D U A P U L U H D E L A P A N

348 19 1
                                    

HAPPY READING!!!

"Sedikit ada penyesalan saat orang yang kita cinta dan sayang bercanda ria dengan orang lain."



Nyali Zero menciut saat melihat pemandangan yang membuat hatinya terasa tersayat, bagaimana tidak di depan matanya sendiri ia melihat Zena sedang tertawa lepas bersama Zidan. Sebenarnya sudah beberapa detik ia berdiri didepan pintu hanya hanya saja mengurungkan niat untuk masuk setelah mendengar suara gelak tawa dari dalam sana.

Bahkan saking asyiknya Zena dan Zidan tidak menyadari kehadiran dirinya karena posisi mereka membelakangi pintu.

Bahu Zero di pukul pelan dari belakang, spontan ia pun menolehkan kepalanya dan mendapati sosok wanita paruh baya di belakangnya yang ia yakin itu pasti mamanya Zena. Saat masuk ke rumah Zena tidak ada siapapun kecuali pembantunya yang mempersilahkan Zero masuk.

"Temennya Zena?" tanya Stela, mamanya Zena. Zero kikuk, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu mengangguk pelan.

"Kenapa ngak langsung masuk aja, daripada berdiri disini," sambung Stela lagi. Zena dan Zidan yang mendengar suara bising dari arah pintu pun menoleh melihat apa yang terjadi.

Betapa terkejutnya Zena saat disana mendapati Zero, begitupun dengan Zidan. Zena bangkit lalu berjalan menuju pintu untuk menghampiri Zero juga mamanya.

"Hai, kak. Ngapain kesini?," Tanya Zena, Zero hanya tersenyum kecut, sedangkan Stela hanya menggeleng gelengkan kepalanya.

"Sssttt, ngak boleh gitu masak di jengukin malah gitu ngomongnya," ucap Stela menasehati Zena, yang dinasehati hanya cengengesan. "Ya udah kalau gitu mama tinggal deh, kamu ajak temennya masuk," sambung Stela lalu melenggang pergi.

🌼🌼🌼

"Maksud lo giniin Zena apa hah!?" teriak Netha tanpa memperdulikan semua mata tertuju padanya, emosinya sudah terpancing pasalnya daritadi Cheli bermain main.

"Selow, dibawa tenang jangan pakai emosi," ucap Cheli sembari terkekeh meremehkan hal itu semakin membuat Netha emosi.

"Selow lo bilang?? Sahabat gue gini itu gara gara lo!?."

Cheli berdecih, "bukan urusan gue, salahin sahabat lo lah lemah banget jadi cewek."

Mereka telah salah pilih tempat untuk beradu argumen seperti ini, kenapa harus cafe yang mereka tentukan.

Rasanya Netha ingin menampar Cheli jika ini adalah hutan, "jaga ucapan lo ya!!."

"Emang kenyataannya, udah lemah sok sok an ganjen ke cowok orang." Seakan tidak mau kalah Cheli membela diri, kini jelas permasalahannya ada pada Zero, apa juga menariknya Zero sampai sampai direbutin gini.

"Haduh mbak nya ngak sadar diri juga ternyata, jelas jelas cowok lo tuh yang ngegatel ke cewek lain," ucap Netha meremehkan.

"Zero ngak bakal gitu kalau sahabat lo yang kelakuannya kek lonte itu ngerayu."

Plak

Satu tamparan mulus melayang di pipi Cheli, sekarang mereka berdua benar benar jadi tontonan di cafe ini. Andra tidak ikut masuk kedalam karena perintah Netha agar ia tetap tidak ikut campur dalam masalah ini, biarkan ini menjadi urusan sesama perempuan.

Alzero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang