Chapter Dua puluh Delapan

66K 8.3K 1.1K
                                        

Assalamualaikum semuanya✨
Maaf ya baru update, maklum aku kan masih pelajar, dan kemarin-kemarin aku PTS💔
Kalau lupa alur, bisa baca part sebelumnya ya...
Semoga kalian suka sama part kali ini🥸

Warning ⚠️⚠️

1. Jangan baca cerita ini di waktu shalat. Jika cerita ini membuat kalian lalai dalam beribadah, maka tinggalkan dan hapus cerita ini dari perpustakaan kalian, aku tidak ingin cerita ini menjadi pemutus ibadah kalian kepada Allah.

2. Kalau cerita ini ada kesalahan dalam penyampaian ilmu agamanya, mohon ingatkan aku dengan bahasa yang sopan ya...

3. Share cerita ini ke temen-temen kalian, biar banyak yang baca cerita ini

4. Jangan lupa vote dan komen nya yaa....

5. Spam next di akhir nanti...

Okhe, sekian dari aku, Bismillahirrahmanirrahim mari kita meluncur ke part selanjutnya!!!

Okhe, sekian dari aku, Bismillahirrahmanirrahim mari kita meluncur ke part selanjutnya!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang, rasa sakit itu yang membuat orang berubau secara tiba-tiba."

-Mitha Sofiyatuz Zahra Lailatul Qadirah Munirah Jasmine Aliya-

Setelah melaksanakan acara akad dan resepsi untuk Azkiya, Adnan, Azhar dan Mitha, kini Ummi Rahmah, Kyai Abdurrahman dan Orang tuanya Mitha tengah berbincang-bincang di ruang depan.

Sedangkan Azkiya, dan Adnan tengah berada di rumah mereka, yang sudah di sediakan Kyai Abdurrahman. Begitu juga Azharr dan Mitha.

Azkiya duduk di balkon, sambil menunduk, matanya berkaca-kaca, ia khawatir, semalam kata Ummi Rahmah Ayah dan Bundanya akan datang nanti saat hari H nya, tapi apa, ternyata tadi beberapa saat yang lalu, Ummi Rahmah bilang kalau Ayah dan Bundanya masih belum bisa ke sini, karena ada kendala.

Adnan yang tadinya tengah memakai serum di wajahnya supaya ganteng, melihat istrinya diam seperti itu peka. "Kayanya Azkiya lagi sedih, deh..." Batinnya, lalu berjalan menghampiri sang istri, kemudian memeluknya dari belakang.

"Kamu kenapa Ayang?"

"Gak kenapa-kenapa, kok, mas..." sahutnya sambil berusaha melepaskan tangan Adnan yang melingkar di pinggangnya.

"Biarin aja mas peluk, mas tahu kamu lagi butuh pelukan, ayok berbalik, biar pas peluk," ucap Adnan dengan lembut.

"Biarin aja mas peluk, mas tahu kamu lagi butuh pelukan, ayok berbalik, biar pas peluk," ucap Adnan dengan lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eh Gus Adnan! [ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang