STIGMA-1

302K 23.3K 7.8K
                                    

Cerita ini baru update perdana hari ini!

Yuk absen yang baca asalnya dari mana aja?

Jalur tt siapa aja nih?

Happy reading, semoga suka!

Info :
Cerita STIGMA sedang melangsungkan pre order hingga tanggal 8 Agustus 2022. Untuk info pemesanan, bisa dilihat di instagram @rainbookpublishing yaa

•••

Aralya Rylie Millano, mempunyai tatapan yang tulus, senyum tipis yang selalu menghiasi wajahnya setiap hari, yang juga menjadi kebohongannya selama ini, senyuman itu hanya menutupi kesedihannya, dan rambut hitam legam lurus sebahu adalah ciri khasnya. Ketika semua orang mempunyai suatu hal yang dapat membuatnya bahagia hanya dengan membayangkan saja, begitu juga dengan Alya. Rafajar Zeroun Agler, lelaki dengan wajah menawan, dan memiliki rahang tegas dengan pahatan yang sempurna. Hanya dengan sekedar mengingat namanya, melihat wajahnya, dan mengangguminya dari kejauhan saja sudah membuatnya bahagia.

Alya menyukai lelaki itu, dan tidak ada seorang pun yang tahu, termasuk lelaki itu. Alya merasa tidak bisa terus menerus menyembunyikan perasaanya. Maka dari itu ia mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk mengungkapkan perasaanya yang tulus untuk lelaki itu. Alya berharap, lelaki itu bisa menjadi alasan terakhir yang dapat membuatnya bertahan dalam hidup yang tidak adil ini.

Kini sebatang coklat berada dalam genggamannya, setelah Fajar menyelesaikan pertandingannya, Alya segera menyusul Fajar dan mengikutinya memasuki ruang kelas yang kebetulan sedang dalam keadaan kosong. Sadar telah diikuti, Fajar lantas membalikan tubuhnya dan menatap dingin Alya yang kini sudah menghentikan langkahnya tidak jauh dari dirinya.

"Mau apa lo ngikutin gue? Lo pikir gue nggak bakal risih sama kehadiran lo yang selalu ngikutin kemanapun gue pergi?" tanya Fajar dengan sarkas. Ia diam - diam menyadari bahwa seminggu belakangan ini gadis itu selalu mengamatinya bahkan mengikutinya ke kantin hanya untuk melihatnya.

Alya mengulurkan tangannya, memberikan Fajar sebatang cokelat,"Ini hadiah, dan aku cuma mau bilang kalau aku suka sama kamu, Fajar." ujarnya tulus.

Mendengar itu, Fajar sontak tertawa, hingga suaranya memenuhi ruangan. Dengan tega, lelaki itu mendorongnya hingga terjatuh di lantai. Senyum di bibir Alya seketika luntur ketika melihat reaksi Fajar yang tidak sesuai dengan harapannya.

"Apa lo bilang? Lo suka sama gue?" tanya Fajar dengan sisa tawanya."Kata siapa lo boleh suka sama gue, bangsat? Bukannya seharusnya sekarang lo sadar, kalau lo nggak punya harga diri?"

Derap langkah kaki ramai terdengar dari arah pintu. Memperlihatkan sederet siswi diantaranya adalah Jelita, Norra dan Anindya yang seketika membuat Alya menunjukan raut wajah ketakutan. Selama ini mentalnya terganggu karena perlakuan mereka yang selalu mencundanginya hingga batinnya cukup terluka.

Jelita memimpin langkah, dengan membuka kedua pintu dengan lebar. Ia merasa tertarik dengan keberadaan Alya.

"Apa yang terjadi disini? Apa gue melewatkannya?" tanya Jelita kepada Fajar. Ia mulai memutari Alya dan menatapnya dengan rendah.

"SEMUANYA, LIAT. NIH CEWEK DENGAN NGGAK TAU MALUNYA NYATAIN CINTA KE GUE!" Fajar berteriak hingga sebagian siswa - siswi mendekat, bahkan merekamnya. Alya hanya bisa menunduk sambil menautkan jari jemarinya. Semua orang menertawainya, dan cukup membuat Alya malu.

Fajar berjongkok dihadapan Alya, ia mulai menyisir rambutnya dengan jari jemarinya untuk memperlihatkan pesonannya pada Alya. Alya menatap Fajar dengan perasaaan cemas yang berlebihan.

STIGMA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang