S E B E L A S

543 58 102
                                    

HAPPY READING!!!

"Hanya bersamamu aku merasa nyaman, memandang wajah ngambek mu membuatku mengukir sebuah senyuman."

_it's me_

Langkah kaki Zero terhenti saat ia melalui toilet perempuan, samar samar Zero mendengar suara bising dan teriakan dari arah toilet perempuan itu.


Zero penasaran dengan langkah pelan mulai mendekati toilet melihat sekeliling ternyata cukup sepi, Zero masuk ke dalam. Memperhatikan dari jauh sebelum mendekati memperjelas pandangannya betapa terkejutnya.

"Dasar cewek centil lo!!." Bentak seseorang, jari telunjuknya menunjuk muka Zena. Zero mendekat untuk mendapat kejelasan.

"M-maksud kakak apa?." Oke kali ini Zena masih bisa sopan dengan kakak kelas.

Cheli, gadis lumayan terkenal di kalangan anak SMA Garuda, geram mengkode ketiga temannya untuk memberikan ember yang berisi air selokan kepadanya.

"Masih ngak paham juga maksud gue hah!!?." Cheli langsung menyiram air itu ke atas kepala Zena, Zena terpukau. Salah apa ia sampai sampai kakak kelasnya itu tega melakukan ini kepada dirinya. Cheli Amoura. Cheli panggilan orang kepada dirinya, gadis anggun anak salah satu donatur SMA Garuda, dengan gelar yang melekat di dirinya membuat ia di segani oleh banyak murid di sini, Cheli menyukai Zero sudah lama tapi selama itu juga Zero tidak pernah meliriknya. Kehadiran Zena hanya parasit bagi dirinya untuk mendekati Zero lebih lagi.

"Rasain!!! Selama ini gue diem ya lihat lo deket sama Zero!!! Sekarang ngak akan gue biarin lagi!!!." Bentak Cheli, Zena menunduk menahan air mata apalah dayanya ia hanya gadis lemah yang tidak bisa melawan atau melakukan apa apa jika sudah seperti ini.

"Jadi cewek ngak usah murahan!!." Sambung salah satu teman Cheli, Kara Melia. Kena termasuk cewek populer di sana, banyaknya deretan mantan Abi, Kena yang paling Abi gilai.

Zero masih bisa menahan diri, ia tidak mau mengambil keputusan yang salah melihat aksi apa selanjutnya yang akan di lakukan Cheli beserta ketiga temannya.

Cheli maju selangkah mendekat kearah Zena tangannya dengan mulus mendaratkan tepat di rambut Zena, menjambaknya kuat membuat sang empu mendongak, sebisa mungkin Zena menahan rambutnya namun sekuat mungkin Cheli menambah kekuatan menjambak rambut Zena.

"Sekali lagi gue lihat lo deket deket sama Zero lagi bukan ini aja yang lo dapet!!." Ancam Cheli. Cukup Zero tidak tahan lagi, berjalan cepat kearah mereka sontak membuat keempat gadis itu melotot, dengan kasar Cheli melepaskan tangannya dari rambut Zena. Zena tidak bisa mengatur keseimbangannya sedikit oleng dengan cepat Zero menangkap tubuh lemah Zena.

"Berani lo sentuh dia lagi, gue jamin lo semua angkat kaki dari sekolah ini. Gue ngak peduli mau lo anak donatur atau bukan!!." Ancam Zero menusuk menatap tajam satu persatu keempat gadis di depan mereka. Menekan setiap perkataan. Cheli menatap sinis Zena, lalu menatap Zero dengan mata berkaca kaca seolah ia yang tersakiti.

"Kamu kok belain dia sih!!." Ucap Cheli manja namun terdengar menjijikkan di telinga Zero.

"Masalah?." Singkat terasa menusuk sampai ke jantung Cheli. Kalah adu dengan Zero, Cheli menghentakkan kaki lalu keluar tanpa mengajak ketiga temannya. Tatapan ketiga teman Cheli tajam menatap Zena.

Setelah kepergian Cheli dkk, Zero menatap Zena, membuka seragam miliknya dan membalutkan  ketubuh mungil Zena. Meninggalkan baju putih polos sebagai lapisan seragamnya.

"S-sakit kak." Tubuh gadis itu sudah menggigil, bibir pucat rambut lepek dan bau air selokan tercium oleh penciuman Zero.

"Lo tenang, ada gue disini." Ucap Zero tulus menggenggam tangan Zena, Zena tidak tahu harus bagaimana kepalanya terasa pusing, tubuhnya terasa dingin perlahan matanya tertutup. Zena pingsan.

Alzero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang