ATENTION!
Buat yang belum vote, jangan lupa votenya. Please jangan sampai nggak pernah vote dan nggak pernah komen juga. Silent readers parah banget, sakit hati🥺
Yang belum vote di part sebelumnya, bisa cek lagi siapa tau kalian lupa ngevote kan👉🏻👈🏻
•••
Setelah mendapatkan pengumuman jika nilai ujian telah keluar, Alya segera melihat nilainya. Senyumnya mengembang lebar, ia membekap mulutnya tidak percaya jika ia mendapatkan nilai yang sempurna sesuai dengan keinginannya yaitu nilai seratus. Kedua orang tuanya sudah pasti akan senang dan bangga kepadanya. Seisi kelas dibuat terkejut dengan pencapaian Alya. Berkat kerja kerasnya, Alya berhasil membuktikan jika dirinya mampu, walaupun semua orang meremehkannya. Alya telah memecahkan rekor nilai sempurna untuk mata pelajaran matematika wajib dalam sejarah angkatan kelas sebelas IPS.
Jelita meremas hasil ujiannya, ia mendapatkan nilai nyaris sempurna yaitu sembilan puluh lima, namun ia belum merasa puas dengan pencapaiannya itu. Ia marah dan kecewa dengan dirinya sendiri, ditambah lagi ia mengetahui jika yang berhasil mengalahkannya tidak lain adalah Alya.
Jelita berteriak frustasi hingga suaranya memenuhi toilet, dan melempar kertas hasil ujiannya ke sembarang tempat. Apa yang dilakukannya itu mengundang perhatian beberapa siswi yang mengunjungi toilet.
"Jel, kenapa sih lo? Teriak - teriak nggak jelas, nanti orang - orang pada nyangkanya lo gila, anjir," ujar Norra yang baru saja keluar dari bilik toilet.
"Diem lo, gue lagi kesel!" maki Jelita."Nilai gue nggak sempurna, nilai gue jelek banget, masa gue dapet nilai 95 sih? Sedangkan gue maunya kan 100! Nggak, kayaknya ada yang salah sama nilai gue, gue biasanya dapet nilai 100, nggak pernah kurang dari itu!"
"What, jelek kata lo? Kalau kata lo nilai 95 itu jelek, gue yang dapet 50 apa kabar?" tanya Anindya geleng - geleng kepala.
"Nilai gue lebih rendah dari Alya si cewe murahan itu, yakali gue terima dia ngalahin gue!" Jelita tidak berhenti mengumpat hingga segala jenis sumpah serapah keluar dari mulutnya. "Gue percaya dia pasti main curang, cewe rangking terbelakang kayak dia ngalahin gue? Cih nggak mungkin!"
Jelita bergegas mendatangi Alya bersama kedua sahabatnya, yaitu Norra dan Anindya. Secara tiba - tiba Jelita menyentak tubuh Alya begitu saja ketika mereka tidak sengaja berpapasan, Alya memperlihatkan senyum lebarnya kepada Jelita, membuat Jelita semakin menggeram kesal.
"Lo pasti udah main curang 'kan? Makanya lo bisa dapet nilai sempurna? Nggak mungkin orang kayak lo bisa ngalahin gue. Lo pasti udah siapin contekan 'kan?! Ngaku lo!" murka Jelita dengan menggebu - gebu.
"Kenapa Jelita, kamu udah ngerasa kalau kemampuan kamu sudah terbelakangi sama aku?" tanya Alya dengan puas."Mana, bukannya kamu punya sepuluh guru private yang selalu ngajarin kamu setiap harinya, tapi apa buktinya? Kamu nggak ada apa - apanya."
"Shut up! Lo barusan ngeremehin gue, hah?!"
"Gimana rasanya diremehin? Marah? Kesel? Itu juga yang selalu aku rasain setiap orang - orang remehin aku!" jawab Alya maju selangkah hingga Jelita merasa tersudut olehnya."Tapi sekarang aku udah berhasil buktiin kalau aku bisa, semua itu murni dari kerja keras aku, kamu nggak pernah tau seberapa banyak hal yang aku pertaruhin! Bahkan aku nggak pernah tidur!"
Norra dan Anindya maju untuk menjambak rambut Alya sesuai perintah yang diberikan oleh Jelita. Alya kini sudah meringis kesakitan dan berusaha melepaskan diri.
Melihat adanya keributan, Fajar bersama pasukan inti Genorazors pun mendekat, namun Fajar sama sekali tidak berniat menengahi, hingga Kafi pun datang dan berusaha untuk menghentikan keduanya. Sebelum pasukan inti Genorazors bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA (SELESAI)
Teen Fiction[SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA] [GENORAZORS SERIES 2] Aralya Rylie Millano, hidupnya tidak seindah senyumannya yang selalu ia perlihatkan pada dunia. Ia terlahir karena hubungan satu malam. Selain keluarga besarnya, ayahnya, semua orang juga...