E M P A T P U L U H S E M B I L A N

331 17 7
                                    

HAPPY READING!!!

"Kita tidak akan tahu kapan perpisahan itu datang dan kita juga tidak akan tahu berapa lama dan sejauh apa kita akan terpisahkan."

Ujian Nasional bagi kelas dua belas telah usai sejak satu bulan yang lalu, kini waktunya kelas sepuluh dan sebelas yang melaksanakan ujian, ujian kenaikan kelas.

Tepat hari ini, hari terakhir mereka melaksanakan ujian besok mereka akan bebas.

Zena berjalan lesu keluar dari ruang ujiannya hari ini ia tidak pulang bersama Netha melainkan Zero akan menjemputnya ke sekolah, masalah hubungan mereka masih sama hubungan tanpa status entah lah rasanya Zena di gantung oleh Zero.

"Woi!!." Netha menepuk pundak Zena saat menemui gadis itu di koridor berjalan lunglai seperti orang mau mati nanti saja.

"Bisa ngak, ngak usah ngagetin!?." Sedikit sebal dengan sahabatnya satu ini, selalu saja mengejutkannya tanpa liat situasi lagi.

"Santai mbak, ngak baik ngegas ntar cepat tua," canda Netha, niat bercanda malah dapat tatapan horor dari Zena.

Tidak ada lagi pembicaraan antar mereka, mereka berjalan menuju gerbang sesampainya di sana Zena mendapati Zero sedang bersandar di pintu mobil sambil memainkan ponsel miliknya.

"Kak Zero udah nunggu, gue duluan gapapa nih Net?." Netha mengangguk mengiyakan penuturan sahabatnya, lagian ia hari ini di jemput Andra.

Bicara tentang Andra, cowok satu ini akan menyatakan perasaannya hari ini pada Netha, dengan modus ingin menjemputnya dan mengajak makan ice cream.

"Beneran gapapa nih? Atau mau bareng gue aja daripada lo nunggu di sini sendirian," tawar Zena lagi dan lagi Netha membalas gelengan kepala, daripada menjadi nyamuk mending dia menunggu Andra.

"Ngak Zen, lo duluan aja lagian gue nunggu kak Andra kok." Zena tergelak mendengar nama Andra di lontarkan.

"Lo sama kak Andra jadian?." Netha mendorong tubuh Zena untuk jalan, kalau di dengar ocehan Zena yang ada ia pusing menanggapinya.

"Mending lo samperin tuh kulkas kasian udah nunggu lama, dan gue ngak jadian sama kak Andra." Netha terus mendorong tubuh Netha.

🌼🌼🌼

"Lho kak, kita mau kemana? Ini kan bukan arah rumah gue," protes Zena, Zero tetap melajukan mobilnya ke suatu tempat untuk menunjukkan kepada Zena.

"Kak, iih lo ngacangin mulu kalau gue ngomong," geram Zena, ia mendengus lalu mengalihkan pandangannya menghadap jendela.

"Nggak usah banyak protes." Zena mengidikkan bahu tanpa mengalihkan pandangannya.

Sampailah mereka di tempat tujuan, tempat yang ingin Zero tunjukkan pada Zena sebelum dia pergi meninggalkan gadis itu.

Zena menatap sekeliling, tempat ini menyejukkan juga dapat menenangkan pikiran dan cocok untuk melepas segala unek unek.

Alzero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang