Unsur - 47

57 14 6
                                    

Seperti siang dan malam, bulan dan matahari, aku dan kamu, kebahagiaan dan kesedihan adalah sesuatu yang berpasangan

-Unsur~Bab Empat Puluh Tujuh-

Setelah berbincang singkat namun dalam bersama ayahnya tadi pagi, Ares tidak bisa kembali tidur. Matanya tetap terbuka tidak peduli berapa kali Silvia menyuruhnya untuk kembali ke alam mimpi. Jadi tadi, Ia pura-pura memejamkan mata pada pukul lima, lantas kembali terjaga saat mamanya keluar dari ruang rawat.

Pikirannya tidak berhenti memikirkan tentang apa yang dibicarakan orang tuanya tadi pagi. Segala kemungkinan-kemungkinan buruk mulai terskenario di kepalanya. Ares tidak mau imajinasinya tersebut menjadi nyata.

Dulu, hari di mana ayahnya tidak sedang di rumah merupakan hari yang amat menyenangkan baginya. Dia tidak perlu merasa khawatir dan bisa melakukan apa saja di rumah.

Akan tetapi meski demikian, Ares harus menyangkal jika dirinya dikatakan tidak menyayangi ayahnya. Hampir seumur hidup tinggal satu atap, cukup untuk membuat Ares mengerti bagaimana kepribadian Adi sesungguhnya.

Ayahnya orang yang baik. Jika tidak mana mungkin Ares bisa sekolah di sekolah elit, memiliki saldo tetap di rekeningnya setiap waktu, juga makan apa pun yang ia mau. Ares menjadi alasan bagi Adi untuk terus mencari rupiah setelah kepergian Lia, adiknya, dan ibu mertuanya.

Tanpa Ares, Adi mungkin sekarang juga sudah mati.

Seperti yang telah diketahui, Adi memiliki emosi yang sangat tidak stabil. Penyebab dirinya tidak bisa mengontrol diri ketika bertemu Ares yang memang terlalu mirip dengan almarhumah istrinya. Meski telah berusaha, masih sulit baginya untuk menerim kenyataan dan akhirnya memilih untuk terus menyalahkan orang lain sebagai pelampiasan.

Namun tanpa ada yang tahu, diam-diam sesekali Adi datang mengecek kamar anaknya yang tidak pernah dikunci. Mencari tahu apa yang disukai oleh anak itu, dan lain-lainnya.

Sekali lagi, Adi sebenarnya adalah orang baik.

Karenanya, Ares tidak sanggup membayangkan tidak lagi hidup bersama ayahnya. Meski mereka tidak pernah berada di ruangan yang sama tanpa adanya perkelahian. Tapi mereka sama-sama berharga bagi satu sama lain.

Selain itu, Ares telah merasa bersalah karena merasa telah menjadi penyebab kematian ibu dan tantenya selama ini. Anak itu tidak mau kembali merasa bersalah karena menjadi sebab ayahnya masuk penjara.

Ah entahlah, kepala Ares kembali terasa pening. Sekarang pukul setengah tujuh pagi, dirinya sudah hendak memejamkan mata kalau saja tidak ada pesan masuk yang mebginterupsi dirinya.

-

Hidrogen 🐭

|Liat hari ini aku mau wisudaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Liat hari ini aku mau wisudaa

Hmm masyaAllah|
Kok pake masker, udah berangkat?|
Pagi banget buset|

Unsur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang