Chapter Dua puluh Empat

75.8K 9.3K 1.8K
                                        

Aku minta maaf banget, karena baru aja bisa update, karena a-aku sibuk nulis naskah Adnan versi Novel.

Neror aku boleh buat up, tapi jangan oot dengan konten yang aku buat🙏 kalau aku post Vidio di tiktok itu berarti aku lagi promo, jangan di komen " Harapan palsu, harapan palsu." Please! Don't get off topic from my content!

Sudah, cukup cuap-cuap dari aku, sekarang mari kita meluncur ke part selanjutnya, kalau kalian lupa alur, kalian bisaaa baca dari part sebelumnya.

Sudah, cukup cuap-cuap dari aku, sekarang mari kita meluncur ke part selanjutnya, kalau kalian lupa alur, kalian bisaaa baca dari part sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw, jangan lupa follow akun di atas. Di akun aku bakal banyak spoiler bertebaran. Kalau mau di Folback Sama Ig aku DM aja, aku bakal balas kok, kalau lagi stay di ig

___________________

"Wajah kamu, hidung kamu, intinya semua yang ada di kamu itu punya mas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wajah kamu, hidung kamu, intinya semua yang ada di kamu itu punya mas. Gak ada laki-laki yg boleh melihatnya, kecuali Mas."

-Adnan Al-Fahrezi

***

Melihat keberadaan sang Umi yang secara tiba-tiba, membuat Azhar seketika menjadi gelagapan. "U-umi, dari kapan di situ?" tanyanya memastikan. Memastikan bahwa Umi tidak benar-benar mendengarkan ucapannya kepada Mitha beberapa saat yang lalu.

Umi Rahmah hanya diam, tak merespon, ia hanya menatap putranya dengan tatapan datar.

Merasa tak di respon, Azhar kembali memanggil Umi Rahmah. "Umi...."

Umi Rahmah menaikan satu alisnya ke atas. "Kenapa? Mau minta restu untuk menikah dengan Mitha?" tanya Umi to the points.

Seketika bola mata Azhar membulat sempurna, ternyata Umminya itu benar-benar mendengar ucapannya. "U-umi ngomong apa sih... Hm...btw, Ummi lapar? Mau Azhar bikinin mie aci cirambay gak?" tawarnya mencoba mengalihkan pembicaraaan.

Eh Gus Adnan! [ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang