"cinta tumbuh karena ada rasa nyaman satu sama lain, sama seperti sekarang aku merasa nyaman saat berada di dekatku, hati yang beku kian mencair setelah kamu datang."
_me_
Andra tidak henti hentinya mengembangkan senyum di bibirnya, sejak kejadian di koridor menuju ruang Osis bayang bayang wajah Netha terpampang indah di matanya. Netha begitu lucu saat blushing saat salah tingkah terlihat sangat menggemaskan.
Menopang dagu duduk di mejanya sendiri, kelas sepi hanya ada dirinya dan beberapa murid kutu buku, Abi dan Zero latihan basket, Andra ingin bergabung entah kenapa rasanya sangat malas. Padahal waktu mereka sisa satu Minggu lagi."Dilihat lihat Netha cantik juga." Andra bergumam berbicara bersama angin tipis tipis menerpa wajahnya.
"Netha, Netha, gue harus bisa dapetin lo." Seperti orang gila, Andra menopang dagu, berbicara sendiri. Cinta memang memabukkan!.
Abi di balik pintu kelas memandang Andra mesem mesem sendiri, ia mencari cari keberadaan Andra eh tahu nya ada di kelas. Tim mereka kurang dan itu Andra.
Andra tidak menyadari kehadiran Abi yang sudah berada di dekatnya, masih asyik membayangkan wajah gemesin Netha.Takut sahabatnya kesambet Abi memukul bahu Andra niat menyadarkan, "woi!!, Senyam senyum kesambet lo!!." Andra tersentak kebelakang hampir saja jatuh jika tidak bisa menyeimbangkan badannya. Abi tertawa terbahak bahak melihat ekspresi Andra, sudahlah terjungkal raut yang kaget membuat Abi tak kuasa menahan tawa.
"Apaansih ngagetin aja!?." Tawa Abi tidak berhenti.
"Lo ngak kesambet kan?." Tanya Abi menegakkan badan Andra, memutar mutarkan tubuh Andra. Andra jengah menepis kasar tangan Abi dari tubuhnya.
"Ya enggak lah, mau ngapain sih ganggu aja lo." Sarkas Andra.
"Gue cariin dari tadi, latihan yang lain udah nunggu di lapangan. Mau kena tikam lo sama Zero." Ancam Abi, mau tidak mau Andra mengikuti saja daripada kena masalah sama kapten mending ikutin aja.
"Yoklah kelapangan!." Seru Andra, berjalan mendahului Abi.
🌼🌼🌼
Koridor sepi, lalu lalang siswa siswi tidak begitu ramai mereka berkumpul di lapangan outdoor melihat anak basket latihan. Zena menghela nafas pasrah ia sangat ingin melihat Zero latihan basket tapi apalah daya dirinya harus latihan cheers di ruangan tertutup mereka belum bisa menampilkan di depan anak basket.
"Gue pengen lihat kak Zero main." Zena bergumam lirih, mukanya tampak cemberut.
"Zen, latihannya nanti pulang sekolah aja gimana ini sudah hampir setengah kita udah hafal." Usul salah satu teman Zena, Zena tampak berfikir setelahnya mengangguk setuju.
"Oke, kita latihan besok aja sekarang tenangin dulu otak kita cus lihat anak basket latihan!!." Seru Zena semangat, yang diusulkan latihan nanti ia malah mengusulkan besok mau tidak mau di iyain saja oleh anggota, berlalu begitu saja tanpa menunggu jawaban anak cheers lainnya.
Mereka mengedipkan mata beberapa kali melihat punggung Zena yang kian menjauh, bingung kenapa tiba tiba Zena begitu semangat menyangkut basket.
Teman sekelas Zena kebetulan mengetahui semua hal tentang Zena menggeleng, mengelus dadanya, "Zena kalau masalah Zero kenceng amat." Tuturnya kepada teman di sebelahnya, diangguki setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alzero
Teen Fiction[END✅] [TERBIT!!!] "kalian penyuka, ke galauan?, ke baperan?, ke geeran?. Mari mampir di sini aku menyediakan kata kata galau bagi yang suka dan pengen ngeluapin kata kata tapi ngak bisa ayok mampir buat otak mu rileks dengan kata kata yang aku susu...