Sub 45

1.9K 250 39
                                    

Setelah berputar-putar di angkasa Sasuke dan Naruto tak memiliki cara lain selain menyerang secara terang-terangan mengingat celah sangat minim di tambah awan yang saat ini berkumpul adalah awan sihir dimana akan terus membuat manusia buatan itu hidup meski di musnahkan.

Semua sudah siap dan siap melakukan penyerangan namun di saat hendak melangkah para peri wingkle datang dalam jumlah yang tidak sedikit layaknya kunang-kunang di malam hari.

"Hormat hamba wahai sang Susanoo dan Amaterasu." ucap salah satu peri wingkle meski kecil dapat di mengerti Naruto tapi tidak dengan Sasuke yang tengah bingung mendengar suara kecilnya layaknya lonceng kecil.

"Hormat kembali wahai para peri." balas Naruto membuat semua terkejut. "Ada hal apa hingga membuat peri suci datang menemui kami?"

"Aku akan membantumu membuka awan di saat kalian mulai melakukan penyerangan. Sihir kami semua terutama sihir cahaya dan angin juga bubuk emas ini akan memudahkan melenyapkan awan itu."

"Kenapa tidak anda lakukan sejak awal?" tanya Naruto kecewa. Kecewa karena mereka bisa melakukan itu tapi tidak mereka lakukan.

"Bukan kami tidak mau sang Amaterasu, tapi kami tak akan bisa melakukan tanpa bantuan anda."

"Apa yang bisa aku lakukan?" tanya Naruto lagi kali ini ke lebih penasaran.

"Bantu kami terbang hingga di atas awan itu. Sayap kecil kami tidak akan mampu melawan angin sihir itu."

"Tapi jumlah kalian sangat banyak dan..."

Peri wingkle memotong ucapan Naruto cepat. "Tumbuhkan sayap pada pasukan anda sang Amaterasu. Anda bisa menumbuhkan sayap pada mereka dengan buku sihir yang ada di dalam tubuh anda."

"Caranya?"

"Hanya pikirkan saja lalu mantra itu akan anda kuasai."

Lalu Naruto memusatkan pikirannya untuk membentuk sayap pada pasukannya. Tak berselang lama tubuh Naruto di penuhi tulisan kuno yang memancarkan cahaya hijau keemasan. Naruto merapal mantra itu dengan sangat fasih lalu tubuh beberapa orang mulai bereaksi. Kiba, Shikamaru, Hinata, Neji, Shino, Yamato, Sai dan beberapa prajurit lain. Sementara yang tidak mendapat sayap menatap kagum sekaligus takjub sayap itu muncul begitu saja tanpa membuat semua menjerit kesakitan. Kakashi, Kurama, Sakumo, Itachi dan sisanya tak mendapat sayap ada yang kecewa ada pula yang bingung.

Usai Naruto merapal mantra dan di sertai tulisan kuno yang menghilang Naruto mulai menatap semua.

"Bagi yang mendapat sayap maju ke depan." perintah Naruto tegas dengan ada kelembutan di dalamnya. "Aku ada tugas buat yang memiliki sayap sementara yang lain melanjutkan penyerangan."

"Tugas apa itu Naruto?" tanya Sasuke penasaran.

"Tugas kalian membawa semua peri wingkle ini menuju atas awan untuk memusnahkan awan sihir itu. Mereka memang memiliki sayap tapi sayap kecil mereka akan kesulitan menerjang angin yang kuat di atas sana. Jadi mulai bersiaplah."

Semua mengangguk.

"Apa ini akan berhasil?" tanya Sasuke sedikit meragukan kekuatan para peri wingkle.

"Percayakan pada mereka dan kamu bersiaplah menyerang dengan yang lain. Aku akan menerbangkan mereka bersama yang lain. Aku yakin kita semua akan terbebas dari belenggu kegelapan ini."

"Berjanjilah kembali dengan selamat baby. Aku tak bisa jauh darimu."

"Akan aku usahakan."

Usai mengatakan itu Naruto mengambil daun dan dengan mantra membuat daun itu menjadi sebuah keranjang besar menampung para peri wingkle. Sasuke membagi beberapa pasukan dan di pimpin oleh Itachi, Kurama, Sakumo, Kakashi. Sakumo sudah membagi senjata untuk semua dengan balutan racun buatan Orochimaru. Sedangkan Tsunade, Jiraya dan Karin menyiapkan ramuan penyembuh. Naruto sudah terbang ke angkasa sementara Sasuke berjalan menuju tujuan masing-masing.

Danzo yang tahu terjadi penyerangan segera meminta Kimimaru, Kidoumaru, Sakon, Tayuya, Ukon, Jirobou menghalangi pasukan Sasuke. Danzo tidak menyadari kalau Naruto dan para peri wingkle sudah di atas awan untuk menyingkirkan awan gelap hasil sihirnya. Danzo juga meminta Hozuki dan Jinin menyelidiki dimana markas Sasuke.

"Alpha itu benar-benar membuatku marah. Akan aku hancurkan meski kau sudah memiliki kekuatan Susanoo karena aku tak akan pernah mati. Kekuatan kegelapan ini abadi. Aku sudah menggambil batu hitam keabadian dari Lucifer. Dengan batu ini aku tak akan terkalahkan dan aku akan menguasai dunia ini dan dunia bawah untuk mengalahkan Lucifer dan akan menyerang dunia atas dimana para Angle berada. Aku akan berkuasa diatas kekuatan Kami-sama. Hahahaha......"

Tak ada yang menyahut tawa itu mengingat semua yang ada di dalam kekuasaan Danzo akibat sihir gelapnya. Semua orang yang ada di sisinya tak lebih dari boneka saja.

Itachi yang sudah menyerang tiba-tiba di hadang oleh Kimimaru. Itachi tahu betul siapa yang di hadapi saat ini karena Kimimaru memiliki aura pembunuh yang kuat. Bahkan dalam hatinya sudah mati dan hanya terisi sisi gelap. Kimimaru menyerang dengan jarak dekat. Dia sama sekali tak memiliki senjata jarak jauh. Itachi yang pada dasarnya tidak terlalu lihai dalam pertarungan jarak dekat hanya mampu bertahan dan sesekali menyerang saat dia sudah tersudut. Kurama yang merasakan sakit bergegas menemui Itachi tali terhadang oleh Kidoumaru.

Dengan senjata hasil rakitan manusia yang sudah di modifikasi Kidoumaru menembak ke arah Kurama tanpa henti. Kurama tak terusik dengan tembakan yang di layangkan Kidoumaru, dia terus melesat menuju tempat Itachi berada. Benar yang di rasakan Kurama, saat ini kondisi Itachi saat terpojok. Dia hanya bisa menangkis dan bertahan dari serangan lawan. Saat lawan Itachi hendak mengayuhkan pedang dari belakang yang tidak di sadari Itachi, Kurama secepat kilat melesat menjadi tameng untuk tubuh Itachi.

Terkejut melihat Kurama yang sudah berada di belakangnya, Itachi lantas menelisik tempat lain dimana ada sosok lain yang sudah mengacungkan senjata. Dengan gesit Itachi mengambil busur panah dan menembakan ke arah lawan.

Wuuuzz......

Meski meleset tapi cukup membuat lawan kehilangan fokus dan membuat tembakan meleset. Tak ingin lawan kembali menyerang Itachi kembali melesatkan anak panah 3 sekaligus dalam sekali tarikan. Kini Kurama sudah menghadapi Kimimaru yang memang ahli dalam pertarungan dalam jangka pendek begitu pula dengan Kurama. Sementara Kidoumaru berhadapan dengan Itachi dimana keduanya saling adu senjata.

Di sisi Sakumo dan Kakashi mereka di hadapkan dengan Sakon, Tayuya, Ukon, Jirobou. Sakumo menghadapi Sakon  sedangkan Kakashi melawan  Jirobou di bantu Tobirama dan Izuna yang melawan Tayuya dan Ukon. Sedangan para perwira lain mereka melawan para mayat hidup yang sama sekali tidak bisa mati. Hashirama masih belum turun tangan. Dia sengaja di sisihkan karena menurut Sasuke kekuatan Hashirama akan di butuhkan melumpuhkan musuh utama bersama dengan Sarutobi.

Naruto yang sudah di angkasa bersama  yang lain membentuk lingkaran dan para peri berada di dekapan mereka semua. Tangan-tangan kecil peri menari menaburkan serbuk emas di atas awan gelap sesekali mereka merapalkan mantra yang sama sekali tak bisa di mengerti. Setelah awan itu bertabur serbuk emas perlahan-lahan awan itu menipis dan mulai memudar. Mereka terus melakukan itu hingga cahaya matahari mampu menembus kumpulan awan gelap.

Sasuke yang merasakan hangatnya sinar matahari menatap langit dimana awan gelap mulai menipis dan menghilang.  Seulas senyum terbesit di bibir Sasuke.

"Istrimu berhasil Alpha. Dia bisa menyingkirkan awan sihir itu. Kini mayat hidup dan manusia buatan bisa mati sepenuhnya." ucap Hashirama yang berdiri di samping Sasuke yang juga menatap ke angkasa.

"Hn." (cepat turun baby, aku sangat mengkhawatirkan mu) batin Sasuke terus menatap langit yang terus menampakan sinar terangnya.





Tbc.
















































Eeemmmmmm......
Hai semua.....
Hehehehe......
Jujur aku ngerasa bersalah sama semua yang udah mau baca carita ini. Sekali lagi maaf, maaf dan maaf banget.

Terimakasih.
Salam

Hany Haibara

Alpha Sasuke (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang