STIGMA-34

46.1K 7.6K 3.3K
                                    

Update lagi untuk nepatin janji nih.

Udah siap untuk aku sakitin lagi? Part 34 sama 35 menguras emosi dan bikin sesek, bikin ulu ati nyeri, bikin mata panas pengen nangis⚠️⚠️

•••

Langkah kaki Alya terhenti karena ia dikepung oleh Jelita dan beberapa siswa - siswi lainnya ketika menginjakan kakinya di lingkungan sekolah. Alya mengeratkan pegangannya pada kedua tali tas ranselnya dengan mengigit bibir bawahnya, menahan cemas. Karena perasaanya mulai terasa tidak nyaman ketika berhadapan dengan mereka semua. Alya berusaha mencari celah untuk membebaskan diri, namun Jelita dengan cepat berdiri tepat dihadapannya hingga Alya harus mengurungkan niatnya untuk melarikan diri dari sana.

"Kenapa lo masih datang kesekolah? Atau jangan - jangan lo nggak tau kalau lo udah dikeluarin dari sekolah?" tanya Jelita memutari tubuh Alya dengan bersedekap dada membuat Alya mengangkat kepalanya.

"Kamu cuma ngada - ngada kan? Percaya sama kamu itu musyrik, Jelita," tanya Alya memastikan, pasalnya ia tidak bisa mempercayai Jelita lagi. Mendengarnya, Jelita tertawa.

"Lagian siapa yang maksa lo buat percaya? Gue cuma mau bilang selamat, karena akhirnya lo udah dikeluarin dari sekolah karena rekaman video lo udah sampai ditangan kepala sekolah. Gue heran aja kenapa lo masih nggak punya malu untuk datang kesekolah, disaat nama lo udah dicap buruk sama semua orang," ujar Jelita dengan mengembang lebar kemudian menepuk punggung Alya perihatin.

"Lo bisa datengin ruang kepala sekolah, kayaknya kepala sekolah mau kasih lo surat beasiswa deh,"Jelita melanjutkan dengan senyum yang terkesan menyebalkan seakan meledek Alya.

Setelahnya Alya segera pergi mendatangi ruang kepala sekolah untuk memastikan semuanya sendiri. Kepala sekolah menatapnya rendah ketika berhadapan dengannya, tanpa berbasa - basi, beliau langsung menyerahkan sebuah amplop yang berisikan sebuah surat di dalamnya. Alya dapat menebak apa isi dari surat tersebut.

"Bereskan semua barang - barangmu di loker, hari ini kamu resmi dikeluarkan dari sekolah," kata kepala sekolah.

"K-kenapa saya harus dikeluarkan, pak?" tanya Alya sedikit tidak terima."Kesalahan apa yang sudah saya lakukan? Saya mau lulus, saya nggak mau putus sekolah, pak. Saya mohon jangan keluarkan saya dari sini setidaknya sampai saya lulus."

"Kamu masih tidak sadar dengan apa yang terjadi belakangan ini? Skandalmu hanya merusak nama baik sekolah, SMA Dawana sudah tidak bisa mempertahankan peserta didik yang hanya selalu bermasalah dan membawa pengaruh buruk sepertimu. Sekolah sudah banyak menanggung malu karena kamu! Dan masalah tentang video rekaman itu adalah yang terakhir kalinya."

"Saya adalah korban pemerkosaan, dan bukan seperti yang Bapak pikirkan saat ini. Saya tidak serendah yang semua orang bayangkan." Alya mencoba untuk meyakini beliau agar mempercayainya

"Saya tidak butuh mendengarkan penjelasan apapun, biarlah itu menjadi urusanmu sendiri.

Alya menunduk, air mata yang tertampung dipeluk matanya itu luruh, dengan isakan yang keluar dari mulutnya, namun sekuat tenaga ia tahan. Ia diusir dari ruangan itu, Alya dengan cepat pergi dari ruangan itu. Tepat setelah ia menutup pintu, tubuhnya merosot dilantai. Ia menangis tanpa suara, ia berjongkok dengan memeluk kedua kakinya dan menenggelamkan kepalanya dilipatan kedua tangannya. Masalah silih berganti menghampirinya, masa depannya akan semakin hancur jika ia harus dikeluarkan dari sekolah. Ia tidak membayangkan seperti apa hidupnya nanti.

•••

"Alya dikeluarin dari sekolah," ujar Kazan membuat Fajar tersentak. Ia berharap tidak salah dengar barusan.

STIGMA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang