D U A P U L U H D U A

376 25 0
                                    

HAPPY READING!!!

"Manusia tidak luput dari kesalahan dan dendam."



Dari pintu kantin Zena tidak sengaja melihat Cheli yang sedang menyodorkan satu sendok berisikan nasi goreng ke mulut Zero, tiba tiba matanya terasa panas ketika melihat adegan itu tepat di depan matanya sendiri. Netha menarik sedikit tangan Zena kearah samping agar tidak menghalangi jalan, meskipun begitu mata Zena tidak luput dari kedua makhluk tidak jauh dari dirinya berdiri.

Sebelum Zero benar benar menerima suapan dari Cheli, ia sempat melihat kearah samping pintu kantin dugaannya tidak salah lagi di sana telah berdiri Zena bersama Netha di sebelahnya, melihat raut wajah Zena yang sudah memungkinkan kalau gadis itu sedang meredam rasa cemburu terhadap dirinya ia pun menerima suapan Cheli sambil menghadap kearah Zena. Tujuannya hanya ingin melihat wajah Zena lebih cemburu lagi karena wajah itu sangat menggemaskan baginya.

Netha masih belum menyadari, ia celingak celinguk mencari tempat kosong dan saat matanya menemukan tempat langsung menarik tangan Zena namun Zena tetap diam, ia yang curiga pun mengikuti arah pandang Zena, dan baru ia sadari apa sebabnya. Netha melihat sekilas kerah Zero lalu memalingkan wajah kearah Andra yang berada di depan Zero juga Cheli. Andra memberi kode agar segera membawa Zena menjauh dari mereka, Netha pun paham maksud dari Andra.

"Zen, yuk duduk disitu keburu di tempati orang." Tunjuk Netha pada meja yang tidak jauh dari Zero duduk, tidak mendapat respond dari Zena, ia pun sedikit menepuk pundak Zena agar tersadar. Zena menoleh kesampingnya saat memalingkan wajah kearah samping matanya tidak sengaja melihat Zidan masuk kedalam kantin.

Ide cemerlang muncul dari otak pintarnya saat melihat Zidan hampir melewati mereka.

"Ayok, bentar dulu ya." Balas Zena tersenyum bahagia.

"Kak Zidan!!." Panggil Zena lantang, spontan Zidan pun melihat ke sumber suara ternyata disana berdiri Zena yang tidak jauh dari ia berdiri dengan senang hati ia menghampiri Zena sambil mengumbar senyum.

"Hai, tumben manggil gue?." Ucap Zidan basa basi, sekilas Zena mengumbar senyum. Zidan beralih menatap Netha di samping Zena.

"Eh ada Bu waketos, apa kabar Bu?." Sapanya kepada Netha, sedangkan Netha hanya memutarkan bola mata malas. Zena menatap interaksi keduanya cuek.

Dengan keberanian Zena merangkul lengan Zidan, Zidan yang mendapat serangan tiba tiba dari Zena pun memalingkan wajahnya menghadap Zena, "ayok kak kita makan bareng." Ajak Zena.

"Serius nih?." Zena mengangguk. Zero yang sejak tadi melihat interaksi mereka tak kuasa menahan amarahnya, sementara Cheli merasa senang karena pada akhirnya saingannya tidak ada lagi.

"Mereka cocok ya." Ucap Cheli, Zero mengulas senyum hambar, Abi dan Andra melotot tak percaya dengan tingkah Zena.

"Cocok an juga sama Zero." Timpal Andra, Cheli menatap tajam Andra yang ditatap memasang tampang acuh tak acuh.

"Ayok sayang lanjutin makannya." Cheli kembali menyodorkan sendok ke mulut Zero namun Zero menepisnya pelan dan menggeleng ia masih ingin melihat aksi Zena selanjutnya.

"Nanti gue makan lagi." Balasnya dingin, Cheli menggertakkan kakinya di bawah sana. Abi dan Andra menahan tawa.

Zidan, Zena juga Netha berjalan melewati tempat Zero duduk, tangan Zena masih setia merangkul lengan Zidan sambil sesekali melirik Zero. Zero menampilkan tampang datar ketika Zena melewatinya jujur seperti ada rasa rela tak rela ketika Zena bersama laki laki lain apalagi ini musuhnya sendiri.

Alzero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang