T U J U H B E L A S

395 28 0
                                    

HAPPY READING!!!

Kamu lucu kalau lagi cemburu, aku suka sekaligus heran. Kita tidak punya hubungan lantas kenapa kamu cemburu.

_alzena_

"Gue denger nanti malam ada balap motor." Ucap antusias salah satu teman sekelas Zena, Zena yang sedang menelungkupkan kepala di atas meja dengan tangan terlipat menghembuskan nafas. Lagi lagi teman temannya bahas tentang balapan, setiap kali ada balapan mereka selalu saja antusias.

"Serius!?." Yang ditanya menganggukkan kepala, "dimana balapannya!?." Sambungnya lagi.

"Di tempat biasa, lo mau ikut ngak!?." Jawab yang sedang di ajak bicara.

"Pasti dong." Zena mendengus mendengar ocehan tidak penting dari mereka. Ia memalingkan wajahnya menenggelamkan di lipatan tangan, di bawah ia kakinya bermain main kelas kosong kali ini terasa tidak asyik biasanya kalau kelas kosong Zena lah yang paling semangat mengisi kelas bersorak sorak sampai kena tegur guru itu jika Zena memulainya terlebih dahulu.

"Siapa lawan siapa?." Samar samar Zena mendengar suara temannya lagi.

"Egar sama Evan, siapa lagi." Evan pembalap bertopeng yang menjadi idaman mereka, meskipun belum pernah melihat wajah Evan tapi mereka yakin kalau Evan sangat tampan. Egar juga sama tidak pernah menunjukkan wajahnya dia juga memakai topeng saat balapan. Tidak ada yang tahu identitas dari keduanya hanya mengetahui namanya saja.

"Oooo, jam berapa?."

"Jam sembilan nanti." Setelahnya hening tidak ada lagi percakapan diantara kedua gadis itu, hanya mereka berdua saja heboh, yang lain menyimak sambil manggut manggut dan tetap akan ikut pastinya.

Lengannya di senggol teman sebangkunya, "tumben lesu, biasanya sorak sana sorak sini." Tuturnya, enggan mendongakkan kepala Zena menjawab gelengan kepala tanpa melihat lawan bicara.

"Mau ikut nonton nanti malam ngak?." Zena mendongak, jujur ia pengen ikut juga karena mendengar percakapan kedua temannya tadi.

🌼🌼🌼

Suara Andra dan Abi memenuhi seisi kantin, sejak tadi tidak bisa diam ada saja ulahnya, untung ganteng mungkin kalau ngak udah di usir sama penghuni kantin karena mengganggu makan siang mereka.

Zero hanya diam sesekali matanya tidak sengaja bertatapan dengan beberapa siswi, membuat para siswi yang mendapat tatapan itu menjerit histeris kegirangan. Siapa juga yang tidak senang di tatap oleh most wanted, serta ketua Osis dan kapten basket lagi. Duh udah seperti di surga aja.

Zena dan Netha barusaja menginjak kakinya di kantin, penuh dengan hiruk pikuk melihat sekeliling ternyata tidak ada lagi tempat untuk mereka duduk semua bangku penuh Netha mendengus menatap Zena disampingnya, Zena mengidikkan bahu seolah mengerti maksud Netha. Tidak ada pilihan lain selain pergi dari sana dan menunggu istirahat kedua untuk makan, baru saja ingin membalikkan badan, sontak mendapat sorakan dari kedua sahabat laknat Zero. Memang mata keduanya jernih masih jauh dari tempat mereka duduk udah kelihatan puncak hidung Zena dan Netha.

Abi menyenggol lengan Andra untuk melihat ke arah pintu, saling tatap dan tersenyum jahil.

"Zena, Netha!!!." Panggil Andra berteriak, melambaikan tangan ke atas agar kedua gadis di sebut namanya dapat dengan mudah menemukannya.

Spontan Netha dan Zena mencari pemilik sumber suara, mereka mendapati Andra yang melambaikan tangan di udara. Seluruh mata tertuju kepada Zena dan Netha hal itu membuat mereka sedikit kikuk, suara Andra benar benar menggemparkan. Zero langsung memutar kepalanya kebelakang melihat apakah benar ada Zena atau tidak, menatap kilas.

Alzero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang