D U A B E L A S

534 59 102
                                    

"Tatapanmu melemahkan seluruh ragaku"

_author_

Netha bersenandung kecil menikmati perjalanan menuju ruang Osis, sangat lelah akhir akhir ini banyak sekali yang harus di urus. Berhubung Minggu depan akan diadakan pertandingan basket antarsekolah jadi anggota Osis, ekstrakurikuler cheers, dan ekskul basket tentunya sangat sibuk. Pertandingan basket kali ini mengikut sertakan anak cheers sebagai supporter masing masing sekolah yang akan mengikuti pertandingan itu. SMA Garuda lah menjadi tuan rumah.

Saking asyiknya bersenandung sambil membolak balikkan lembar demi lembar naskah di tangannya, Netha tidak menyadari lantai koridor baru saja di pel dan belum mengering lantai licin, ia tetap melanjutkan jalannya hingga kejadian tidak terduga terjadi juga-

Hap!!

Merasa tubuhnya berada di awang awang, kertas di tangannya berhambur di udara, Netha membuka mata bersama kertas di udara jatuh lembar demi lembar ke tanah. Pertama kali di lihatnya saat membuka mata wajah Andra terpampang tepat di depan mata.

Andra menatap jeli mata hitam pekat milik Netha, jantungnya berdesir melihat mata itu. Mereka saling tatap beberapa menit, koridor menuju ruang Osis sepi tidak ada lalu lalang siswa siswi maupun guru guru. Andra tetap memegang pinggang dan tangan Netha, enggan melepaskan.

Suara deheman dari belakang menyadarkan mereka.

"Ekhem...." Spontan Netha menegakkan badan, begitupun Andra melepaskan tangannya, "gue udah nunggu dari tadi, ternyata lo disini!?." Netha menatap sinis orang di depannya.

"Lo juga Ndra, ngapain coba disini mau bolos lo?." Tunjuk Zero pada Andra, ya Zero memergoki keduanya. Zero kesal menunggu Netha tak kunjung datang akhirnya ia memutuskan untuk menyusul gadis itu, ternyata di luar ekspektasinya ia malah memergoki Netha berpelukan mesra dengan Andra. Oh Zero salah paham ayolah!.

Andra salah tingkah dibuatnya, menggaruk tengguknya yang tak gatal sambil menunjukkan gigi putih. Netha, gadis itu sudah menggerutu kesal.

Pandangannya teralih pada Netha, lalu menatap pada kertas kertas naskah berserakan di lantai. "Beresin, cepat ke ruangan!?." Hardik Zero setelahnya berjalan berbalik arah menuju ruang Osis, Netha menurut membantah juga tidak ada faedahnya.

Netha berjongkok, membereskan kertas berserakan di lantai, Andra tidak tinggal diam ia ikut berjongkok membantu Netha membereskan.

"Gue bantu." Netha dengan senang hati menerima pertolongan dari Andra. Pikirnya cepat selesai cepat pula ia ke ruang Osis.

Semuanya beres Andra memberikan beberapa kertas di tangannya kepada Netha, Netha menyambutnya dengan senyum ramah.

"Makasih kak, kalau ngak ada lo mungkin ngak tahu lagi nasib bokong gue." Diakhiri dengan cengiran.

"Sama sama, lain kali kalau jalan di lihat jalannya." Mengacak rambut Netha lembut, seketika Netha terbuai dengan reaksi Andra, pipinya bahkan memerah, menutupi pipinya Netha menunduk, Andra tersenyum geli melihatnya.

"Udah cepat ke ruang Osis ntar macan ngamuk lagi." Andra maupun Netha terkekeh bersamaan.

"Ya udah kalau gitu, gue pergi dulu kak, bye." Tanpa menunggu balasan dari Andra, Netha berlalu. Semakin jauh dari pandangan Andra hingga menampilkan punggung Netha dari kejauhan.

🌼🌼🌼

Dilain tempat, Zena dan anggota cheers lainnya sedang latihan mempersiapkan diri. Mungkin di benak kalian anak cheers itu berkaitan dengan cabe cabean di dalamnya true?, Jangan remehin cheers di SMA Garuda, bahkan di SMA ini cheers adalah ekskul favorit sebagian siswi peminatnya banyak bahkan adik kelas sepuluh baru masuk saja langsung tertarik dengan ekskul satu ini. Ngebayangin nya aja udah tampak keren apalagi memasukinya wae banget itu mah.

Alzero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang