Chapter Lima Puluh Dua

15.8K 2K 102
                                    


🍊بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🍊


Hai, Assalamualaikum 🙌🥰

Baca part ini enjoy ya, jangan emosi, banyak-banyak istighfar. Jangan ngomong kasar, atau mengetik komentar kasar, tahan lisannya yaaa😊

Selamat membaca....🥰

"Ketika Allah sudah menciptakan dua manusia sepasang, jika salah satu di antara mereka merasakan luka, pasti yang satu akan merasakan sakitnya."

-Kata EGA




••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Argh ya Allah..." Azhar berdecak pelan, seraya memukul gagang stang sebelah kanan motor yang ia pakai. Padahal tadi jarak motornya dan mobil yang membawa Azkiya hanya tinggal sedikit lagi, tapi karena lampu merah, Azhar gagal menyelip mobil itu. Ia ingin menyelip, tapi tidak bisa. Karena, pagi-pagi seperti ini, jalanan di dekat lampu merah di penuhi oleh siswa-siswi SMA yang hendak menuju sekolahnya. Jadi, tidak ada celah untuk Azhar menyelip lampu merah.

Setelah lampu hijau menyala, Azhar langsung meng-gas motornya dengan kecepatan secepat-cepatnya, tapi tetap hati-hati. Ia masih terus berusaha, dan berharap mobil itu tidak terlalu jauh di depannya.

Sekitaran Dua puluh menit, Azhar menelusuri jalanan, akhirnya ia menyerah, dan memilih menepikan motornya di pinggir jalan.

"Ya Allah..." lirihnya sembari mengusap wajahnya kasar. Sudah sejauh ini ia mengendarai motornya, mobil yang membawa Azkiya tidak terlihat sama sekali. Ia bingung, harus bagaimana, menelpon Adnan? Itu mustahil, pasti Adnan saat ini masih berada di pesawat.

Azhar menarik napasnya panjang, kemudian menghembuskannya secara perlahan, sambil beristighfar. "Astagfirullah..," ucapnya sembari mengusap dadanya pelan. Kemudian ia mencoba menjernihkan pikirannya. Setelah itu, ia memutar balik motornya dan berniat pulang ke pesantren lagi. Ia ingin membersihkan badannya terlebih dahulu, dan juga memberi tahu Mitha kejadian ini, dan setelah itu ia akan melaporkan kasus ini pada pihak polisi, agar bisa membantunya.



••••🍊🍊🍊•••



Di sebuah bangunan rusak, yang terlihat kotor dari luar, di dalamnya ada seorang laki-laki yang tidak lain adalah Gabriel. Ia sedang duduk di kursi besar menunggu seseorang yang entah siapa di dalam sana, sambil mengisap rokok yang ada di tangan nya.

Eh Gus Adnan! [ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang