Unsur - 17

64 21 13
                                    

Menjaga dan melindungi adalah dua dari sekian peraturan resmi tidak tertulis untuk mencintaimu yang tidak bisa direvisi

-Unsur~Bab Tujuh Belas-

Setelah sedikit dipaksa oleh Ares, Dita akhirnya menghabiskan makannya. Meski dia masih sangat khawatir akan Sierra. Semoga nanti, apa yang dia lihat di ruang wakasek kemarin memang benar adanya.

"Kita mulai dari mana nyari buktinya?" tanya Ares serius.

"Aku juga ga tau, waktu itu Mrs. Elisa bilang itu buat kebutuhan pendaftaran kita, mungkin udah disetor ke pihak panitia? Tapi ga mungkin lembar itu ikut disetor juga, pasti disembunyiin."

"Ya sebenernya kita harus punya orang dalem sih, kita ga bisa sembarangan masuk kantor guru apalagi ruang wakasek."

Dita kelihatan sangat putus asa. Sudah pusing dikasih makan soal setiap hari. Masih harus memikirkan konspirasi rekan timnya yang super menyebalkan.

"Apa kita tanya Farhannya langsung?" usul Dita, benar-benar hampir putus asa.

Ares tentu langsung menolak, "Ya jangan lah oncom, bisa-bisa kita yang dikeluarin dari tim, dia malah ga boleh tau kalo kita tau."

Sambil berpikir, mereka terdistraksi oleh anak-anak yang datang ke kantin sebelum waktunya. Pasti sedang jam kosong atau mereka ijin ke kamar mandi tapi melipir ke sini. Ares dan Dita sama-sama tidak ingin menegur.

"Ah aku pusing, tapi ya masa kita biarin Farhan ikut olimpiade pake cara curang," gumam Dita sedikit tidak jelas, tapi Ares tetap mampu mendengarnya.

Tangan Ares mendarat di atas kepala Dita, "Kita bakal nemu buktinya kok, tapi kita balik dulu aja sekarang, bisa dimarahin kita kalo ijin lama-lama."

***

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Menyudahi penantian panjang Ares akan selesainya jam mata pelajaran sejarah. Ia membereskan barang-barangnya, lalu melangkah keluar.

Sepanjang jam pelajaran tadi, dia terus memikirkan cara membantu Dita menemukan bukti. Mencari akses ke tempat di mana ia bisa melihat dokumen penting sekolah. Ia tidak akan fokus pada pelajaran sama sekali kalau saja tidak ditegur.

Sampai, di akhir hari, ia menemukan ide cemerlang. Dia akan bertanya kepada Bu Nadira siapa yang menyeleksi anggota tim olimpiade. Dan jika beliau bersahabat, misinya dan Dita ini seratus persen akan jadi lebih mudah.

"Lo ikut main ga Res?" tanya Rheza yang tiba-tiba entah dari mana sudah merangkul pundaknya.

"Mmm, gue ada urusan sama Bu Nadira Bang, kalian dulu aja entar gue nyusul."

Rheza dan Rahardian mengangguk mengerti. Kemudian meninggalkan Ares di depan ruang guru. Setelah kedua abangnya pergi, lelaki itu langsung mencari Bu Nadira.

Syukurlah, pembimbing cantiknya tersebut belum pulang.

Dengan ramah, Nadira menanyakan maksud anak murid gantengnya ini mencari dirinya. Kemudian menjawab pertanyaan Ares bahwa yang menyeleksi dari pihak kesiswaan, dirinya dan Pak Ali hanya ditugaskan sebagai pembimbing.

"Kenapa emangnya Res?"

Ares tampak kebingungan untuk menjawab kecurigaan Nadira. Rasanya akan menambah masalah jika ia menyebar rumor yang belum pasti. Ares memutuskan untuk menunda memberitahu Nadira sampai nanti dia dan Dita menemukan bukti.

Setelah keluar dari kantor guru, Ares memaksa otaknya untuk kembali berpikir. Berarti Ali dan Nadira tidak ada kaitannya dengan ini. Ada tanda tanya besar tentang siapa yang paling mungkin memasukkan nama Farhan ke dalam tim. Haruskah ia mencurigai orang tua Farhan yang merupakan ketua yayasan?

Panjang umur, netra Ares menangkap keberadaan Farhan di koridor kelas dua belas ipa. Rekannya itu tampak buru-buru, sepertinya tengah mengejar seseorang. Beberapa kali juga terlihat menabrak orang yang berpapasan dengannya.

Ares awalnya memilih tidak peduli. Mau anak itu kayang atau cover dance La Vie En Rose di tengah lapangan juga, bukan urusannya. Tapi berhubung di otaknya, Fathan sedang berstatus tersangka. Laki-laki itu jadi terlihat mencurigakan sekarang.

"Di ujung koridor sana kan, toilet cewe? Ngapain Farhan ke sana?" monolognya.

Dia mungkin bisa berpikir positif bahwa Farhan hendak berbelok ke kelas mipa 4 yang terletak paling ujung. Tapi sekali lagi, karena ini Farhan, ini tetap mencurigakan. 

Daripada penasaran, Ares lantas mengikuti arah jalan Farhan yang tadi ia lihat. Semakin dekat, firasatnya bertambah buruk. Apalagi saat dilihatnya kelas mipa 4 kosong, tidak ada siapa-siapa.

"Ya Allah mau bikin ulah apa ini manusia."

Sebelum masuk ke dalam toilet perempuan, Ares menyiapkan keberaniannya. Berjanji bahwa dia masuk ke dalam sana hanya untuk tujuan mulia. Tidak lupa ia menyalakan kameranya, merekam video untuk jaga-jaga.

"Lo tahu dari mana kalo gue nyogok hah?"

"Lo nyari mati?"

"Jangan deket-deket atau aku teriak!"

Air muka Ares seketika berubah mendengar suara seorang perempuan dari dalam sana. Itu suara Dita, dia tidak mungkin salah dengar.

"Teriak aja, udah ga ada orang di sini."

Tanpa basa-basi, Ares mendobrak pintu toilet. Lalu meraih kerah baju Farhan dari belakang dan menariknya dengan keras. Sudah tidak peduli dengan nasib ponselnya yang terlempar ke sembarang arah.

"BANGSAT YA LO ANJENG!"

Tidak lagi ingat bahwa ia masih ada di lingkungan sekolah. Ares langsung menghajar Farhan tanpa basa-basi. Laki-laki itu sudah berurusan dengan Dita, maka kini dia akan menjadi urusannya.

Sementara Dita, terduduk lemas di lantai toilet. Masih terkejut saat tadi, Farhan tiba-tiba membuka pintu toilet dan mengintimidasi dirinya. Untungnya dia tidak sedang melakukan sesuatu di dalam toilet. Dan untungnya Ares segera datang.

"LO BANCI EMANG! BANGSAT!"

Umpatan Ares yang ditujukan kepada Farhan itu, berhasil mengembalikan fokus Dita yang masih kaget. Gadis itu membulatkan matanya begitu ia melihat kondisi Farhan. Wajah dan seragam laki-laki itu sudah penuh darah.

"Ares! Ares sadar!"

Tapi Ares sepertinya telah gelap mata. Ia memukul, menendang, dan melakukan apa pun yang selama ini ia pelajari, lebih tepatnya ia terima dari ayahnya. Lelaki itu sama sekali tidak berpikir bahwa Farhan mungkin saja mati di tangannya hari ini.

"ARES!"

Halooo bestie deul, aku update ni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halooo bestie deul, aku update ni

Bosen ga si kalian kalo aku apdet sering-sering kaya gini? Maaf ya ueue aku takut ga punya mood bagus buat nulis kalo udah mulai sekolah nanti. Jadi aku puasin dulu nulis yang banyak selama liburan.

Jangan lupa kasih vote sama komen kalian yaa, tolong koreksi kesalahan penulisan juga kalo ada,

Makasii,

Salam, Ge
-🔔

Malang, 29 Juni 2021

Unsur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang