Unsur - 34

51 17 15
                                    

Jika menurutmu, kebahagiaan orang lain berlebihan. Tidak apa-apa, tapi setidaknya jangan merusaknya. Kamu tidak pernah tahu seberapa lama atau seberapa jauh dia bertahan untuk akhirnya bisa mendapat kebahagiaan itu

-Unsur~Bab Tiga Puluh Empat-

Masih di lapangan basket, Dita tersentuh dengan kata-kata yang baru saja dilontarkan temannya. Seumur hidup, baru kali ini dia berulang tahun bersama orang selain Gerald dan Jihan. Dan dirinya tidak menyangka akan se istimewa ini.

"Tadi, lo make a wish apa aja?" tanya Ares setelah beberapa saat mereka hanya diam mendengarkan lagu yang sudah berganti.

"Mmm banyak, banyak banget sampe aku ngerasa ga tau diri minta itu semua sama Tuhan."

Ares mengerutkan dahi, "Lah gapapa dong, kan minta nya ke Yang Maha Kuasa bukan sama dukun pesugihan."

Dita tertawa, sudah tidak kaget dengan celetukan Ares.

"Wish aku banyak, tapi yang aku paling pengen itu, Mama."

"Mama?"

"Iya, Mama, dari kecil aku hampir enggak pernah dipegang sama Mama, Mama lebih sering sama kakak-kakak aku, Mama kelihatan asik banget kalo sama mereka."

"Aku iri, banget."

Padahal gadis itu sedang menampakkan senyumnya. Tapi mendengarkan kata-katanya, sudut hati Ares turut merasa sedih. Sorot mata Dita tidak bisa berbohong.

Perempuan tersebut lantas ganti bercerita tentang Papanya. Tentang bagaimana Dita kesal karena mereka jarang bertemu, tapi sekalinya bertemu beliau pasti marah-marah. Meski di akhir, dia menambahkan bahwa dirinya juga ingin dimanja oleh ayahnya, seperti anak-anak lain.

"Eh Ares, golden hour, langitnya bagus banget," kata Dita seraya mengambil ponselnya untuk memotret langit.

Ares tersenyum, dia suka mendengar Dita bercerita. Gadis di sebelahnya sangat berharga. Dia kemudian meletakkan tangannya di atas kepala gadis itu. Menepuknya beberapa kali sebelum akhirnya mengacak-acaknya.

"Makasih udah mau cerita, sekarang pulang yuk, gue cuma dapet ijin sampe maghrib soalnya."

Dita mengerucutkan bibirnya. Sebelum berangkat tadi, Gerald bilang akan pulang malam. Itu artinya ia akan sendirian lagi di rumah. Tapi ia harus menurut, dia tidak mau Ares mendapat masalah.

Mereka membersihkan tempat mereka duduk dan membuang sampah ke tempatnya. Ares berpamitan singkat kepada anak-anak basket yang sedari tadi menjadi saksi keuwuan mereka berdua. Keduanya lantas menuju pinggiran lapangan, tempat motor Ares berada.

"Ih, lo tuh dari tadi ya, pegangan yang bener dong," omel Ares, sementara tangannya menarik tangan Dita-yang sudah duduk di boncengannya-untuk berpegangan pada pinggangnya.

"Kenapa? Kamu takut aku terbang?"

"Bukan gitu, masa dari pagi gue boncengin lu kaga dipeluk sama sekali sih?"

***

Mereka tidak butuh waktu lama untuk sampai ke rumah Dita. Sementara perempuan tersebut menunggu dibukakan gerbang. Ares mengecek ponselnya, grup chat nya lumayan ramai sore ini.

"Hello pretty girl, surprise!"

"Hello pretty girl, surprise!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unsur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang