STIGMA-13

59.2K 8.8K 2K
                                    

Aku update, nggak ingkar janji kan aku💃

Kangen nggak?

Makasi yang udah menuhin target di part sebelumnya!

Penuhin setiap paragraf dengan komentar kalian ya, janji?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penuhin setiap paragraf dengan komentar kalian ya, janji?

•••

Selama semalaman Alya ditinggalkan di rumah sakit jiwa. Selama semalaman pula ia tidak bisa tertidur. Ia hanya duduk seorang diri di pojok ruangan dengan memeluk erat kedua kakinya hingga pagi. Ia tidak bisa terbiasa dengan suasananya, ia benar - benar merasa sendirian. Ia telah menjadi salah satu pasien rumah sakit jiwa walaupun ia sendiri telah mengelak bahwa dirinya tidak gila, namun tidak seorang pun yang mau mempercayainya.

Alya ingin melarikan diri dari sini, tetapi ia selalu diawasi setiap saat. Ia sudah pasrah untuk mengikuti semua kemauan Wiguna, termasuk menerima keputusannya untuk mengirimnya ke rumah sakit jiwa. Alya memutuskan berkeliling dengan menggunakan pakaian rumah sakit. Ia mengunjungi taman, dimana terdapat pasien lainnya dengan gangguan demensia, skizofrenia dan gangguan lainnya yang bahkan lebih parah.

Terlihat sekelompok perempuan berjumlah tujuh orang berada di taman dan bermain. Alya yang merasa tertarik itu lantas mendekat, membuat perhatian mereka semua tertuju padanya. Tatapan mereka semua terkesan mengerikan, membuat Alya seketika merinding. Secara tiba - tiba, seseorang menutupnya dengan kain putih dari arah belakang, dan menyeretkan ke suatu tempat. Alya memberontak, hal itu mengingatkannya dengan kejadian ketika ia diperkosa. Nafasnya memburu, ia trauma, bayangan itu memenuhi otaknya.

Alya mematung ketika beberapa perempuan muda hingga tua itu bertingkah layaknya seperti anak kecil, dan mendandaninya. Mereka tertawa bahagia ketika mendandani Alya, mulai dari mengikat rambutnya hingga meriasi wajahnya, ia tengah dijadikan boneka oleh mereka. Sementara Alya sudah gemetar ketakutan, ia tidak berani bergerak. Otaknya berusaha berpikir keras untuk melarikan diri.

Alya tertawa sekencang mungkin, ia bersikap layaknya orang gila sungguhan membuat mereka semua ketakutan. Sindrom peter pan membuat mereka bersikap tidak sesuai dengan umurnya. Alya memanfaatkan celah sekecil apapun untuk melarikan diri dari sana. Ia berlari kencang, dan sesekali terjatuh karena tidak bisa menjaga langkahnya, hingga lututnya berdarah. Ia sesekali menoleh kebelakang untuk memastikan keadaan.

Alya menghela nafas lega ketika kedua matanya menangkap keberadaan Amara yang berdiri beberapa meter darinya. Alya menaruh sedikit harapan kepadanya saat ini. Dengan cepat ia berlari menghampiri Amara dan memohon dibawah kakinya.

"Mama.." untuk yang pertam kalinya Alya memanggil Amara dengan sebutan 'mama'.

"Mama Amara kesini buat jemput Alya 'kan?" tanya Alya dengan sorot mata penuh harapan."Ayo bawa Alya pergi dari sini, Ma. Alya nggak mau disini. Alya mau pulang aja, Alya janji bakalan jadi anak penurut dan nggak akan buat Mama sama Papa marah." Alya berusaha meyankinkan Amara dan membuatnya luluh dengan perasaan terancam.

STIGMA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang