Kapur barus akan habis dengan sendirinya kalau terus menerus dibiarkan, tapi perasaan aku ke kamu, enggak gitu
-Unsur~Bab Tiga Puluh-
"Ares udah tidur kayaknya, lo berdua gak mau pulang?" tanya Chris, menanyai kedua adiknya yang sedang duduk di ruang tamu.
Rahardian dan Rheza menggeleng, mereka mau pulang agak malam saja. Keduanya juga sudah minta ijin kepada orang tua masing-masing. Ares merupakan prioritas utama mereka saat ini.
"Sedih banget gue liat badannya dia, di mana-mana ada luka," kata Chris lagi, setelah ia juga ikut duduk bersama dua temannya.
Rheza dan Rahardian mau tidak mau harus setuju dengan perkataan abang mereka barusan. Meski selama ini, kulit Ares memang tidak pernah bersih dari luka. Tapi akhir-akhir ini, itu bertambah parah. Luka yang lama bahkan belum kering saat ada beberapa luka baru muncul.
Tadi, Rheza dan Rahardian ikut membolos bersama Ares. Menemani laki-laki itu sampai lumayan tenang. Mereka tidak memaksa Ares mengatakan apa pun karena anak itu terlihat sangat kacau.
Kemudian mereka membawa Ares ke rumah Chris. Tidak rela rasanya membiarkan Ares pulang ke rumah ayahnya. Chris tinggal sendiri, rumahnya memang sering dijadikan tempat menginap oleh adik-adiknya.
Ares kelelahan saat mereka sampai, karenanya Chris langsung menyuruhnya tidur di kamar tamu.
"Ada apa-apa sama Ares di sekolah? miris banget gue ga kuat liat dia," Chris kembali bertanya setelah kembali dari dapur untuk mengambilkan makanan.
"Dia baik-baik aja, masih sering main sama makan bareng kita, tapi seminggu terakhir ini dia jadi pendiem banget, udah kayak zombie," jawab Rheza, sambil memakan suguhan dari Chris.
Rahardian tiba-tiba berdiri dari duduknya. Kemudian minta ijin ingin menelepon sebentar sebelum pergi ke teras. Ia lalu menunggu orang di ujung sambungan menjawab panggilannya setelah mencari kontaknya.
"Halo assalamualaikum, Kak Hardi? Ada apa?"
Rahardian menghela napas dalam sebelum menjawab salam gadis tersebut, "Waalaikumussalam Dit, gue ganggu enggak?"
"Enggak kok Kak, kenapa emangnya?" jawab Dita dari dalam kamarnya.
"Gue mau nanya-nanya sesuatu, boleh kan? Gue yakin lo peka kalo ini tentang Ares."
Selama beberapa detik, tidak terdengar jawaban apa pun dari Dita. Gadis itu memperbaiki posisi duduknya terlebih dahulu. Sebelum setuju untuk ditanya-tanya oleh Rahardian.
"Langsung aja ya, lo ada berantem sama Ares?"
"Iya, aku berantem sama Ares seminggu yang lalu Kak."
Rahardian lalu menanyakan beberapa hal. Penyebab mereka bertengkar, apa mereka sudah berusaha berbaikan. Juga apakah dampaknya separah itu pada diri Dita sendiri.
"Oke, pertanyaan terakhir."
"Sebelum kalian bener-bener enggak kontakan lagi, apa yang lo bilang sama dia?"
Lagi-lagi Dita diam dahulu sebelum menjawab, berusaha mengingat kembali apa saja yang dirinya katakan waktu itu. Dan dia mengingatnya, satu kalimat yang ia ucapkan dengan spontan.
"Ada sih Kak, aku marah banget waktu itu, jadi aku bilang emangnya dia siapa harus jadi prioritas aku, gitu."
Rahardian langsung mengerti setelah mendengar penuturan Dita. Bisa mengerti apa yang dirasakan Ares. Kondisi mental anak itu berarti benar-benar sedang tidak baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unsur
Fiksi Remaja[3RD BOOK OF CHANCE SERIES UNIVERSE] ok.si.gen /oksigèn/ (n) gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, merupakan komponen dari kerak bumi; zat asam; unsur dengan nomor atom 8, berlambang O, dan bobot atom 15,9994〈O2〉 hid.ro.gen /hidro...