Tubuh manusia saja bisa hancur tercabik jika ada pada tekanan udara atau air yang terlalu tinggi, apalagi perasaannya yang terus menerus ditekan setiap hari?
-Unsur~Bab Dua Puluh Sembilan-
Sudah hampir dua minggu berlalu semenjak hari di mana Ares tidak sengaja membentak Dita. Matahari masih terbit di timur dan terbenam di barat. Orang-orang juga masih beraktifitas seperti biasa. Yang bekerja ya bekerja, yang sekolah pun pusing dengan tugas-tugasnya.
Tapi bagi dua anak manusia yang sebelumnya berteman baik ini, hari-hari mereka tidak lagi terasa sama. Mereka sudah tidak saling menyapa meski setiap hari bertemu. Jika dulu Ares akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan maaf temannya, kali ini dia terlihat putus asa.
Bahkan walau ia melihat Farhan memperhatikan, mentraktir, dan menemani Dita setiap saat. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain memperhatikan dari jauh. Lalu mengalihkan pandangan, pura-pura tidak tahu.
Hari-harinya tidak berjalan dengan baik. Setiap hari, setidaknya satu tamparan pasti ia terima dari ayahnya bahkan ketika dirinya tidak melakukan apa pun selain bernapas. Senyumnya sepenuhnya hilang, dia hanya menjadi lelaki yang memiliki tatapan datar sepanjang waktu.
"Lihat ada cowok banci yang bentar lagi gue rebut ceweknya."
Langkah Ares yang tadinya mau pergi ke kamar mandi terhenti. Farhan dan teman-temannya dengan sangat random tiba-tiba menghadang jalannya. Namun tidak membuat Ares mengubah ekspresinya.
"Diem aja dih, bisu lo?" kata Farhan lagi, berusaha memancing Ares.
Tapi lelaki itu tidak bergerak. Hanya diam dan memandang Farhan datar. Membuat laki-laki itu kikuk sendiri sembari memikirkan apa lagi yang harus ia katakan.
"Lo liat kan gue udah tiap hari sama Dita, nraktirin dia, lah lu udah bisa apa buat dia?" cerocos Farhan lagi, masih ingin membual.
Kalau Ares mau dan sombong. Ares bisa pamer kalau dirinya pernah menyuapi gadis itu. Mereka pernah bolos bareng dan Dita bahkan pernah melihat abs nya. Tapi sayangnya, anak itu tetap diam, membuat Farhan jadi kesal sendiri.
"Kenapa diem aja? Biasanya juga lo main pukul aja kayak kemarin-kemarin, kenapa? Terakhir kali lo masuk bk, sekarang lo takut masuk penjara?"
"Oh iya kan kalo gue yang masuk penjara bareng lo, Papa gue pasti bisa ngeluarin gue dari sana."
Farhan kemudian maju selangkah mendekat, "Lah lo? Bapak lo aja enggak nganggep lo anak deh kayaknya."
Bahkan dengan satu kalimat itu, Ares masih tetap mempertahankan air mukanya. Sementara di sekitarnya, beberapa siswa mulai berkerumun. Merasa bahwa hal ini adalah hal yang menarik untuk bisa dijadikan bahan ghibah nanti. Beberapa mengangkat ponsel untuk mendokumentasi.
Tanpa bersuara, Ares tiba-tiba mundur dua langkah. Lalu sedetik kemudian ia memberi tendangan hingga mengenai rahang Farhan. Mengejutkan semua semua orang yang memperhatikan.
Kalau kalian menonton drama True Beauty, tendangan Ares kali ini mirip dengan tendangan milik Kang Sujin. Tapi dengan efek yang jauh lebih sakit tentunya.
Ares mendekat ke arah Farhan yang terbaring kesakitan di lantai. Lantas menempatkan kaki kanannya di atas dada lelaki itu. Kemudian merendahkan badan untuk mengatakan sesuatu.
"Gue ga bakal sungkan buat bikin lo masuk rumah sakit lagi, jadi mending lo diem."
Ares mungkin enggak punya predikat sabuk hitam atau apa pun itu di bidang bela diri mana pun. Tapi ajaran dari Bastian, serta pengalaman melawan ayahnya selama sepuluh tahun. Rasanya cukup untuk membuktikan bahwa perkataannya tidak main-main.
![](https://img.wattpad.com/cover/259349147-288-k791282.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unsur
Teen Fiction[3RD BOOK OF CHANCE SERIES UNIVERSE] ok.si.gen /oksigèn/ (n) gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, merupakan komponen dari kerak bumi; zat asam; unsur dengan nomor atom 8, berlambang O, dan bobot atom 15,9994〈O2〉 hid.ro.gen /hidro...