T I G A P U L U H

342 17 0
                                    

HAPPY READING!!!!

"Bertahannya sebuah hubungan karena adanya rasa nyaman diantara keduanya, bukan karena paksaan atau obsesi sepihak."



"Putus??." Apa tidak salah dengar kah dia?, Ini hanya terhitung berapa bulan saja pernyataan tiba tiba dari lelaki didepannya sungguh membuatnya terkejut.

"Apa lo budeg?" balas Zero, lelaki di depannya ini memang Zero sang primadona sekolah.

Menggeleng sebentar, jika di ingat ingat selama ini ia tidak pernah berulah kecuali kasus Zena kemarin itu dan itupun juga sudah terjadi beberapa Minggu yang lalu, itupun Zero tidak mengetahui bahwa sebenarnya ia dalang dari kejadian itu.

"Alasan kamu mutusin aku apa?." Cheli tidak bisa diam saja ini menyangkut perasaan, what? Perasaan? Yakin perasaan atau.....hanya sekedar obsesi belaka?.

"Jawab Zer! Ini menyangkut perasaan." Zero yang mendengar kata kata itu keluar dari mulut Cheli menampikkan smirk nya, apakah yang di ucapkan Cheli tidak salah terdengar di telinganya.

"Perasaan, lo bilang??." Cheli mengangguk sejenak, "ngak usah bahas perasaan di hadapan gue." Tanpa sepatah kata lagi Zero langsung pergi meninggalkan Cheli.

🌼🌼🌼

Netha yang melihat Zena mondar mandir kesana kemari tanpa henti, muak juga lama lama. Heran dengan sikap Zena, ditanya bukannya menjawab malah teriak, di diamin bukannya tenang dan duduk malah terus mondar mandir.

"Zen, duduk napa, disuruh cerita ngak mau ditanyain teriak, lo itu kenapa sih kesel gue lama lama liat lo tuh," cerocos Netha, seakan angin lewat saja ucapan Netha sama sekali tidak di dengarnya.

Daripada pusing sendiri Netha memilih kembali fokus pada buku ditangannya dan membacanya, "bodo amat, mending gue belajar daripada mikirin tuh bocah, aneh."

Selang beberapa detik Netha membaca tiba tiba Zena berteriak dan itu sangat mengganggu konsentrasinya lagi.

“Aaaakh!!! Kesel banget gue!!, lo tahu ngak.” Netha menatap sinis Zena sambil menunggu lanjutan ucapan dari gadis itu, bukannya melanjutkan dia malah meracau masih tetap mondar mandir, hal itu sungguh membuat Netha kesal.

“Ck!! Terserah lo deh,” ucapnya, Netha pun beranjak dari duduknya membiakan Zena tetap pada aksinya.

“Ee'eehh, tungguin napa main ninggal ninggal aja lo!!,” teriak Zena sambil mengejar Netha yang kian menjauh.

Zena masih terus meneriaki Netha, gpadis itu tidak berhenti meskipun berulang kali terdengar teriakan Zena.

Sambil berteriak dan terus berlari menyamakan langkah kakinya dengan Netha, masa bodo dengan tatapan aneh para murid sekitar taman.

🌼🌼🌼

"Ngeselin lo, di panggil kagak nyaut, capek gue njiir," gerutu Zena, kini mereka telah berada di kantin, setelah lama mengejar ternyata langkah kaki Netha mengarah arah kantin, tapi masih tetap saja Zena kesal teramat pada Netha.

"Mangkanya jadi orang jan aneh," balasnya sambil membulatkan mata malas sedangkan Zena hanya cengengesan. Zena orangnya kadang suka aneh seperti tadi contohnya, entah apa yang membuatnya kesal tapi yang jelas kalau Zena tiba tiba seperti itu akan sangat membuat Netha jengah jadinya.

Alzero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang