Fakta bahwa kamu selalu berusaha menjadi yang terbaik, adalah bukti bahwa ketidak sempurnaanmu itu sempurna.
-Unsur~Bab Tiga Puluh Tiga-
Bel di pintu kafe berdenting lembut. Bersamaan dengan masuknya seorang laki-laki berjaket tudung biru. Itu Ares, yang sedang berjalan-jalan sendirian.
Anak laki-laki tersebut sedang membutuhkan udara segar. Pikirannya kusut akhir-akhir ini. Ada banyak yang berputar di kepalanya. Apalagi setelah hari di mana ayahnya akhirnya tahu bahwa dia punya teman baru.
Dulu, waktu tahu ia berteman dengan Chris dan yang lainnya, ayahnya juga membuat bermacam masalah untuk mereka. Tapi mereka lebih dewasa dari Ares, tahu bagaimana harus mengatasinya. Mereka bahkan mengancam akan melaporkan ayahnya kalau saja anak laki-laki itu tidak menolak.
Tapi Dita berbeda, gadis itu masih sama-sama labil, dan sama-sama takut akan banyak hal seperti dirinya. Ares takut, bagaimana jika nanti ia gagal melindungi gadis itu. Apalagi kemarin dia baru saja berjanji untuk tidak ke mana-mana, sesuatu yang sebenarnya berat untuknya sendiri.
"Res, sendirian aja lo tumben?" tanya Darren, saat melihat adiknya mengunjungi tempat kerjanya.
"Ah iya, gue lagi pengen jalan-jalan sendiri aja."
"Oke, lo mau apa?"
"Ih, mau minum lah! Kan di sini jualnya minuman."
"Ya minum apa dodol! Gue kasih air cucian juga lo lama-lama," Darren emosi sendiri mendengar jawaban Ares.
"Ohh bilang dong, gue mau americano aja satu kayak biasa, anterin ke meja tiga ya."
"Y."
Kemudian mereka berdua berpisah. Ares menuju ke meja tiga seperti yang ia katakan. Sementara Darren kembali ke meja barista. Mengerjakan pesanan-pesanan yang sudah menunggunya.
Di tempat duduknya, Ares tidak melakukan apa-apa. Terus memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak ia khawatirkan. Juga memperhatikan orang-orang yang beraktifitas di dalam kafe ini.
"Ares?"
Ia menolehkan kepalanya ke kanan tatkala namanya dipanggil. Mendapati sosok Gerald dengan visualnya yang adem layaknya ubin masjid sedang membawa segelas kopi. Gerald kemudian duduk berhadapan dengan Ares setelah lelaki itu menyapa balik.
"Sendirian aja lo, gue temenin gapapa kan?"
Ares mengangguk kalem, "Iya gapapa Bang, Abang dari mana?"
"Baru pulang kerja, mampir bentar buat ngopi."
Mereka kemudian diam sebentar sementara Gerald mengecek ponselnya. Ares sedang tidak mau repot-repot mencari topik pembicaraan. Lagi pula dirinya juga tidak merasa canggung.
Tidak lama kemudian, datang seorang waiter cantik membawa pesanan Ares. Konon katanya, dia adalah gebetan Darren yang enggak dijedor-jedor sampai sekarang. Ares mengucap terima kasih begitu perempuan tersebut meletakkan minumannya.
"Eh Mbak, permisi boleh saya nambah caramel macchiato sama chocolate mousse cake buat di take away?" kata Gerald sebelum waiter tersebut pergi.
"Ah bisa Kak, ditunggu ya."
Gerald meminum sedikit kopinya sebelum memulai pembicaraan dengan Ares, "Lo gimana sama adek gue?"
"Ya gitu Bang, gue baru baikan sama dia kemarin."
"Lah kalian berantem lagi? Udah deket banget ya kalian kayaknya, sering banget berantemnya," jawab Gerald lagi, kaget.
![](https://img.wattpad.com/cover/259349147-288-k791282.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unsur
Teen Fiction[3RD BOOK OF CHANCE SERIES UNIVERSE] ok.si.gen /oksigèn/ (n) gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, merupakan komponen dari kerak bumi; zat asam; unsur dengan nomor atom 8, berlambang O, dan bobot atom 15,9994〈O2〉 hid.ro.gen /hidro...