[3RD BOOK OF CHANCE SERIES UNIVERSE]
ok.si.gen /oksigèn/
(n) gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, merupakan komponen dari kerak bumi; zat asam; unsur dengan nomor atom 8, berlambang O, dan bobot atom 15,9994〈O2〉
hid.ro.gen /hidro...
Hormon dopamin aku aja capek kayaknya lihat aku bucinin kamu terus
-Unsur~Bab Dua Puluh Enam-
"Udah pulang aja kita, cepet banget huee," kata Sierra dengan sedih tatkala mereka selesai mengemasi barang-barang mereka.
Ini sudah hari ketiga sejak mereka mulai mengikuti olimpiade. Hari mereka harus pulang juga setelah melewati beragam hal tidak terduga. Ada senangnya karena akhirnya bisa pulang dan enggak harus mikir olimps lagi.
Tapi pasti ada sedihnya juga, apalagi Sierra yang setelah ini harus tidur di kasur atas lagi.
"Pindah sekolah aja Kak biar bisa asrama di sini," sahut Agatha yang sudah mendengar keluhan Sierra sejak pagi.
"Wah ide bagus, Gathaa lo cerdas banget deh!"
Sementara yang lain hanya geleng-geleng melihat gadis yang tingkahnya selalu kelebihan gula tersebut.
Ngomong-ngomong soal lombanya, keempat tim perwakilan sekolah mereka berhasil membawa masing-masing satu piala. Semalam Kaila dan Della dapat juara harapan satu. Faiz dan Farel juara tiga pagi ini. Yang lainnya dapat juara satu.
Acara penutupannya sudah selesai, mereka pun sudah selesai berkemas. Tapi karena sepertinya parkiran dan pintu keluar masih ramai. Mereka memilih untuk menetap di kamar sebentar sembari memastikan tidak ada barang mereka yang tertinggal.
"Masuk!" teriak Dita mendengar pintu kamar mereka diketuk.
Ada Farel, Faiz, dan Ares dibalik pintu. Lengkap dengan ransel serta bawaan masing-masing. Tampilan mereka bertiga tampak sangat kusut.
"Mau apa kalian?"
"Mau minta makan, kelaperan di atas kita, lu pada ada makanan kan?" tanya Ares dengan nada memprihatinkan.
"Ada sini jajan aku masih sisa, masuk lah jangan di pintu gitu susah dapet jodoh nanti," jawab Dita sembari membuka kembali tasnya.
Ares masuk sesuai intruksi sembari menjawab, "Enggak lah kan jodoh gue udah di sini."
"Gue laper ya oncom lu berdua diem dulu bisa ga sih?" protes Farel yang ingin makan orang saja rasanya.
***
Hanya tersisa beberapa orang peserta yang belum dijemput. Sudah tidak ada lagi yang ada di asrama. Semuanya sudah menunggu di parkiran, di tempat duduk yang disediakan. Beberapa menjadi saksi uwu dua anak manusia yang kini sedang berantem gemas.
"Kamu mau ngerampok aku ya? Ihh siniin kopernyaa!"
Ares tidak menggubris permintaan temannya barusan. Ia tetap berjalan dengan santai sambil menyeret koper berwarna merah muda milik Dita. Membiarkan si pemilik koper ngambek dua langkah di belakangnya.
Dita lantas menghentikan langkah karena Ares tidak mendengarkannya. Ares tidak bisa berlaku seenaknya begini. Tidak bisa, tidak boleh pokoknya.
Cara itu berhasil, Ares berhenti dan berbalik tatkala menyadari makhluk mungil yang tadinya di sebelahnya ketinggalan. Lelaki itu berkacak pinggang, sambil menyunggingkan senyum kecil.
"Apa? Mau gue gendong lagi lo?"
Dita berusaha keras tidak malu, mendengar Ares meng-attacknya dengan mengungkit kejadian semalam, "Ihh siniin koper aku biar aku bawa sendiri!!"
"Ya elah mang napa sie? Jangankan bawain koper nih enteng, bawa lo ke pelaminan juga gue sanggup," ujar lelaki itu dengan santai tanpa memakaikan filter pada kata-katanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.