L I M A P U L U H

863 29 12
                                    

HAPPY READING!!!!

"Akan ada waktunya kita berpisah tanpa saling setuju satu sama lain."

Mading sekolah ramai dengan para murid kelas 12, mereka berebut untuk melihat hasil kelulusan, ya hasilnya di tempel di Mading sekolah jadi siapa saja bisa melihatnya.

Zero dan Zena berlari kecil menuju Mading, dengan Zero setia menggenggam tangan Zena. Mereka berdesakan menerobos kerumunan murid murid.

Saat baru melihat pada urutan pertama sudah ada namanya, dan ia termasuk murid lulusan terbaik tahun ini, Zena melihat nama Zero pun ikut senang.

Keluar dari kerumunan setelah melihat siapa saja yang menjadi lulusan terbaik.

"Congrast, kak," ucap Zena, Zero langsung memeluk tubuh Zena dan sedikit mengangkat tubuh mungil itu.

Zena menepuk punggung Zero, memberi kode agar cowok itu menurunkannya.

"Malu maluin aja lo, ini masih di sekolah," gerutu Zena, cowok itu tergelak.

Mereka akan melangkah pergi dari sana tapi ketika berbalik ia melihat Andra bersama Netha di sampingnya.

"Selamat, bro." Andra ber-tos dengan Zero.

"Lo juga, kita beda satu angka doang." Andra berada di posisi kedua setelah Zero.

"Abi mana?." Sadar bahwa sahabat receh satu itu tidak ada bersama mereka, Andra mengidikkan bahu acuh.

"Paling ngebucinin Kara," jawab Andra enteng, mau kemana lagi cowok itu kalau bukan mengejar ngejar Kara.

"Congrats, kak." Netha mengulurkan tangannya untuk menjabat Zero, Zero menerima uluran tangan Netha lalu tersenyum tipis.

"Kalian jadian nih?." Andra tersenyum lebar mendengar pertanyaan dari Zena, Netha menunduk malu. Memang laknat sahabatnya satu ini tidak memberi tahu apa apa mengenai hubungannya dengan Andra jangankan memberi tahu, mengetahui kapan mereka jadian saja Netha tak membahasnya, benar benar minta di ulek.

"Iya, Zen," balas Andra mengembangkan senyum dan memeluk kedua bahu Netha dari samping.

"Wah, bener bener lo ya Net, ngak ngasih tahu gue," geram Zena geleng geleng kepala, Netha menyengir saja.

"Lo sibuk ngurusin kak Zero jadi males gue cerita, ntar belum juga cerita lo udah bahas kak Zero." Zena melotot kepada Netha memberi isyarat untuk tidak membahas itu saat ini karena orangnya ada di dekat mereka.

"Ck!? Sejak kapan?." Zena berdecak melipat kedua tangannya di depan dada, sudah seperti emak emak yang akan perang saat mengetahui anaknya di lecehkan saja.

"Dua hari yang lalu." Zena semakin menatap garang kearah Netha, sedangkan Andra dan Zero menggeleng geleng kepala melihat tingkah keduanya.

Karena asik berdebat tidak jelas mereka tidak sadar akan kehadiran Zidan dan Cheli, tampak Zidan yang menggandeng tangan Cheli.

Alzero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang