T U J U H

581 89 156
                                    

Entah kenapa saat melihatmu bersama dia tiba tiba hatiku menjadi sakit, sesak yang tak bisa ku utarakan

_zero_

Minggu pagi ini Zena sudah tidak ada di kasurnya biasanya kalau libur bawaannya pasti mager tidak ingin beranjak dari kasur beda lagi pada Minggu ini pagi pagi Zena sudah berada di luar rumah melakukan lari pagi kecil mengelilingi komplek rumahnya.

Sudah lima putaran ia lakukan, penat juga sudah mengelilingi tubuhnya. Zena berjalan tanpa berlari menuju taman komplek, sebelumnya ia sudah membeli minuman dingin dan beberapa camilan, gimana mau kurus kalau habis olahraga nyemil.

"Huft....." Hela nafas Zena, ia duduk di kursi sambil menselonjorkan kakinya, Minggu pagi ini taman tampak begitu ramai.

Di bukanya penutup air mineral dingin di tangannya, saat akan meneguknya tiba tiba ada tangan yang langsung menyambar botol air di tangannya. Zena melongo bukan main pasalnya saat akan meminumnya botol di tangannya sudah beralih.

Di lihatnya siapa yang mengambil lalu meneguk setengah air dalam botol itu, "kak Zidan apa apaan sih, gue mau minum malah lo sosor." Gerutu Zena, mukanya sudah cemberut. Lelaki itu Zidan, Zidan bukannya merasa bersalah ia malah dengan santainya mencubit pipi Zena gemas.

"Ssshhh...." Tangan Zena langsung menepuk tangan Zidan dan menyingkirkannya, raut wajahnya semakin cemberut, "main cubit cubit aja, sakit tahu." Suara Zena memang lucu, Zena bukanlah tipe cewek yang tegas atau semacamnya, ia gadis manja, childis, juga pecicilan namun tidak ada yang tidak suka dengan dirinya, mungkin hanya Zero saja yang sensi terhadap dirinya.

"Makanya jadi cewek jangan gemesin napa." Kini tangan Zidan beralih mengacak rambut Zena.

"Kak Zidan demen banget sih buat gue kesal." Zena terlalu gemesin menurut Zidan ingin sekali Zidan mencubit kuat pipi Zena, mengacak rambut gadis itu lalu di peluk erat. Rencana awal tergantikan oleh rasa nyaman kepada Zena.

"Lo lucu gue suka." Jantung Zena berdebar kencang saat Zidan mengucapkan kata suka kepada dirinya, apalagi Zidan mengucapkannya dengan santai.

"Su-ka gimana kak?." Ucap Zena terbata bata, Zidan mengacak lagi rambut Zena.

"Suka aja gitu sama lo." Santai Zidan lagi, tidak mau berfikiran terlalu jauh Zena mengambil botol air mineral di dekatnya, dengan cepat Zidan menahannya. "Habis lari ngak boleh minum yang dingin dingin nanti demam, nih minum punya gue." Zidan menyodorkan air yang berada di tangannya, Zena menerimanya tanpa berkata apa apa.

Baru beberapa hari mereka kenal, Zidan dan Zena sudah se akrab ini. Zidan perhatian kepada dirinya mereka satu komplek jadi tak jarang bagi mereka untuk saling bertemu.

Di balik pohon tak jauh dari mereka Zero memperhatikan keduanya dengan perasaan bercampur, tangannya sudah mengepal erat, wajahnya juga sudah memerah.

🌼🌼🌼

Sore ini Zena dan Netha berencana akan pergi ke Gramedia, tujuan mereka hanya satu berburu novel terbaru. Zena dan Netha memang sangat menggemari koleksi novel terkadang mereka membeli novel yang berbeda dengan Netha dan nantinya bakalan bergantian novel untuk saling mengetahui isi dari novel yang mereka beli.

"Kemana dulu kita? Langsung ke gramed atau makan?." Tanya Netha, saat ini mereka berada di mobil milik Netha.

Zena sibuk mengotak atik radio mobil Netha mencari cari lagu yang pas untuk mereka dengar, "terserah Net." Masih sibuk memindahkan lagu, Netha mengangguk lalu melajukan mobil menuju cafe.

Alzero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang