Unsur - 28

68 17 23
                                    

Orang yang punya masalah di dunia ini, bukan cuma kamu

-Unsur~Bab Dua Puluh Delapan-

Teras belakang rumah Dita tampak sepi. Hanya ada beberapa orang pelayan yang lewat, juga Dita, dan Reinan. Iya, laki-laki yang tempo hari diperkenalkan oleh ayahnya kepada Dita secara tidak langsung.

Setelah tadi berdebat sebentar dengan abangnya, Dita akhirnya diantar pulang ke rumah. Bukan karena dia ingin bertemu dengan keluarga Reinan. Tapi karena dirinya tahu jika ia tidak pulang, maka kakaknya yang akan jadi sasaran kemarahan ayahnya. Selain itu, Dita ingin sekalian klarifikasi kepada Reinan bahwa dia tidak ingin menjalankan perjodohan atau apa pun yang sudah direncanakan oleh orang tua mereka.

Maka di sini lah mereka, berbicara empat mata tanpa pengawasan siapa-siapa.

"Okay, Reinan, let's make it clear, Aku-"

"Kak Reinan, gue lebih tua dua tahun dari lo," kata lelaki itu mengoreksi.

Reinan Faiz Mahendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reinan Faiz Mahendra

Dita mengangguk, "Oke, Kak Reinan, aku tahu maksud dan tujuan kamu dan keluarga kamu ke sini, tapi maaf banget, aku enggak bisa dan enggak akan ngejalanin perjodohan yang Papa bilang."

Reinan tersenyum mendengar kata-kata yang diucapkan dengan tegas oleh gadis di hadapannya. Lelaki itu nampak tidak keberatan. Setelah memastikan Dita tidak akan mengatakan apa-apa lagi, lelaki itu bersuara.

"It's okay, lagian gue juga enggak tertarik, gue ke sini buat ngehargain undangan Om Vincent aja kok."

Dita mengangkat sebelah alisnya dengan heran. Meski dalam hati lega karena yang harus ia 'lawan' kini hanya ayahnya saja. Tapi, hanya terlalu mudah saja rasanya, tidak seperti yang ia ekspektasikan.

"Biar gue tebak, lo ada pacar?" tanya Reinan kemudian.

"Enggak juga, tapi.. ada sih orang yang aku suka."

"Wah sama, gue juga lagi suka sama cewek, jadi bestie aja nggak sih kita?" ucap Reinan sambil tertawa.

Dita ikut tertawa mendengar ucapan laki-laki tersebut. Waktu melihat profilnya dulu, dia kira Reinan akan jadi pribadi kaku yang ke mana-mana ngomongin bisnis. Ternyata enggak juga, Reinan sama saja seperti kebanyakan remaja lainnya.

"Udah ayo masuk, anyway sukses ya sama crush lo, semoga kalian jadian," Reinan berpesan setelah mengecek arlojinya, kemudian mereka masuk ke dalam rumah bersama.

***

Hari ini adalah hari Senin yang cerah. Awal minggu di mana seharusnya para peserta olimpiade menikmati dispensasi mereka, dan tidak repot-repot mencari topi agar bisa mengikuti upacara dengan damai.

Tapi tidak dengan Dita yang malas berada di rumah. Gadis itu tengah berjalan sendirian di koridor kelas dua belas. Di pelukannya terdapat setumpuk buku yang harus diantar ke ruang guru. Untungnya koridor sedang sepi, sehingga meski sedang tidak fokus, gadis tersebut tidak akan menabrak siapa-siapa.

Unsur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang