[3RD BOOK OF CHANCE SERIES UNIVERSE]
ok.si.gen /oksigèn/
(n) gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, merupakan komponen dari kerak bumi; zat asam; unsur dengan nomor atom 8, berlambang O, dan bobot atom 15,9994〈O2〉
hid.ro.gen /hidro...
Kalau klasifikasi hewan dibagi menjadi dua, kalau cintaku ke kamu enggak bakal aku bagi ke siapa-siapa
-Unsur~Bab Enam Belas-
"Peristiwa penghamburan cahaya pada sistem koloid dinamakan?"
Suara bel ditekan terdengar bersahutan. Namun tangan kanan Dita mencapai belnya lebih dulu. Gadis itu kemudian dipersilahkan menjawab, "Efek tyndall."
"Benar."
Dita tampak puas, ia melempar senyum penuh kemenangan kepada lawannya, Ares. Sementara laki-laki itu merotasikan bola matanya malas. Kemudian keduanya kembali fokus bersiap untuk menjawab pertanyaan selanjutnya.
"Titik didih H2O, lebih besar dari titik didih H2S, hal ini disebabkan antar molekul air terjadi ikatan?"
Kali ini Ares memencet bel terlebih dahulu dengan bersemangat. Tanpa melepasnya sama sekali sebelum dipersilahkan menjawab. Lalu menjawab dengan percaya diri.
"Hidrogen."
"Benar."
Gantian Ares yang tersenyum penuh makna kepada Dita. Lalu tertawa kecil melihat ekspresi kesal perempuan tersebut. Hidrogen adalah kata favoritnya dari sekian ratus halaman di buku paket mana pun. Jadi tidak akan dia biarkan Dita merebut pertanyaan ini.
"Oke itu barusan pertanyaan terakhir, habis ini gantian tim bio-fisika, kalian boleh istirahat dulu," ujar Bu Nadira.
Ares dan Dita kemudian mundur. Bergantian dengan Farel dan Kaila yang akan adu cepat tepat.
Ares dan Dita memang sudah berbaikan meski belum bisa berbicara selepas dulu. Tapi Dita setidaknya sudah mau berbicara dengan rekan setimnya. Yang berbaikan mereka berdua, tapi empat orang lain di tim juga ikut lega. Mungkin kecuali Sierra yang masih menyimpan seribu tanya soal kejadian Sabtu lalu.
"Dit, lo laper nggak?" tanya Ares kepada Dita yang sedang membaca buku.
Mata Dita tak sengaja berpapasan dengan milik Farhan tatkala hendak menoleh ke arah Ares, membuatnya sedikit kikuk, " Mmm Lumayan, kamu laper emangnya?"
"Iya kaga sarapan gue, temenin yuk ke kantin keburu abis nanti batagornya."
"Kamu mau makan batagor? Ih makan berat itu pake nasi," omel Dita.
"Ihh iya iya entar gue pakein nasi, temenin dulu yang penting ayo."
Setelah mendapat ijin dari Bu Nadira, mereka berdua berangkat mencari makan. Mereka berjalan beriringan dalam diam. Dita tampak sedang memikirkan sesuatu, tidak terlalu memperhatikan jalan.
Sampai ia merasakan jidatnya menabrak sesuatu, tapi tidak terlalu keras. Itu tangan Ares, yang mencegahnya menabrak tiang kantin di depannya. Ares menarik tangannya kembali sebelum bertanya.
"Mikirin apa sih? Untung ga nabrak tiang lo."
Dita menggeleng, "Bukan apa-apa, udah ayo mau makan apa?"
"Jawab dulu heh, bisa stres lo nanti apa-apa dipendem sendiri."
"Dibilang bukan apa-apa juga, udah nanti aja sekarang ayo makan dulu."
Ares memilih mengalah, padahal kan tadi yang lapar dia, tapi sekarang malah Dita yang ngebet makan. Pilihan mereka jatuh kepada soto sebagai menu makan dan jeruk hangat sebagai minum. Setelah berdebat beberapa saat terlebih dahulu tentunya.
Dita masih memikirkan sesuatu tentang Farhan tatkala mereka duduk menunggu pesanan jadi. Ares tentu tidak bisa diam saja melihat ini.
"Kenapa sih Dita lo mikirin apa?"
Dita tidak langsung menjawab, dia menimbang-nimbang sebentar apakah harus memberi tahu Ares atau tidak. Tapi dirinya tidak bisa terus menyimpan informasi ini sendirian. Baiklah, Ares akan tahu.
"Beberapa hari lalu, aku bantuin Mrs. Elisa bawain berkas ke ruangannya, aku diijinin lihat-lihat sebentar sama beliau."
Pembicaraan mereka diinterupsi oleh soto dan jeruk mereka yang datang. Keduanya mengucapkan terima kasih kepada ibu kantin. Sebelum kembali ke dalam percakapan, sambil makan.
"Isi berkas itu data kita, peserta olimpiade, ada satu lembar yang isinya pertimbangan buat masukin kita ke tim, semuanya normal kecuali punya Farhan."
"Kenapa punya Farhan?"
Dita meminum air jeruknya dengan wajah gelisah. Masih ragu ingin benar-benar mengatakannya atau tidak. Tapi Ares sudah tahu sejauh ini, Dita tentu tidak bisa menggantungnya begitu saja.
"Farhan enggak dipilih karena kemampuannya dia, nilai tesnya di bawah rata-rata,"
"Dia bisa masuk tim ini pake uang, pake nama ayahnya yang ketua yayasan, itu yang aku lihat di dalem berkasnya kemarin," Dita mengakhiri ceritanya dengan sebuah informasi mengejutkan.
"Maksud lo apa?"
Dita dan Ares spontan menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Mereka mendapati Sierra tengah mendekat dengan air muka tidak bersahabat. Firasat Dita buruk.
"Lo nuduh Farhan nyogok gitu buat ikut olim?" tanya Sierra mengintimidasi.
"Aku enggak bohong Sierra."
"Dit, gue tahu Farhan emang kadang suka ngeselin omongan sama sikapnya ke lo, tapi bukan berarti lo bisa fitnah dia seenaknya gini dong?"
"Aku enggak fitnah Ra, demi Allah itu yang aku lihat di ruangannya Mrs. Elisa."
"Nggak usah ngada-ngada!"
"Aku enggak ngada-ngada! Kalo aku enggak lihat itu pake mata aku sendiri aku juga ga bakal bilang gini! Aku nggak sejahat itu!" jawab Dita mulai menaikkan intonasinya dan berdiri, tidak terima terus dituduh-tuduh.
Melihat keadaan mulai memanas. Ares berdiri dan berusaha menciptakan jarak di antara keduanya dengan sedikit menarik Sierra menjauh. Meski tangannya seketika ditebas oleh gadis itu.
"Lo juga? Lo ngga percaya sama temen kelas lo sendiri?"
Dengan datar Ares menjawab, "Kita belum tahu siapa yang bener, sekarang mending lo pergi, gue sama Dita mau makan."
"Lo beneran ngga punya hati kalo sampe fitnah barusan nyebar," kata Sierra sambil menunjuk wajah Dita. Kemudian pergi meninggalkan kedua rekannya.
Dita menghela napas panjang nan berat begitu Sierra tidak lagi berada di sana. Ia kembali membuat situasi terasa runyam. Ia tidak suka ini.
"Hey," panggil Ares.
"Gue, percaya sama lo, gue bakal bantu nyari buktinya, jangan terlalu dipikirin, sekarang abisin dulu makan lo."
"Sierra kelihatan marah banget, aku harus gimana?"
Ares meletakkan sendoknya, lalu menatap Dita intens, membuat perempuan itu juga mengalihkan fokus padanya.
"Buat sekarang, lo enggak harus gimana-gimana, lo cuma harus abisin makan lo sebelum asam lambung lo naik, lo ngga boleh sakit Dit."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hayiii aku update nii
Gatau ya aku bingung mau nulis author's note apa. Pokoknya jangan lupa jaga kesehatan, jangan nunggu ada yang kayak Ares ngingetin makan dulu baru mau makan wkwk, jangan lupa feedback nya juga yaa