Eh Gus Adnan! [ TERBIT]

Chapter Lima puluh tiga

🍊سْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ🍊

Kali ini aku gak mau banyak basa-basi, intinya nanti ini endingnya happy.
Tapi sekarang kalian tegang aja dulu, hehe.

••••••

"Ya Allah sakit banget..." Azkiya masih terus menerus merintih, karena perutnya benar-benar sakit. Bahkan, wajahnya sampai basah karena di penuhi oleh peluh keringat.

Azkiya memejamkan matanya, mulutnya berkomat-kamit membaca segala yang ia bisa. Doa, Al-fatihah, Shalawat dan  lain-lain, berharap rasa sakit ini hilang.

"Ya Allah, tolong..."

Azkiya melihat ke sana kemari, berharap ada sesuatu yang bisa membuat perutnya tidak sakit lagi. Dia ingin berteriak meminta tolong, tapi apa ada yang mendengar? Ruangan ini bahkan sangat gelap meski ada lampu kecil di dalamnya, pasti orang sekitar tidak akan curiga jika ada dirinnya di dalam sini.

Bibir Azkiya sedikit melengkung membentuk senyuman yang sangat simpul, saat melihat ada sebuah pisau yang ada di bawah kursi yang ia duduki. Pisau itu terlihat banyak karat, dan tumpul. Tidak apa, yang penting sekarang bagi Azkiya, ia bisa mencoba pisau itu untuk membuka tali ikatan tangannya.

"Ya Allah Terima kasih..." lirih Azkiya berterima kasih kepada Allah. Karena Allah benar-benar selalu melindungi hambanya di manapun hamba itu berada. Dan, yang saat ini terjadi pada Azkiya, adalah the real Doa adalah senjata.

Didalam Al-Qur'an surah Al-anfal ayat 9, Allah berfirman:

اِذْ تَسْتَغِيْثُوْنَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ اَنِّيْ مُمِدُّكُمْ بِاَلْفٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُرْدِفِيْنَ

Iż tastagīṡụna rabbakum fastajāba lakum annī mumiddukum bi'alfim minal-malā'ikati murdifīn

Yang artinya :  (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut

Jadi, jika kalian dalam masalah, berdoalah pada Allah, walau dosa kita segunung, tetap berdoa, karena Allah sangat menyukai orang yang berdoa kepadanya.

"Ya Allah, sekali lagi Terima kasih..." ucap Azkiya, sembari mencoba mengambil pisau itu dengan segala cara. Ia mencoba menggeser kursinya sedikit ke samping, dengan cara bergerak seperti hendak meloncat, agar kursi itu mau bergerak.