Semua orang, suka tidak suka, selalu memiliki kelemahan dan sisi gelapnya
-Unsur~Bab Sembilan Belas-
"Ares, kenapa kamu berantem sama Farhan?" tanya Bu Ning, guru bk sekolah.
"Ceritanya panjang Bu, saya enggak hajar orang itu sembarangan," jawab Ares, yang menyebut nama Farhan saja sudah tidak mau.
"Enggak papa, ayo cerita biar ibu dengerin."
Laki-laki itu kemudian menceritakan semuanya secara rinci. Dari mulai kecurigaan mereka terhadap Farhan. Hingga apa yang dilakukan laki-laki itu di toilet perempuan.
Ares juga meminta Bu Ning untuk membantunya memeriksa kasus kecurangan Farhan. Ia tidak akan diam lagi masalah ini. Laki-laki itu sangat marah, terdengar jahat, tapi ia ingin semua orang tahu tentang kasus Farhan itu.
"Ibu bakal sebisa mungkin bantu kamu, tapi Ibu belum bisa percaya sepenuhnya, tolong kamu mengerti ya."
Sebelum anak didiknya menjawab, Bu Ning kembali bersuara, "Tapi sekalipun Farhan bermasalah, yang kamu lakukan ke dia juga enggak bisa dibilang benar, Ares."
Selama beberapa saat kemudian, Ares hanya mendengar segala wejangan Bu Ning sambil menunduk. Sepenuhnya sadar bahwa apa yang dilakukannya memang tercela meski niatnya baik. Walaupun dalam hatinya, Ares sama sekali tidak merasa menyesal.
Setelah apa yang sudah Farhan lakukan, Ares kira laki-laki itu sangat pantas menerima apa yang sudah ia berikan.
"Kamu bentar lagi juga harus ikut olimpiade kan? Kamu seharusnya ga bikin masalah begini."
"Ibu enggak akan kasih kamu skors sementara ini, tolong kasih ini ke orang tua kamu ya," sambung Bu Ning, sembari menyodorkan selembar surat yang sudah dilapisi amplop.
Ares menatap amplop itu nanar. Sepertinya malam ini, dia akan kembali terlibat kekerasan dengan ayahnya. Walau anak itu tetap mengambilnya dan berkata iya.
"Saya enggak janji ayah saya bakal datang menuhin panggilan Ibu, tapi surat ini bakal tetep sampai ke dia."
Setelahnya, Bu Ning mempersilahkan Ares pulang. Laki-laki itu berterima kasih sebelum mencium tangan gurunya dan keluar dari ruang bk.
Hal pertama yang ia pikirkan adalah mencari keberadaan Dita. Sedari tadi dia belum sempat berbincang dengan gadis itu. Ia tak peduli jika ia sendiri yang terluka, tapi Dita tidak boleh kenapa-napa.
Ia langsung berlari sekencang mungkin saat melihat keberadaan perempuan tersebut di depan uks. Lantas tanpa permisi memeluknya erat, serta bertanya apa gadis itu baik-baik saja.
Akan tetapi, Dita tetap diam, tidak menjawab. Membuat Ares ketakutan, lantas mengulang pertanyaannya sambil mengguncang bahu gadis tersebut.
"Dita jawab gue! Lo gapapa kan?!"
Dita masih enggan menjawab. Mereka beradu pandang lumayan lama. Emosi yang Ares lihat dalam mata temannya, tidak bisa ia jelaskan. Dan yang terjadi berikutnya adalah Dita meninggalkannya begitu saja.
Apa Dita akan mengabaikan dirinya lagi?
***
"Ayah."
Ares akhirnya memanggil ayahnya yang tengah fokus pada gadget nya di ruang tamu. Setelah mengalami pergulatan panjang dengan batinnya sendiri. Apa pun yang terjadi, surat panggilan dari bk harus sampai ke tangan ayahnya.
"Apa?"
"Ayah dapet surat panggilan dari sekolah," kata Ares, sembari menyodorkan surat di tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unsur
Teen Fiction[3RD BOOK OF CHANCE SERIES UNIVERSE] ok.si.gen /oksigèn/ (n) gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, merupakan komponen dari kerak bumi; zat asam; unsur dengan nomor atom 8, berlambang O, dan bobot atom 15,9994〈O2〉 hid.ro.gen /hidro...