T I G A P U L U H D U A

345 14 0
                                    

HAPPY READING!!!!

"Di dunia ini hanya ada dua pilihan, antara hidup dan mati"


_Aleorioz_

Zena dan Netha berjalan santai menuju kelas masing masing meskipun kelas mereka berbeda arah tetap saja mereka jalan bersama.

"Oh iya kemaren lo kenapa, lupa nanyain gue kemaren, hahaha," ucap Netha, kemaren memang mereka tidak membahas apapun, Netha yang sibuk dengan Andra sampai melupakan tujuannya dan Zena juga asik bersama Zero, masih mempermasalahkan makan nasi goreng seporsi berdua.

Sejenak Zena mengingat kejadian kemaren dimana dia di siram air entah air apa itu yang jelas baunya sangat tidak sedap seperti air selokan, dan waktu ingin ke koperasi bertemu Zero dan berakhir makan nasi goreng di bawakan Netha seporsi berdua dengan cowok itu.

"Biasa, Cheli habis di putusin kak Zero," singkatnya, Netha mendengarnya sontak membelalakkan mata tak percaya, kenapa baru sekarang ia tahu kalau Cheli dan Zero putus, ah kenapa ia harus tahu toh tidak ada urusannya dengannya.

"Putus?" tanya nya, Zena mengangguk. "Bodo ah, terus lo kemaren di apain?" sambungnya, nadanya juga sudah berubah menjadi khawatir.

"Lebay, gue cuma di siram itu aja." Netha mengkhawatirkan dirinya, Zena malah mengatakannya lebay.

"Bukan lebay tolol! Gue khawatirin lo," balasnya sambil menyentil kening Zena menggunakan jari telunjuknya.

Zena mengusap bekas sentilan pada keningnya, "ya santai aja kali, ngak usah pake sentil sentil segala lo," gerutu Zena.

"Gimana mau santai, lo aja begini orangnya." Zena mengernyit maksud Netha 'begini orangnya' itu apa, Netha paham arti dari tatapan Zena serta kernyitan kening gadis itu, "lo itu terlalu santai, ngak mau ngomongin apa apa kalau terjadi sesuatu sama lo."

Zena membulatkan mulutnya, buat apa memberi segala sesuatu kepada seseorang kalau dirinya saja bisa mengatasi sendiri masalahnya.

"Ngak penting semuanya lo harus tahu, menurut gue sih gitu nanti gue malah ngerepotin lo." Netha memutarkan bola mata malas, baginya tidak ada hal merepotkan jika ini menyangkut sahabatnya.

"Ngak ada yang namanya merepotkan jika itu menyangkut sabahat gue Zen, lo sahabat gue, selamanya akan tetap begitu Zen," ucap Netha memeluk bahu Zena, Zena juga membalas pelukan itu tersenyum manis kepada Netha.

"Makasih Net, lo yang terbaik deh," balas Zena, Netha pun tersenyum padanya.

"Inget dalam persahabatan kita ngak ada yang namanya kata makasih dan maaf semuanya rata kita saling menolong satu sama lain, itu kan kata kata yang pernah lo ucapin." Ucapan Netha berhasil membuatnya mengingat kata kata yang pernah ia rangkai dulu.

"HAHAHAHAH." Tawa mereka pecah, semua orang berada di koridor spontan mengarah pada mereka.

"Iya juga ya." Netha mengangguk.

"Terus lo juga pernah bilang kalau dalam persahabatan itu ngak ada yang namanya rahasia rahasiaan, kalau ada masalah cerita kalau ada yang bully harus basmi sama sama. Tapi lo malah nyembunyiin sendiri." Hampir saja ia ingin mengungkit kejadian lalu namun buru buru ia mengurungkannya, tidak mungkin ia mengatakan pada Zena bisa bisa gadis itu marah besar padanya.

Alzero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang