Unsur - Finale

69 17 19
                                    

Aku denganmu, seperti DNA

Aku denganmu, seperti DNA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Unsur~Epilog-

"Bang, gue ke dalem bentar ya, pegel kaki gue."

Chris mengangguk, memberi ijin kepada Ares untuk beristirahat sejenak. Lelaki itu sudah berdiri di sana sejak pagi. Sementara Ares beristirahat, Chris kembali menyambut orang-orang yang masuk dengan senyum mengembang.

Hari ini, acara pertunangan Gerald dan Nabila dilangsungkan di kediaman rumah Nabila-atas permintaan keluarga Darmawangsa. Konsepnya sederhana, tidak banyak yang diundang. Semuanya berlangsung lancar dan menyenangkan.

Alasan Ares berdiri di meja penyambutan sedari pagi adalah karena dia sedang menunggu seseorang. Yang eksistensinya tidak kunjung nampak sampai sekarang lewat tengah hari. Betul, Ares sedang menanti kedatangan pacarnya.

"Capek Res?"

Ares menoleh, mendapati Gerald duduk di sebelahnya sembari membawa segelas minum. Calon kakak iparnya tersebut terlihat gagah dengan baju semi-formal berwarna putih. Ares tersenyum, lantas mengangguk.

"Lumayan sih, Mbak Nabila ke mana Bang? Kok lu sendiri?"

"Lagi makan siang, sama ganti sepatu, kasian dia gue takut kakinya lecet pake heels terus," Gerald meneguk minumannya, kemudian kembali bertanya, "Lo daritadi celingukan mulu gue lihat-lihat, nungguin adek gue ya?"

"Hehe iya Bang, udah kangen berat ini."

Gerald tertawa, "Dasar anak muda, sabar ya palingan masih di jalan dia."

Baru saja kalimatnya selesai, Gerald dikejutkan oleh seseorang yang memeluk dirinya dari belakang. Tidak hanya memeluk, orang tersebut juga menutupi matanya. Tapi dari suara tawanya saja, Gerald sudah tahu siapa tersangkanya.

"Halo anak kecil, ga usah gini Kakak udah tau itu kamu."

"Ihhh aku bukan anak kecill!"

Gerald tertawa, lantas mengambil kedua tangan Dita yang ada menutupi matanya. Kemudian berdiri dan mencium puncak kepala saudarinya. Sebaliknya, Dita pun mencium tangan kanan abangnya lalu menyusup masuk ke dalam pelukan Gerald.

Padahal dua minggu yang lalu, Gerald baru saja berkunjung ke Jepang. Untuk urusan bisnis, sekaligus memastikan adiknya makan dengan baik selama menuntut ilmu di negeri orang. Lelaki itu terhitung sangat sering mengunjungi negeri sakura selama dua tahun terakhir. Bisa sebulan sekali, sesekali Ia mengajak Nabila yang sudah sangat dekat dengan Dita.

"Kakak ipar aku manaa?? Aku kangen berat ini serius ga boong."

"Ih, yang di depan mata ini loh ditanyain, kesel kakak jadinya."

Dita terkekeh, "Ya kan Kakak udah sering ke Jepang, tapi iya iya adek kangen kok sama kakak ululululuuu."

Tidak sampai satu menit, senyum Gerald kembali terbit. Adik bungsunya memang paling pandai memperbaiki suasana hatinya. Ia lantas mengunyel-unyel pipi gembul adiknya, merasa gemas. Sejenak, mereka lupa kalau Ares sedari tadi di samping tanpa sekalipun menenggelamkan senyum manisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unsur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang