Chapter Dua puluh Tiga

80.8K 9.5K 2.2K
                                        

Dari rahim kamu darah daging kita akan ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari rahim kamu darah daging kita akan ada. Dan dari rahim kamu juga, generasi penghafal Al-Qur'an akan lahir.

- Adnan Al-Fahrezi

*****

Di dalam perpustakaan, Adnan terus menggerutu, ia benar-benar tak habis pikir dengan cara pikir Salsa. Bisa-bisanya, gadis itu mengungkapkan perasaannya kepada laki-laki yang sudah ber-istri, padahal istri dari laki-laki itu adalah sahabat nya sendiri!

"Astaghfirullah, gak habis pikir, sebenarnya apa sih jalan pikir dia tuh, kok bisa-bisanya begitu...," gumam Adnan seraya terus menelusuri rak-rak untuk mencari sebuah Buku.

Buku yang sudah lama ia beli dan ia simpan, dahulu ia berniat untuk memberikan buku itu kepada wanita yang akan menjadi istrinya. Karena sekarang Azkiya sudah jadi istrinya, jadi buku itu akan ia berikan kepada Azkiya.

Adnan menggaruk kepalanya pusing. "Perasaan kemaren tuh buku di sini, kenapa bisa gada ya..." jeda beberapa detik. "Coba cari lebih teliti, lagi, deh."

Setelah di cari dengan teliti, akhirnya buku itu ketemu!

"Alhamdulillah ketemu," ucapnya senang. Kemudian, ia berbalik dan berjalan menuju pintu keluar perpustakaan.

Sebelum pergi, ia mengunci pintu perpustakaan terlebih dahulu.

Saat hendak memasang sandal, matanya teralihkan pada Salsa yang masih berada di posisinya, dengan pandangan kosong.

Melihat itu, Adnan menghembuskan napas kasar.

"Percuma kamu melamun dan merasa tersakiti seperti itu, gak berguna, cuman merugikan diri sendiri." Sebelum melanjutkan ucapannya terlebih dahulu Adnan memasang sandalnya.

"Salsabila, dengarkan saya. Cinta itu tidak bisa di paksakan, dan jangan kamu salahkan Azkiya karena cinta kamu itu. Jika kamu ingin menyalahkan orang, maka salahkan saya, karena saya yang tidak MENCINTAI KAMU."

"Jika kamu sakit hati, dan ingin membenci orang, maka benci saja saya. Jangan istri saya. Dia itu sahabat kamu, jangan hancurkan persahabatan kamu, hanya karena saya," ucap Adnan penuh penekanan. Setelah berbicara panjang lebar, ia langsung beranjak dari sana, meninggalkan Salsa seorang diri.

Salsa terdiam, entah merenung atau apa.

Beberapa detik kemudian ia menangis. "Maaf ya Allah...." lirihnya. Entah lirihan penyesalan atau apa, hanya dia yang tahu.

*****

Assalamualaikum, sayang." Adnan yang baru saja masuk ke dalam rumah itu langsung masuk ke dalam dapur, tadi sebelum ke perpustakaan, istrinya itu bilang mau beres-beres dapur dulu, baru ke kelas.

Eh Gus Adnan! [ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang