E M P A T P U L U H T U J U H

309 17 0
                                    

HAPPY READING!!!!

"Hal paling menyakitkan adalah sebuah perpisahan."




Pelepasan jabatan telah tiba, hari ini Sabtu tanggal 25 April kemarin telah dilakukan pemilihan ketua Osis dan wakil ketua Osis baru, dan hari ini adalah acara pelepasan ketua dan wakil Osis lama serta peresmian pengurus Osis baru.

Semua anggota Osis tampak sibuk termasuk Netha dan Zero. Berhubung hari ini pelepasan Osis maka setiap kelas free tidak ada kegiatan ngajar mengajar.

"Nggak terasa ya, bentar lagi kita ujian kenaikan kelas terus udah kelas dua belas aja." Zena mendengus mengucapkannya, Dava yang duduk di sebelahnya tersenyum jahil.

"Jangan kangen ya kalau kita pisah, haha." Zena melirik tajam, cowok satu ini sungguh membuat darahnya naik saja jahil nya itu lho yang bikin ia geleng geleng kepala.

"Idih, PD amat lo. Siapa juga yang mau kangenin orang kek lo." Zena mendorong kening Dava menggunakan jari telunjuknya sebelum Dava meledak ia segera beranjak dari tempatnya.

"Ngeselin lo!!." Dava menggeram kesal dan mengejar Zena yang kian menjauh keluar kelas.

Bukk!!

Lagi asyik nya lari lagi dan lagi Zena menabrak orang dan anehnya lagi kenapa ia harus menabrak dada bidang seorang cowok, sekali kali Cheli kek.

"Ngapain sih lari lari, jatuh nanti nanges," cibir Zidan terkekeh kecil, ya cowok di tabraknya itu Zidan, Zena berdecak sebal bukannya nanyain keadaannya gimana ia malah meledeknya.

"Iiihh, bukannya nanyain keadaan kening gue, lo malah ngeledek. Ngeselin emang lo kak," gerutu Zena sembari mengusap usap keningnya, karena Zidan orangnya peka ia pun menurunkan tangan Zena lalu mengusap kening cewek di depannya dengan lembut.

Zena terdiam Zidan aksi benar benar membuatnya malu, pasalnya ini di koridor bukan UKS kalau UKS kan bebas mau ngapain aja.

Zena menepis tangan Zidan, "malu maluin gue aja lo." Zidan terkekeh kini tangannya beralih ke pipi nya dengan sekali tarikan Zidan mencubitnya gemas, Zena murka.

"Kak!!?."

"Pipi lo makin hari makin tembem, gemes gue." Bukannya menghentikan Zidan menguatkannya, merasa kesakitan akibat ulah dari cowok ini Zena menarik tangan Zidan agar berhenti untuk mencubit pipinya.

"Gue bilangin kak Zero kalau lo nyubit pipi gue sekali lagi," ancam Zena, Zidan tidak memperdulikan ancamannya ia malah meledek Zena habis habisan.

"Bilang aja, gue ngak takut, wlee." Dengan enteng Zidan mengucapkannya, Zena memutar bola mata jengah cowok satu ini cowok ter aneh kedua setelah Zero.

"Terserah lo deh," Zena menjeda ucapannya menatap manik mata Zidan, berpikir ia tadi mau kemana dan melakukan apa, gara gara Zidan ia melupakan tujuannya.

Zena menepuk jidatnya membuat Zidan mengernyitkan dahi melihat kelakuan Zena, "kan tadi gue mau ke lapangan nemuin Netha, ih gara gara lo, gue jadi lupa mau kemana tadi." Secara sengaja Zena mendorong tubuh Zidan untuk menyingkir dari hadapannya, segera ia berlalu tanpa menunggu respond dari Zidan.

Alzero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang