D U A P U L U H T U J U H

345 19 2
                                    

HAPPY READING!!!

"Jangan jadikan seseorang sebagai pelampiasan ketika hatimu kacau, mungkin bagi kamu itu kesenangan namun bagi orang itu sangatlah menyakitkan."



Hati Zero sedari tadi gelisah, gelisah memikirkan kondisi Zena ingin menelpon gadis itu pun ia tidak mempunyai nyali sebab ia tahu akan jadinya bagaimana. Meskipun Zena meresponsnya dengan baik tidak dengan hati gadis itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 09.00, hari ini hari Minggu sejak hari Jumat lalu Zero belum mengetahui bagaimana keadaan Zena apakah sudah baikan atau masih terbaring ia sendiri tidak tahu.

Diraihnya ponsel diatas kasur, membuka galeri dan menekan satu foto disana.

"Sebenarnya gue pengen jengukin elo tapi gue malezz," gumam Zero sambil menunjukkan senyum jahilnya pada foto itu. Meski tidak ada orangnya yang akan di bawa bercanda fotonya pun jadi itulah Zero.

Masih menatap foto pada layar ponselnya Zero kembali tersenyum kemudian terkekeh entah apa yang laki laki itu pikirkan saat ini.

"Sebenarnya gue tu suka sama lo ya meskipun lo childis, manja sok imut lagi." Mungkin jika ada Zena, Zero tidak akan selamat enak saja cowok ini mengatakan dirinya seperti itu ya walau memang kenyataannya sih.

"Nanti sore aja gue samperin lo sambil minta restu sama orang tua lo, hehe." Inilah Zero berani ngomongin di belakang doang, ngungkapin di belakang doang mah ngak kerasa apa apa kali.

🌼🌼🌼

"Hallo, lo dimana sih katanya mau kesini tapi ngak nongol nongol, ngak tahu apa sahabatnya lagi sakit juga ih." Zena tidak henti hentinya memberikan hujatan dan omelan pada Netha, membuat orang di seberang sana mendengus lalu memutarkan bola mata malas, untung sahabat tersayang kalau tidak mungkin Netha akan menghujat Zena kembali.

"Zena sayang nanti gue kesana sekarang gue ada urusan, nanti kalau urusan gue selesai tanpa pulang langsung cabut ke rumah lo kok," jelas Netha penuh kesabaran padahal aslinya pengen banget tampol mulut Zena.

"Ck!? Dari kemarin lo bilang nanti mulu, dan akhirnya lo ngak datang. Tega lo sekarang ya ninggalin sahabatnya ketika lagi susah gini apalagi sekarang gue lagi sakit lo malah ngilang mulu kek cowok datang pas senengnya doang."

Netha hanya bisa bersabar, mengelus dadanya sendiri menghadapi Zena memang butuh kesabaran extra kalau tidak bisa pecah, Zena jika sudah sakit begini bukan lagi tambah manja tapi ngerepotin juga. Apalagi gadis itu sensitif nya minta ampun seperti sekarang ini, ngomel terus untung Netha korbannya kalau orang lain pasti Zena sudah dibanting.

"Zen, entar kalau urusan gue udah kelar semuanya, gue janji temenin lo, tidur di rumah lo sekalian."

Terukir senyum manis dibibir Zena, ia senang mendengar Netha akan menginap dirumahnya itu artinya nanti mereka akan bersenang senang.

"Awas aja kalau lo ingkar lagi, gue ngambek sampai lulus sekolah, titik ngak pake koma."

"Bocah, gue janji ngak bakal ingkar, habis ini kelar gue langsung gas deh kerumah lo tanpa gue pulang dulu. Rela kan gue? Udah ah mending lo istirahat, ntar gue kesana."

Alzero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang