[3RD BOOK OF CHANCE SERIES UNIVERSE]
ok.si.gen /oksigèn/
(n) gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, merupakan komponen dari kerak bumi; zat asam; unsur dengan nomor atom 8, berlambang O, dan bobot atom 15,9994〈O2〉
hid.ro.gen /hidro...
Melihat, mendengar, dan menilai, adalah pekerjaan yang biasa dilakukan manusia
-Unsur~Bab Tiga Puluh Sembilan-
Dita keluar dari rumah dengan ootd sederhana yang cocok dengannya. Kaos lengan pendek berwarna putih dipadu dengan jumpsuit panjang. Rambutnya ia biarkan terurai, sementara wajahnya ia poles dengan make up sederhana.
"Masya Allah cantik banget anak orang," puji seseorang yang sudah menunggunya di atas motor.
Seperti yang sudah sangat sering dijanjikan. Ares mengajak Dita main setelah memastikan gadis itu benar-benar sehat dan sudah tidak pernah begadang lagi. Disertai ijin dari Gerald dan Jihan juga tentunya.
"Ih apa sih masih pagi udah ngerdus aja."
"Berarti kalo udah siang boleh ya?"
Meski sudah sering, wajah Dita tetap memerah setiap kali datang gombalan sederhana dari mulut teman baiknya tersebut. Sementara Ares tertawa kecil. Kemudian melepas kaitan helm dari motornya.
"Udah pamit sama Bang Ger?"
Dita mengangguk, "Udah, sama Kak Jihan, sama Mama juga."
"Mama? Wah ada yang harus lo ceritain deh kayaknya."
Dita mengangguk tanda setuju. Tangannya sudah terulur untuk menerima helm. Tapi Ares tidak langsung memberikannya.
"Ambil jaket dulu sana, lo mau jalan-jalan pake kaos pendek doang?"
"Ya emang kenapa si masih sopan juga bajunya, kita kan ga lagi di Norwey."
"Dingin Dita, nanti lo masuk angin, anginnya lagi kenceng ini iya kalo lo naik jet pribadi lah ini lo naik motor, selain nanti kita kena semprot sama abang lo, nanti kalo lo sakit lagi terus ga bisa ikut wisuda gimana? Nanti-"
"Ya Allah iya ganteng iya, bentar ya aku ambil jaketnya dulu."
Perempuan tersebut kemudian kembali masuk ke dalam rumah. Sementara yang ditinggal di luar senyum-senyum sendiri. Sedang merapikan kembali hati yang sedikit berantakan akibat dibilang ganteng.
Tidak butuh waktu lama bagi si cantik untuk mengambil jaket yang sedikit kebesaran di badannya yang kecil. Membuatnya terlihat menggemaskan, minta dipeluk terus dimasukin karung.
Setelah memakaikan pelindung kepala di kepala Dita. Ares mengulurkan tangan kiri untuk membantunya naik. Kemudian mulai melaju dalam kecepatan aman.
Sama seperti acara jalan sebelumnya, Ares tidak memberitahu destinasi mereka. Dita hanya ingat bahwa ia akan dikenalkan kepada seseorang. Tapi setiap kali dia bertanya siapa, Ares hanya berkata bahwa lebih baik jika mereka bertemu langsung.
Pemberhentian pertama mereka adalah toko bunga yang lumayan jauh jaraknya. Dita memang belum pernah ke sini sebelumnya. Tapi ia langsung berlari dengan mata berbinar begitu melihat bunga-bunga cantik yang dipajang di bagian depan toko.
"Cantik cantik banget bunganyaa," katanya antusias sembari mengeluarkan ponsel untuk memotret.
Di belakangnya, Ares tersenyum lantas bertanya, "Lo suka bunga apa?"
"Rosa alba! Aku suka banget bunga itu dari kecil."
"Yahh, ya udah pulang aja yuk kita."
Dita mengernyitkan dahi dengan heran, "Kok pulang? Kan kita baru nyampe?"
"Lo sukanya sama mawar putih bukan sama gue, males nambah saingan."
Lawan bicara Ares kemudian dengan kesal setengah salah tingkah memukul lengan berotot Ares. Dia kira ada apa tiba-tiba di ajak pulang. Sementara yang bersangkutan hanya tertawa, senang bisa menggoda Dita. Kemudian Ares mengajaknya masuk dan menyapa pemilik toko bunga tersebut.
"Heii Ares, udah lama banget enggak ke sini? Ke mana aja??"
"Halo Kak, biasalah anak kelas tiga sibuk ujian, Kak Khansa apa kabar?"
Perempuan yang kini Dita tahu bernama Khansa tersebut mengembangkan senyumnya, "Baik banget, Alhamdulillah, Ares sendiri?"
"Sama baiknya Kak, Alhamdulillah."
Selain toko dan bunga-bunganya, rupanya si pemilik tidak kalah cantik. Dita jarang sekali kagum akan kecantikan manusia yang se-gender dengannya seperti ia kagum akan Khansa. Wajahnya bercahaya, gamis serta pasmina panjang yang membalut tubuhnya membuatnya sangat sejuk dilihat.
"Dit, kenalin ini Kak Khansa, sebenernya dia udah tuwir tapi gaya-gayaan aja minta dipanggil Kak, Kak Khansa, ini Dita, temen gue di sekolah."
Khansa yang tadinya mau marah perihal deskripsi tentang dirinya, urung karena antusias berkenalan dengan gadis cantik yang dibawa Ares, "Halo Dita, kamu cantik banget."
"Ahh makasih, tapi Kakak lebih cantik deh kayaknya."
"Ahaha bisa aja kamu, oh iya Res, mau nyari bunga buat cewek kamu kayak biasanya?"
Ares mengangguk, "Iya Kak, tapi sekarang dua ya, ini bocah juga suka rosa alba soalnya."
"Oke, tunggu di depan bentar ya."
Mereka kemudian duduk di kursi yang sudah disediakan. Ares mengecek ponselnya sebentar. Tanpa menyadari bahwa Dita tengah melakukan kebiasaan buruknya, overthinking akibat percakapan Ares dengan Khansa barusan.
Apa biasanya Ares ke sini mencari bunga untuk perempuan lain? Perempuan yang tadi Khansa sebut sebagai ceweknya Ares? Jika iya, Dita mungkin tidak ada hak untuk protes. Tapi ia sedikit merasa.. dipermainkan?
"Res, itu tadi, Kak Khansa yang kamu bilang mau kamu kenalin ke aku?" Dita bertanya, meski lidahnya kelu.
"Bukan, habis dari sini gue ajakin lo ketemu orangnya ya,"
Dita berusaha menampakkan senyum tipis meski hatinya sekarnag tidak karuan. Tidak lama, Khansa datang membawakan dua buket mawar putih yang lumayan besar. Harusnya Dita bersemangat melihat bunga kesukaannya dijadikan secantik itu. Tapi suasana hatinya semakin buruk membayangkan Ares akan memberikan salah satu dari buket tersebut kepada ceweknya.
"Ih kayak sama siapa aja, ga usah bayar, gratis ini, bayarnya pake kamu sering-sering ke sini aja, ajakin Dita juga kalo perlu."
Setelah bernegosiasi sebentar, akhirnya Ares mengalah dan menuruti Khansa. Karena mereka masih harus ke beberapa tujuan lagi. Ares segera mengajak Dita untuk kembali berkendara.
"Nih buat lo, tolong bawain yang satunya juga ya, cewek gue juga suka banget sama bunga ini."
"Udah siap kan gue kenalin sama perempuan paling cantik yang gue punya?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halooo chingu, aku update niii
Ciee pada kepo Dita mau ke mana, sabar ya, semua bakal di spill pada waktunya. Makasih atas antusiasmenya yaaa chingu-deul, sayang kalian banyak-banyak