Chapter Empat puluh Enam

32.6K 3.7K 80
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamualaikum semuanya...

MAAP YEE BARU UPDATE, baru sempet nulis/ baru ada waktu nulis mwehe🙂

Enjoy bacannya ya gasss, mwehe<3

•••

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS. Ali Imran: 185)."

-Reminder untuk diri-

Sedari tadi, Adnan terus menerus mondar-mandir di depan aula, sebenarnya ia ingin langsung ke Rumah sakit untuk mengurus jasad kedua mertuanya, tapi ia bingung, karena jika ia pergi saat ini juga, pasti orang akan bertanya-tanya termasuk Azkiya, g...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedari tadi, Adnan terus menerus mondar-mandir di depan aula, sebenarnya ia ingin langsung ke Rumah sakit untuk mengurus jasad kedua mertuanya, tapi ia bingung, karena jika ia pergi saat ini juga, pasti orang akan bertanya-tanya termasuk Azkiya, gadis itu pasti akan meng-introgasinya.

"Mas," panggil seseorang dari pintu aula.

Adnan menghentikan aksi mondar-mandir nya. Suara panggilan itu terdengar tak asing di telinga nya.

Benar kan, ketakutan nya sekarang sudah datang. Ya, suara itu milik Azkiya, istrinya!

"Mas," suara itu kembali memanggilnya.

Adnan berbalik dan tatapan mereka bertemu beberapa saat.

"Azkiya kamu ngapain keluar aula?" Adnan bertanya, ia sengaja, agar suasana tak membuatnya gugup, dan menghancurkan segalanya.

Terlihat ekspresi bingung di wajah Azkiya, setelah Adnan melontarkan pertanyaan tersebut kepadanya. "Seharusnya aku yang tanya sama, mas. Ngapain di sini? Bukannya acara di dalam belum selesai ya?"

Adnan meneguk salivanya susah payah, ia tak bisa membohongi istrinya sendiri, tapi ia bisa apa? Jika istrinya tahu berita itu saat ini juga, pasti ia akan sangat hancur... Adnan merasa ini bukan waktu yang tepat, untuk Azkiya mengetahui hal ini.

"Mas?" Azkiya melambaikan tangannya tepat di wajah Adnan, saat laki-laki itu tak menjawab pertanyaannya.

"Eh-Itu di dalam panas, i-iya... Di dalam panas, makanya mas keluar," jawabnya beralasan.

Kening Azkiya mengerut, ia bingung dengan jawaban Adnan yang tak masuk akal. "Panas?"ia mencoba memastikan.

Adnan mengangguk. "I-iya panas."

Eh Gus Adnan! [ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang