T I G A P U L U H L I M A

289 9 2
                                    

HAPPY READING!!!!

"Serumit rumitnya rumus matematika lebih rumit lagi kehidupan."

Tin.. tin...

Suara klakson motor terdengar, Zena segera berjalan menuruni satu persatu anak tangga, di depan sudah ada Zidan sedang beretengger di atas motornya.

"Ma, pa, Zena pergi dulu ya!!" teriak Zena, berlari kecil menuju pintu depan.

"Ngak sarapan dulu sayang!?" ucap mama dari ruang makan, tidak ada jawaban dari anaknya ia segera membungkuskan beberapa potong roti isi ke dalam kotak lalu menyusul putri semata wayangnya.

"Zen, ini di bawa." Mama menyerahkan kotak tersebut pada Zena, Zena tersenyum dan menerima kotak itu dari tangan mama.

"Makasih ma, aku berangkat dulu kasihan teman aku nunggu lama." Zena mencium tangan mama, kedua pipi mamanya, "assalamualaikum ma." Lalu berlalu setelahnya.

"Waalaikumsalam, hati hati." Zena mengacungkan jempolnya.

"Maaf, nunggu lama kak," ucapnya sambil cengengesan tidak enak.

"Gapapa, lagian masih setengah tujuh juga," balas Zidan, Zena pun naik ke atas motor, Zidan sengaja pergi lebih pagi alasannya agar tidak terjebak macet.

"Pegangan, gue mau ngebut." Zena menuruti perkataan Zidan tanpa banyak bertanya, ia memegang pundak Zidan.

Zidan memutarkan bola mata malas, dikira ia tukang ojek apa, meraih tangan Zena,"lo kira gue tukang ojek apa." Zena mencebik.

"Apa salahnya sih kak, yang penting gue udah pegangan," protes Zena, Zidan tetap menuntun tangan Zena ke pinggangnya baru ia menyalakan motor dan melakukannya.

🌼🌼🌼

Tidak heran lagi dengan Zena seantero sekolah tahu tentang kedekatan Zena dan Zidan, Zena dan Zero. Jadi tatapan yang dulunya seperti menghujati dirinya sekarang menjadi biasa saja itu sudah hal yang biasa.

"Makasih kak, gue duluan ya." Saat Zena ingin pergi tangannya lebih dulu di cekal oleh Zidan, membuat dirinya menghentikan langkahnya.

"Gue anter lo ke kelas, udah lama kita ngak bareng." Zena mengangguk jujur memang sudah hampir seminggu mereka tidak bertemu cowok itu seperti makhluk astral yang kadang ada kadang tidak ada.

"Boleh, ayok." Mereka berjalan beriringan keluar dari parkiran.

Sesampainya di depan kelas Zena, Zidan sempat mengacak rambut Zena.

"Iiiis kak Zidan jangan di acak, kusut nanti." Kesal Zena sambil membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan sedangkan Zidan tertawa kecil.

Zidan kembali mengacak rambut Zena sebelum ia pergi menuju kelasnya, "gue ke kelas dulu, lo belajar yang bener, bye." Zidan segera pergi sebelum Zena mengamuk.

Dan benar hanya beberapa langkah meninggalkan Zena, gadis itu langsung mengamuk kesal.

"Kak Zidan, awas lo ya!!!." Sambil tertawa Zidan terus menambah laju larinya, Zena membenarkan kembali rambutnya dengan penuh kekesalan.

🌼🌼🌼

Jeffry Bagaskara Abinaya, cowok playboy juga humoris langganan bikin cewek nangis. Sedang berjalan santai di koridor menuju perpustakaan, ia kesana bukan untuk membaca atau meminjam buku melainkan ingin tidur, bolos dari pelajaran hari ini.

Alzero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang