⚠️Cerita ini New Version
[ SUDAH TERBIT]
(Ambil yang baik, dan buang yang buruk )
Punya suami Gus cuek, cool, berwibawa? No. Bagi Azkiya suaminya adalah Gus unlimited, yang sangat-sangat bar-bar, dan pecicilan.
Versi lama start: 26juni2021
Finish:...
Assalamualaikum, hari ini up hasil remake an banyak, habis baca part ini kalian langsung scrool ke bawah aja❤️
"Rasulullah mati-matian menaikan derajat seorang wanita di jaman dahulu, lantas kenapa sekarang dengan mudahnya kalian menurunkan derajat kalian sendiri? Tidak kah kalian berpikir, betapa sakit nya hati Rasulullah? Hati kekasih Allah loh yang kalian sakiti, gak takut Allah murka?"
- Renungan diri untuk kita semua✨
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa yang lu bilang tadi, hak milik? " ia menjeda ucapanya dengan tertawa mengejek. "Gak ngelawak kan lu?"
Adnan mengepalkan tangannya kuat-kuat, saat ini setan tengah menguasai amarahnya. Siapa sih yang tidak marah melihat istrinya di peluk orang lain.
"Ya, dia hak milik saya, dan kamu tidak berhak untuk menyentuhnya!" gertak Adnan emosi.
Gabriel kembali tertawa. "Gak salah? Lu siapa? Pacarnya? Abangnya? Atau suaminya? Bukan kan... Jadi gak usah ikut campur deh, lagian ini hari libur, jadi pihak pesantren termasuk lu, gak berhak ngurusin apapun yang gue lakuin."
"Dia it—" Adnan menggigit ujung bibirnya, hampir saja dia kelepasan.
"Ini memang hari libur, tapi kamu memeluk dia di depan gerbang utama Pesantren, dan ini masih bagian pesantren!"
Gabriel bergidik ngeri. "Oh, ya? Lihat ini..." ia berjalan mendekati Azkiya, namun Azkiya dan Salsa terus mundur.
"Kenapa mundur? Gue gak apa-apain lu kok."
Wajah dan rahang Adnan mulai memerah, dengan langkah kaki cepat ia menghampiri Gabriel kemudian kembali meninju wajahnya.
Kali ini tinjuan nya berbeda, yang tadinya satu kali, kini Tiga kali berturut-turut.
Bugh! Bugh! Bugh!
"Kamu memang benar-benar tidak tahu malu, kemana semua ilmu yang kamu pelajari di sini!"
Gabriel mengusap ujung bibirnya yang sudah berwarna ungu akibat tinjuan dari Adnan. "Gue di sini sekolah, bayar, gak gratis, jadi hak gue dong, mau amalin ilmu yang gue punya atau gak!"
"Kamu!"
Hampir saja Adnan kembali melontarkan pukulan pada Gabriel, namun tangannya di tahan oleh santri yang tiba-tiba datang.
Mereka santri yang tidak pulang, tadi mereka duduk di pos dekat kantor, dan mendengar keributan, makanya mereka langsung ke sini.
Jika kalian bertanya, dimana Azhar ? Jawabannya masih di mushala, kenapa tidak kedengaran? Karena, jaran antara mushala dan gerbang utama cukup jauh.
"Istighfar Gus, ada apa ini sebenarnya?" tanya salah satu dari santri itu, sambil berusaha meredakan emosi Adnan.