E M P A T P U L U H T I G A

277 14 3
                                    

HAPPY READING!!!

"Jangan hanya karena masa lalu kau tega menyelakai orang lain."






BRAK!!!

Dengan penuh amarah Zidan menendang pintu markas Leroz hingga membuat pintu itu rusak, beberapa orang yang ada di dalam sana sontak mengalihkan pandangannya pada Zidan dengan sorot penuh takut.

"Mana Devgan!!!??." Teriak Zidan, semua bungkam mereka bungkam karena melihat sorot mata serta nada bicara Zidan yang tidak seperti biasanya.

Peran Zidan bagi Leroz sangatlah penting, Zidan sering membantu Leroz dalam kesulitan dan hubungannya dengan Devgan sangatlah baik, jadi tak hayal jika mereka menghormati Zidan sama seperti mereka menghormati Devgan. Melihat Zidan penuh amarah seperti ini membuat mereka terheran heran serta takut.

"Dimana Devgan!!! Atau kalian gue bunuh!!!." Setiap kata penuh penekanan, amarahnya membuncah ia mendekat kearah salah satu anggota didepannya lalu mencekik leher hingga membuat cowok itu susah bernafas.

"Kalian katakan dimana Devgan, atau dia bisa habis di tangan gue!!!." Sorot matanya melotot pada orang di depannya lalu melihat sekeliling.

"Bos ngak dateng bang," ucap orang di pojok sana gelagapan, Zidan melepaskan cekikannya pada orang di depannya secara kasar membuat orang itu terhempas ke bawah.

Tanpa mengucapkan kata kata lagu Zidan melenggang pergi, setelah kepergian Zidan semuanya menghembuskan nafas lega setidaknya Zidan tidak berbuat ulah dengan membunuh salah satu anggota mereka.

"Kira kira ada masalah apa dia sama bos, sampe semarah itu?" tanya Rian hanya di balas gidikan bahu oleh semuanya.

🌼🌼🌼

"Kar, apa ngak ada kesempatan lagi buat gue." Dua insan yang dulunya pernah saling cinta, sayang tengah bersama di perpustakaan, cowok bersamanya tidak henti hentinya memohon untuk memberikan kesempatan padanya lagi.

Namun namanya perempuan sudah di sakiti dua kali akan sulit untuk memberikan kesempatan, karena dulu ia sempat memberikannya tapi malah di sia siakan oleh cowok itu.

"Kar, gue mohon. Gue janji bakal berubah gue ngak bakal main di belakang lo lagi gue janji Kar." Sudah muak ia mendengar janji palsu dari cowok ini, dulu juga begitu mengucapkan janji dan ujungnya malah di ingkari.

Dari pada emosinya meluap ia bangkit, belajarnya jadi terganggu gara gara makhluk astral di dekatnya itu.

Melihat cewek itu bangkit ia langsung menarik pergelangan tangan, memohon agar tidak pergi.

"Kar, pliss kasih gue kesempatan lagi," ucapnya memohon, berharap cewek di hadapannya ini memberikan kesempatan sekali lagi untuk dirinya. Gadis itu tidak akan tertipu lagi sekalipun bersujud di bawah kakinya ia tetap tidak akan merubah pikirannya.

Gadis itu menghentakkan tangan secara kasar, "cukup sekali gue kasih lo kesempatan, dan itu bukannya lo gunain tapi malah lo sia siain!!."

Alzero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang