Chapter Lima

84K 10.5K 1.3K
                                    

PIWWW, ALHAMDULILLAH HARI INI UJIAN IPA AKU KELAR, JADI BESOK-BESOK DAH GADA BEBAN.

JADI BISA UPDATE RAJIN DEH, DI LAPAK INI.

KALIAN SEHAT KAN? KALAU SEHAT ALHAMDULILLAH, KALAU ENGGAK YA SYAFAKILLAH/SYAFAKALLAH.

SEMOGA CERITA KU BISA RAME KAYA ORANG-ORANG AMIN🥺

SPAM EMOT INI KUY! 🦋

KALAU MENURUT KALIAN CERITA INI MENARIK, BISA DI REKOMENDASI KE TEMAN-TEMAN YA.

HAPPY READING
______

Ana Uhibbuka Fillah. Tiga kata saja, namun sangat berarti.

:- Muhammad Adnan Al-Fahrezi

***

"Ayang!! Kamu di mana?" tanya Adnan yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit di pinggangnya.

"Apa mas, aku di ruang tengah nih, lagi beres-beres," sahut Azkiya dari luar kamar.

Mendengar suara sang istri yang berasal dari luar kamar, langsung saja ia keluar dan mencari keberadaannya.

Saat sudah menemukanya, tanpa aba-aba lagi ia langsung memeluk Azkiya dari belakang dan menghirup ceruk leher sang istri dengan lembut.

"Ayang, kangen di peyuk kamu...." rengeknya dengan nada di buat-buat.

Azkiya yang tengah menyapu itu mendengus pelan. "Mas, lepasin sebentar ya, aku mau nyapu dulu, nanti kalau aku nyapu gak bersih suami aku brewokan, gimana?"

Bibir Adnan mengerucut seketika. "Apaan sih kamu, mas. Kamu 'kan sudah ada suami, aku gak brewokan kok," ujarnya bergerutu.

Azkiya terkekeh. "Iya... Iya... Bercanda doang, mas."

"Mau tiyum dulu yah?"

"Mas, aku selesaikan nyapu dulu, yah...."

Adnan menggeleng di ceruk leher Azkiya, membuat sang empu merasa kegelian. "Mas, ih, geli...."

"Mau tiyum...." rengeknya lagi.

Tanpa ba-bi-bu, Adnan membalikan tubuh Azkiya dan hendak mendekatkan bibirnya ke wajah istrinya itu.

Namun tiba-tiba.....

BYURRRR!!!!!!!

Seember air berhasil menimpa dirinya beserta kasurnya, seketika mata Adnan terbuka dan melihat ke depanya, betapa terkejutnya saat bibirnya sangat dekat dengan wajah Azhar, bahkan tangannya tengah melilit di pinggan Azhar.

"Allahu Akbar!!" pekiknya terkejut, lalu bangkit dari kasur.

Saat ia mendongak betapa terkejutnya saat ia melihat sang Umi dan Abi berdiri menatapnya dengan tatapan yang tidak dapat di artikan.

Sejenak, pandangannya teralihkan pada Azhar yang masih terbaring di atas kasur dengan tatapan datar ke arahnya.

"Kalian kenapa?" tanya Adnan cengo.

Eh Gus Adnan! [ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang