Sub 47

1.2K 181 10
                                    

Aburame Shibi menyerang tanpa ampun hingga dia berhadapan dengan putranya Shino. Shibi sama sekali tak mengingat siapa yang saat ini di hadapinya, sementara Shino mati-matian mencegah hasrat rindu ingin memeluk sang ayah. Sungguh Shino sangat ingin membunuh siapa yang telah membuat ayahnya seperti ini. Mereka berdua bertarung sengat sangat sengit mengingat kekuatan keduanya sama dan seimbang.

"Kalian penghalang my lord harus musnah. Apapun itu meski nyawaku taruhannya." kata Aburame Shibi mengebu-gebu.

Shino tak menanggapi apapun ucapan ayahnya yang dalam kondisi terpengaruh sihir. Shino meladeni serangan ayahnya dengan sepenuh hati bahkan Shibi dibuat terkejut dengan kekuatan Shino yang sebagian besar sama persis dengannya.

"Kau! Siapa kau peniru?" geram Shibi

"Kau akan tahu nanti setelah ini semua selesai." balas Shino dingin. Yang ada di pikiran Shino adalah melumpuhkan ayahnya. Tidak dengan membunuh tentu saja. Dia masih sayang ayahnya terlebih apa yang dilakukan ayahnya saat ini dibawah alam sadarnya.

Disisi lain Nagato berhasil masuk namun sayang belum sampai di ruangan Naruto dia sudah dihalang oleh Kurama. Kurama tau siapa yang dia hadapi saat ini. Pamannya yang dikabarkan hilang 5 tahun silam dan pihak kepolisian memutuskan kalau dia meninggal atas insiden kecelakaan balap mobil liar yang dia ikuti. Tidak disangka pamannya ada disini dan menjadi lawannya. Namun tubuh pamannya tidak sepenuhnya manusia. Pamannya sudah setengah serigala tapi masih ada sisi manusianya karena dalam tubuh Nagato melawan racun itu sendiri meski perlahan tubuhnya akan kalah juga.

"Menyingkir atau mati." gertak Nagato yang sudah mengeluarkan taring dan kuku cakarnya.

"Tidak paman." tolak Kurama tegas.

"Siapa yang kau panggil paman? Aku bukan paman mu manusia laknat."

"Paman tidak mengingatku? Aku Kyuu paman, Kurama keponakan tersayang paman." kata Kurama mencoba menyadarkan pamannya.

"Aku bukan manusia. Aku manusia serigala dan aku akan membunuh titisan Amaterasu dan membuat my lord menjadi penguasa di bumi ini."

"Paman bukan manusia serigala. Paman manusia dan yang akan paman bunuh adalah keponakan kecil paman. Naruto si kucing kecil paman." teriak Kurama meyakinkan meski dia tahu hasilnya akan nihil.

Kucing kecil. Nagato sedikit mundur mendengar kata kucing kecil. Ada yang melintas di otaknya senyum manis ceria bocah kecil yang selalu dia manjakan dan selalu dia panggil kucing kecil saat bocah itu manja dan merengek. Kepala Nagato berdenyut nyeri tapi bisikan dari Danzo mengalihkannya lagi.

"Kau penyihir. Beraninya kau memanipulasi otakku. Akan ku bunuh kau." tolak Nagato yang sudah Kurama duga hal ini tak akan semudah membalikan telapak tangan. Namun Kurama tidak menyerah dan menghindar selagi bisa dan juga terus mengingatkan pamannya akan siapa dirinya dan keluarganya.

Pertarungan tak terhindarkan lagi. Kurama terpaksa meladeni pamannya. Dari setiap serangan yang di lakukan Nagato jelas bukan karena kemampuan bela diri karena dikuasai jiwa serigala yang salah. Nagato memang bukan petarung jadi wajar kalau seluruh gerakannya amburadul dan mudah di baca.

Naruto yang dalam pemulihan perlahan mulai pulih dan sudah bisa membuka matanya.

"Kau sudah sadar Naru!" ucap Sasuke penuh kelegaan melihat Naruto sudah sadar.

"Suke..!" panggil lemah Naruto dan dengan sigap Sasuke membantu Naruto duduk. "Kita harus bergegas Suke, Danzo harus segera disegel."

"Tenang Naru, kau baru saja pulih. Tunggu beberapa saat aku akan menyalurkan energiku."

"Tak perlu Suke, aku bisa memulihkan diri." tolak Naruto

Saat Sasuke hendak membantah ucapan Naruto, Hinata datang bersama dengan Sai.

"Alpha!"

"Hn."

"Musuh sudah mulai masuk kini salah satunya sudah di hadang oleh Kurama-san dan Itachi-san."

"Kita bersiap pergi. Sai, bantu Hinata menghadang disini biar aku dan paman Hashirama, paman Sakumo yang akan menuju tempat Danzo berada. Kalian segeralah menyusul setelah semua selesai." perintah Sasuke yang langsung di laksanakan oleh Hinata dan Sai.

Di dunia manusia  Iruka, Chouji, Mikoto, Fugaku, Minato dan Kushina harap-harap cemas dan masih setia duduk di depan segel yang akan menjadi portal jalan keluar semuanya. Sementara itu Ino menceritakan semua yang dia alami pada Sakura dan Lee. Mereka bertiga bergegas kembali ke rumah Naruto dan ingin tahu keadaan semuanya.

Sakura masih dibuat bingung dan tidak percaya kalau semua teman-temannya bukan manusia biasa. Lee yang tahu tunangannya dalam kondisi kurang baik dia memeluk dan menyalurkan ketenangan dan itu berhasil. Sesampai di rumah Naruto mereka langsung ikut bergabung dengan keluarga Naruto.

"Bibi!" panggil Sakura ke ibu Naruto. "Bagaimana kabar semuanya bi?"

"Kita hanya bisa berdoa saja sayang. Bagaimana acara pernikahan kalian?" tanya Kushina mengalihkan pembicaraan agar kecemasan itu sedikit berkurang. Kushina sudah sangat dekat dengan semua teman Naruto. Bahkan Kushina memperlakukan semuanya bagaikan anak-anaknya sendiri. Itulah sebabnya semua nyaman dengan keluarga Naruto.

"Sudah semua bibi, Lee mengatur segalanya dan aku hanya di manjakan." jawab Sakura malu.

"Beruntung sekali putriku ini. Nak Lee jaga dan sayangi putriku ya..."

"Tentu saja bibi. Aku mencintainya tanpa syarat." kata Lee yang membuat pipi Sakura memerah.

Saat mereka tidak fokus tiba-tiba segel portal itu memancarkan cahaya tapi hanya sekejap yang membuat semuanya di buat bingung. Minato bertanya apa ini wajar dan Fugaku hanya menggelengkan kepala karena memang tidak tahu kenapa hal ini terjadi. Ino terus menatap segel itu dengan segenap doa untuk semuanya. Biar bagaimanapun semua temannya tengah berjuang di balik dunia ini. Naruto, Shikamaru, Hinata, Neji, Shino, Kiba, dan Sai semoga selamat dan pulang dengan keadaan baik-baik saja.

Tanpa Ino sadari kalau dari setiap doa di lubuk hatinya membuat air matanya mengalir tanpa dia sadari. Mikoto yang melihat itu menghampiri dan memeluk tubuh Ino. Mikoto membelai lembut rambut panjang Ino penuh kasih sayang tak lupa membisikan kata penyemangat dan penguat hati. Mikoto juga membisikan semua akan baik-baik saja dan mengajak Ino terus berdoa dan tidak bersedih lagi. Dia harus kuat karena keyakinan ini akan membawa kekuatan bagi mereka disana yang tengah berjuang. Ino memeluk erat tubuh Mikoto dan menyalurkan semua ketakutannya.

Sakura juga ikut menghampiri sabahatnya itu dan ikut memeluk memberikan ketenangan padanya. Namun untuk apa itu semua? Hati Ino tetaplah merasa gundah memikirkan hal buruk yang terjadi disana. Sungguh kalau bisa Ino akan menyusul dan ikut andil tapi semua hanya tinggal angan. Selain doa dan harapan hanya kehendak Kami-sama lah yang dia nanti.

Alpha Sasuke (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang