Dibalik lesung pipit yang terbentuk di setiap senyumnya, ada rasa sakit yang ditutupi dengan begitu rapi olehnya
-Unsur~Bab Empat Belas-
Dita sedari tadi duduk di dalam kelasnya dengan perasaan tidak tenang. Ia terus memandang ke pintu kelas, berharap Ares lewat atau bahkan mungkin masuk dan menyapanya. Gadis itu tidak akan berbohong bahwa kali ini dirinya benar-benar mengkhawatirkan Ares.
Bel tanda masuk hampir berbunyi, saat Rahardian masuk ke dalam kelas dan menghampiri Dita, "Ares enggak masuk hari ini, dia sakit."
"Oh gitu ya Bang, makasih infonya," jawab Dita ramah, tidak berniat bertanya laki-laki itu sakit apa karena dirinya sudah tahu betul jawabannya.
"Mmm Dita, gue minta maaf atas nama Ares ya sama lo,"
Dita kembali mengalihkan atensi kepada Rahardian. Menunggu apa lagi yang akan laki-laki itu katakan. Gadis itu ingin tahu apa pun soal Ares hari ini.
"Dia emang salah banget sama lo, gue sama yang lain aja kesel sama dia, wajar kalo lo juga marah banget, tapi setelah nanti dia ngasih tahu alesannya, gue pengen kalian baikan lagi, kalo lo bisa."
"Ares jauh lebih banyak senyum dan ketawa setelah kenal lo Dit, gue ga bakal maksa karena salahnya Ares emang fatal banget, tapi jujur, gue pengen senyum itu balik lagi."
Rahardian tersenyum tipis, "Oke gue mau bilang itu aja, makasih ya Dit," kemudian lelaki itu duduk di tempatnya sendiri.
Sementara Dita masih memproses kata-kata Rahardian barusan. Meski sulit untuk berkata iya, dalam hatinya perempuan itu juga ingin kembali melihat senyum yang sama yang ia lihat saat bimbingan bersama Ares minggu lalu.
***
Bimbingan tim olimpiade sudah berjalan selama lima belas menit. Akan tetapi lembar soal Dita masih kosong tanpa jawaban. Bimbingan sendirian tanpa Ares benar-benar aneh rasanya.
"Dita lo sakit?" tanya Kaila merasa khawatir.
"Hm? Engga, aku ga papa, lagi mikirin sesuatu aja sih."
Sierra ikut tertarik ikut dalam obrolan ini, "Lo pasti lagi mikirin Ares ya? Eh ngomong-ngomong dia sakit apa sih lu tau nggak?"
Yang bersangkutan bingung mau menjawab bagaimana. Kalau bilang enggak tahu berarti dia bohong. Kalau mau jujur, masa iya dia bilang 'Oh Ares digebukin kakak aku semalem' kan ya enggak lucu.
"Aku nya juga kurang tahu sih, belum jengukin dia."
Sierra manggut-manggut mendengar penjelasan Dita, meski tidak terlalu puas dengan jawabannya. Apalagi Dita dan Ares sedang berantem kan kemarin. Lalu mendadak Sierra teringat sesuatu.
"Boleh ga sih kalo kita ijin keluar bentar? Gue mau balikin macbook nya Ares nih waktu kerja kelompok kemarin ketinggalan, entar sore gue ga bisa gue mau balik duluan ada acara keluarga."
Farel menjawab, "Boleh sih kayaknya asal alasannya jelas, lo kan cewek ijin aja beli pembalut keluar pasti dibolehin, satpam yang jaga cewek sekarang."
"Farel pro banget kayaknya, sering ya lo?" tanya Sierra setengah menuduh.
"Kaga lah, gue mah mending manjat pager belakang aja dari pada sibuk nyari alesan."
Jawaban yang melampaui ekspektasi teman-temannya sekali T_T
"Udah ah, yuk Dit temenin gue ke rumahnya Ares!"
***
Sierra dan Dita akhirnya dapat menembus gerbang sekolah setelah sekuat tenaga meyakinkan ibu-ibu satpam. Keduanya pergi ke rumah Ares dengan menaiki motor milik Farel. Disetir oleh Sierra yang bulan lalu baru saja mendapat sim.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unsur
Ficção Adolescente[3RD BOOK OF CHANCE SERIES UNIVERSE] ok.si.gen /oksigèn/ (n) gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, merupakan komponen dari kerak bumi; zat asam; unsur dengan nomor atom 8, berlambang O, dan bobot atom 15,9994〈O2〉 hid.ro.gen /hidro...