Enggak ada yang melarang kamu buat overthinking, tapi segala sesuatu yang over itu akibatnya enggak baik buat kamu, jadi jangan ya?
-Unsur~Bab Tiga Puluh Delapan-
"Alhamdulillah Masya Allah iyey akhirnya gue lulus jugaa!" heboh Rheza sembari menghampiri teman-temannya di kursi kantin.
"Belum lulus weh baru juga selesai ujian," sahut Aurel.
Rheza mengambil tempat duduk di sebelah Ares. Kemudian merebut bungkus batagor yang ada di tangan Aurel. Membuat botol kecap mendarat di jidatnya dengan sempurna sesaat setelahnya.
"Jahat banget lo ah gue minta dikit doang," kesal Rheza sambil mengelus jidat glowing nya.
"Justru gue baik tau sama lo, gue kalo ga ikhlas ini entar batagornya jadi haram buat lo, nah kalo haram tuh disuciinnya entar pake api neraka, mau lo dibakar?? lagian ini tuh ga higienis soalnya udah gue gigit, nanti ada bakteri-"
"Iya iya ampun ibu profesor udah ga lagi-lagi gue minta makan sama lo."
Aurel tersenyum puas sembari mengibaskan rambutnya setelah mencerca Rheza. Lantas dengan tenang lanjut memakan batagor yang tidak jadi masuk ke organ pencernaan Rheza. Sementara tiga orang lain di sana hanya geleng-geleng melihat kelakuan dua orang ini.
"Nanti ke rumah yuk, kasian kembaran gue kaga dibolehin keluar sama Papa," ajak Aurel setelah membuang bungkus batagornya.
Ares menyahut, "Mau mau aja sih gue, tapi aneh banget deh Kak, gue masih ga percaya lo kembarannya Bang Ravi."
"Lah lo aja ga percaya gimana gua yang tiba-tiba jadi anak bontot keluarga kaya raya coba, udah kaya au wattpad banget hidup gue."
Beberapa hari yang lalu, Aurel ya awalnya hanya punya Citra sebagai nama belakang. Tiba-tiba secara resmi menyandang Darmawangsa sebagai marga. Memang Aurel dan Ravi sudah diakui kemiripan parasanya oleh banyak orang, tapi fakta bahwa mereka adalah saudara kembar yang terpisah merupakan plot twist yang tidak disangka-sangka.
Ceritanya panjang, baca buku dua aja nanti kalau mau tahu.
"Kalo gue ke sana siapin kastengel yang banyak ya," Rheza kemudian ikut menjawab.
Karena setelah ini mereka diperbolehkan pulang, jadi Ares, Rheza, dan Rahardian memutuskan untuk menambah soto. Sementara Dita dan Aurel hanya pesan satu gelas lemon tea lagi. Meski keduanya sebenarnya tidak bisa minum es banyak-banyak. Tapi enggak pa-pa lah mereka sudah menahan diri untuk tidak makan minum yang aneh-aneh selama ujian.
Setelah pesanan mereka sampai, Rahardian tiba-tiba bertanya, "Kalian-kalian mau pada kuliah di mana?"
"Ya anjir ga sopan banget lo nanyanya ah," kesal Rheza setelah hampir tersedak, namun tetap lanjut menjawab, "Brawijaya kayaknya, pengen ngambil IT gue."
"Gue belum tau, masih nyari-nyari sama Ravi ini, gue pengen se kampus sama dia, lo sendiri Har?" Aurel turut menyahuti.
"Ya pengennya ke UI tapi susah, paling nanti ke Brawijaya juga bareng Eja."
Ares turut menyebutkan daftar kampus yang ingin ia masuki setelahnya. Seperti remaja kebanyakan, mereka sedih sekaligus senang menyadari bahwa mereka akan segera berganti almamater. Sama seperti kebanyakan remaja juga, mereka berpesan supaya tetap berhubungan meski nanti bakal beda kampus.
Selama percakapan ini, perempuan di samping Aurel hanya diam, sedang memikirkan sesuatu. Ares menyadarinya setelah melihat sotonya hampir habis dan lemon tea milik Dita bahkan belum diminum setengahnya.
"Lo mikirin apa sih? Lo sakit?"
Dita mendongak, kemudian menggeleng, "Bukan apa-apa, aku lagi ngelamun aja tadi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Unsur
Fiksi Remaja[3RD BOOK OF CHANCE SERIES UNIVERSE] ok.si.gen /oksigèn/ (n) gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, merupakan komponen dari kerak bumi; zat asam; unsur dengan nomor atom 8, berlambang O, dan bobot atom 15,9994〈O2〉 hid.ro.gen /hidro...