Oh.. Aurel? Mbak Nabila?"

Senyumnya memudar tatkala menyadari bahwa yang datang mencarinya bukan orang yang sedari tadi mengganggu pikirannya. Ia ikut duduk di sofa sambil bertanya apa mungkin mereka sebenarnya punya urusan dengan Gerald bukan dengannya.

"Dita, Ares masuk rumah sakit."

Nabila ingin memarahi adiknya karena terlalu to the point menyampaikan maksud kedatangan mereka. Tapi urung, akan lebih baik jika Dita bisa segera tahu. Perempuan tersebut lantas mendekat lalu memegang pundak Dita.

"Kita juga baru tahu, mending sekarang kita ke sana aja ya."

***

Dua puluh lima menit perjalanan menuju rumah sakit terasa sangat lama bagi Dita. Ia tidak fokus selama perjalanan. Aurel dan Nabila mencoba mengerti dengan tidak banyak mengajaknya bicara.

Unsur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang