Chapter Empat Puluh Empat

47.4K 5K 287
                                        

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Hai semuanya, maaf yaa udah sebulan ngilang, biasa lah, skrg kan kurikulum merdeka, jadi pulangnya sore banget+ eskul😭

Tapi tenang, mulai hari ini, aku bakalan mulai produktif update lagi kok buat kalian, semoga kalian suka...

Dan buat kalian yang lupa sama alur, bisa baca ulang 😭 aku aja ku baca ulang, soalnya lupa alur😭

Dh, segitu aja cuap" dari aku, selamat membaca 🖤

Dh, segitu aja cuap" dari aku, selamat membaca 🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.

- [ Surah Al-Anbiya ayat 35]-

°°°

H-2 sebelum acara perpisahan dan kelulusan santri putra dan putri Al-ma'had Al-Kalam.

Hari ini, pondok pesantren Al-Kalam tengah mengadakan kegiatan bersih-bersih, area lingkungan pondok sebelum libur panjang dan kelulusan serta perpisahan para santri kelas dua belas yang akan di laksanakan lusa.

Saat kegiatan bersih-bersih di lakukan, tempat-tempat yang harus di bersihkan antara lain, Mesjid, halaman mesjid, dapur, kamar mandi, tempat jemuran, depan kelas, asrama, dan lain-lain.

"Huft... Sampahnya masih banyak, tapi kantung plastik nya sudah habis. Mitha! Boleh minta tolong, gak?" tanya Azkiya yang baru saja membersihkan sebagian sampah di lingkungan pondok, sembari membawa sekantung plastik sampah besar yang sudah penuh berisikan sampah dedaunan, dan juga plastik makanan.

Mitha yang tengah menyikat lantai asrama mendongak, ketika mendengar namanya di panggil. "Minta tolong apa, Kiya?"

"Minta tolong masuk ke asrama bentar boleh? Tolong lihat di belakang pintu, masih ada kantung plastik sampah ga? Soalnya plastik yang aku bawa udah penuh, dan sampah masih banyak, apalagi di deket pos jenguk, banyak banget."

Mitha tersenyum, lalu berdiri. "Sebentar aku lihat dulu."

"Iya Mith, Terima kasih ya."

"Sama-sama..."

Mitha melangkahkan kaki kanan nya masuk ke dalam asrama, lalu menengok ke belakang pintu. "Wah! Masih ada nih Ki, kamu mau berapa kantung plastik?"

"Alhamdulillah masih ada. He'em... Tiga aja deh Mith," jawab Azkiya di akhiri hembusan napas lega.

Mitha mengambil tiga kantung plastik sampah, kemudian ia berjalan ke arah Azkiya, dan menyerahkan kantung plastik tersebut. "Ini Kiya, plastik nya."

Eh Gus Adnan! [ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang