D E L A P A N B E L A S

395 27 0
                                    

HAPPY READING!!!

"Jika ingin membohongi diriku kamu harus cerdas, sebab di setiap celah tentang dirimu aku tahu, dan setiap gerak gerik dirimu aku juga hafal."

_secret_

Malam pun tiba, pukul sudah menunjukkan jam setengah delapan malam. Sesuai kesepakatan Zena dan Netha tadi siang bahwa mereka akan pergi melihat balapan motor di jalan Patras, ya mereka tidak pergi berdua ada beberapa teman kelas Zena.

Zena sudah siap dengan setelan jins, sedikit polesan lip balm pada bibir pink miliknya dan sedikit polesan bedak serta blus on di pipinya. Menarik dan menghembuskan nafas, mempersiapkan diri memberi alasan kepada mamanya.

Zena keluar kamar langsung menangkap mamanya yang sedang berada di dapur, menuruni tangga satu persatu hingga sampai di tempat mamanya berada.

Zena memeluk pinggang mamanya dari belakang yang sedang mempersiapkan makan malam di meja makan, bermanja terlebih dahulu mama tentu saja tersentak lalu membalikkan badan menghadap anak semata wayang.

"Zena, sayang mau kemana?." Tanya Mama setelah melihat penampilan Zena dari atas sampai bawah, terlihat rapi dengan tas selempang, Zena tampak bingung harus memberi jawaban apa kepada mama.

"Hm Zena izin keluar sama Netha boleh ma?." Jawab Zena ragu, mama mencari celah lewat raut Zena.

"Mau kemana emangnya, hm?." Tanya Mama lagi, Zena semakin kikuk menggaruk tengguk belakang, salah tingkah.

Ketika Zena akan mengeluarkan suara tiba tiba pintu rumahnya terbuka dan menampakkan sosok Netha yang sedang berlari kecil menuju keduanya. Netha menunduk untuk menyalami mamanya Zena.

"Assalamualaikum Tante." Ucap Netha memberi senyum kepada mamanya Zena.

"Waalaikumsalam, mau kemana nih." Jawab mama, Netha kembali tersenyum.

"Kita mau pergi keluar sama teman teman Tan, ngak jauh kok kita cuma pergi nonton sambil makan malam Tan." Balas Netha, raut wajahnya meyakinkan sejenak mama diam dan mengangguk mengiyakan, Zena dan Netha melompat kegirangan.

"Oooo, ya udah jangan malem malem pulangnya jam sepuluh udah pulang ya." Peringat mama, mereka mengangguk tersenyum.

"Beneran ma?." Tanya Zena memastikan, mama tersenyum menanggapi. Zena dan Netha langsung bersalaman dengan mama.

"Ya udah Zena pergi dulu ma." Pamit Zena.

"Netha juga Tante."

"Iya hati hati ingat jangan kemaleman pulangnya." Zena mengangguk, mencium pipi mamanya. Ia segera pergi keluar diiringi Netha di belakangnya.

"Untung lo dateng, kalau ngak udah bingung gue ngasih jawaban apa." Ucap Zena, jalan mereka beriringan. Netha merangkul bahu Zena.

"Iya dong, gue udah tahu lo pasti kebingungan, udah yuk." Zena membalas rangkulan Netha, berjalan bersamaan menuju pintu.

🌼🌼🌼

Arena balapan sudah ramai serum motor saling bersahutan, sorakan dari para penonton memenuhi isi arena balapan. Di depan sana sudah ada dua motor yang siap adu kecepatan dengan wanita saxy sebagai pemandu.

Zena dan Netha barusaja datang, mereka menerobos kerumunan hingga berada di paling depan. Mata Netha tertuju pada kedua orang tidak jauh dari mereka berdiri, disana terlihat Abi dan Andra bersorak menyemangati. Netha menoel lengan Zena, Zena pun memalingkan kepala menghadap Netha.

Alzero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang